21 Hari Doa & Puasa "Align in Promise"Sample

TETAP AKTIF DI MASA PENANTIAN
Jawaban Tuhan atas doa kita bisa berupa “ya,” “tidak,” atau “tunggu.”
“Ya” — bila sesuai dengan kehendak-Nya.
“Tidak” — bila itu bertentangan dengan kehendak-Nya, dapat melukai diri sendiri atau orang lain, atau mengganggu hubungan kita dengan-Nya.
“Tunggu” — bila waktunya belum genap. Tuhan bekerja tepat waktu, dan waktu-Nya selalu sempurna.
Tuhan tidak pernah terlambat. Justru dalam masa penantian itulah Ia sedang memangkas, membentuk, dan memperlengkapi kita agar mampu menanggung jawaban doa yang akan datang. Pemazmur mengingatkan kita untuk tetap kuat dan teguh hati, sebab masa penantian sering kali menjadi waktu di mana banyak orang mulai kehilangan kepercayaan pada janji Tuhan.
Nabi Yesaya juga berkata bahwa mereka yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru, terbang tinggi seperti rajawali, berlari tanpa lelah, berjalan tanpa lesu. Kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap “menunggu” — bukan sebagai masa stagnan, tetapi sebagai proses pertumbuhan. Masa penantian bukanlah waktu kosong, melainkan ruang latihan iman.
Seperti Abraham yang tetap taat, membangun mezbah, dan berjalan bersama Tuhan meski janji belum digenapi, demikian juga kita dipanggil untuk tetap aktif dalam iman. Masa penantian adalah kesempatan untuk memperdalam doa, memperkuat iman, melatih kesetiaan, dan mempersiapkan diri menerima janji Tuhan dengan kapasitas yang lebih besar.
Waktu menunggu bukanlah waktu yang terbuang sia-sia; itu adalah tempat latihan iman.
PERTANYAAN REFLEKTIF
● Mengapa masa penantian sering terasa berat dan membosankan?
● Hal praktis apa yang bisa saya lakukan untuk tetap aktif selama menunggu?
● Bagaimana saya dapat memanfaatkan masa penantian ini sebagai waktu persiapan rohani?
POKOK DOA
● Bersyukur untuk setiap proses yang Tuhan pakai untuk membentuk karakter dalam masa penantian.
● Berdoa agar Tuhan memberi kekuatan untuk tetap teguh dan setia di tengah menunggu.
● Memohon agar hati kita dipenuhi iman, hikmat, dan ketaatan, bahkan sebelum janji Tuhan digenapi.
Scripture
About this Plan

Melalui 21 Hari Doa & Puasa ini, mari kita menjadikan waktu-waktu ini sebagai “momen sakral” — saat-saat kudus untuk menenangkan hati, menyelaraskan arah rohani, dan menuntun kita untuk hidup dengan janji Tuhan sebagai tujuan akhir.
More
Related Plans

The Key of Gratitude: Accessing God's Presence

Decide to Be Bold: A 10-Day Brave Coaches Journey

10-Day Marriage Series

Standing Strong in the Anointing: Lessons From the Life of Samson

7 Ways to Grow Your Marriage: Wife Edition

A Spirit-Filled Life

NT One Year Video - Q1

A Word From the Word - Knowing God, Part 2

From PlayGrounds to Psychwards
