21 Hari Doa & Puasa "Align in Promise"Sample

KESABARAN MENANTI JANJI TUHAN
Setiap dari kita ingin mengikuti rencana Tuhan, namun sering kali hati kita bergumul antara suara Tuhan dan keinginan sendiri. Musim penantian bisa membuat kita tidak sabar, ragu, bahkan bertanya-tanya—apakah kita benar-benar mendengar suara Tuhan, atau hanya suara hati kita sendiri?
Kisah Sara menjadi pengingat bahwa terburu-buru mendahului waktu Tuhan sering membawa konsekuensi yang tidak perlu. Dalam ketidaksabarannya, Sara memberikan Hagar kepada Abraham untuk “membantu” rencana Allah digenapi. Namun keputusan itu justru melahirkan konflik dan kesedihan. Meski begitu, Allah tetap setia pada janji-Nya dan menuntun mereka kembali ke jalan yang benar.
Dari kisah ini, kita belajar tiga hal penting:
1. Tindakan di luar waktu Tuhan membawa akibat yang kita sesali
Ketika kita memaksa sesuatu terjadi dengan kekuatan sendiri, sering kali justru melahirkan masalah baru. Kesabaran bukan berarti pasif, tetapi percaya bahwa waktu Tuhan selalu tepat.
2.Tuhan penuh belas kasihan dan tetap menuntun kita kembali
Sekalipun Sara gagal, Tuhan tidak meninggalkan janji-Nya. Ia tetap berbicara, seperti dalam Yesaya 30:21 — suara-Nya terus terdengar di belakang kita, memanggil kita kembali ke jalan-Nya.
3. Musim penantian melatih kepekaan kita terhadap suara Tuhan
Dalam masa menunggu, Tuhan sedang membentuk telinga rohani kita agar lebih peka mendengar dan membedakan kehendak-Nya dari keinginan kita sendiri.
Musim menunggu bukanlah waktu yang sia-sia. Itu adalah masa pembentukan. Saat kita belajar berdiam, berdoa, menulis refleksi, dan mencari hikmat dari Firman Tuhan, sesungguhnya kita sedang bertumbuh dalam kedewasaan rohani. Tuhan tidak hanya menyiapkan jawaban bagi doa kita, tapi juga menyiapkan hati kita untuk menerima jawaban itu.
Allah tidak hanya memimpin kita untuk mencapai tujuan, tetapi juga untuk mengenal-Nya lebih dalam di setiap langkah.
PERTANYAAN REFLEKTIF
● Apa akibat yang mungkin timbul jika saya mengambil keputusan sebelum mendengar suara Tuhan?
● Bagaimana saya bisa melatih hati untuk lebih peka mendengarkan suara Tuhan?
● Dalam pengalaman saya, bagaimana Tuhan pernah menuntun saya kembali di masa penantian?
POKOK DOA
● Bersyukur karena Tuhan adalah Gembala yang setia berbicara dan menuntun langkah kita.
● Berdoa agar telinga rohani kita peka mendengar suara Tuhan dan tidak tergesa mengambil keputusan.
● Memohon kasih karunia agar setiap musim penantian menjadi waktu kedekatan dan pembentukan bersama Tuhan.
Scripture
About this Plan

Melalui 21 Hari Doa & Puasa ini, mari kita menjadikan waktu-waktu ini sebagai “momen sakral” — saat-saat kudus untuk menenangkan hati, menyelaraskan arah rohani, dan menuntun kita untuk hidup dengan janji Tuhan sebagai tujuan akhir.
More
Related Plans

The Key of Gratitude: Accessing God's Presence

Decide to Be Bold: A 10-Day Brave Coaches Journey

10-Day Marriage Series

Standing Strong in the Anointing: Lessons From the Life of Samson

7 Ways to Grow Your Marriage: Wife Edition

A Spirit-Filled Life

NT One Year Video - Q1

A Word From the Word - Knowing God, Part 2

From PlayGrounds to Psychwards
