21 Hari Doa & Puasa "Align in Promise"Sample

BERPEGANG PADA TUHAN-SANG PEMBERI MIMPI
Tuhan tidak hanya memberikan mimpi kepada Yusuf, tetapi juga karunia untuk menafsirkan mimpi. Namun, butuh tiga belas tahun bagi Yusuf untuk melihat mimpinya menjadi kenyataan. Ia ditolak dan dibuang oleh saudara-saudaranya, difitnah, dipenjara, bahkan dilupakan oleh juru minuman. Alkitab tidak mencatat apakah Yusuf pernah berpikir untuk menyerah, tetapi satu hal jelas: Yusuf tetap berpegang pada imannya kepada Tuhan—Sang Pemberi Mimpi.
Seringkali dalam hidup, segalanya tidak berjalan sesuai rencana, dan mimpi tampak gagal. Situasi seperti ini bisa membuat kita ragu apakah mimpi itu benar-benar dari Tuhan atau hanya keinginan pribadi, bahkan membuat kita mempertanyakan apakah Tuhan peduli. Namun yang terpenting adalah menanyakan pada diri sendiri: “Maukah aku tetap percaya kepada Tuhan?”
Yusuf memilih taat, bahkan di dalam penjara. Kesulitan bukan tanda Tuhan meninggalkan kita. Tuhan berjanji selalu menyertai kita (Matius 28:20) dan bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya (Roma 8:28).
Tuhan memberi mimpi bukan semata untuk sukses atau bahagia, tetapi agar kita semakin mengenal pribadi-Nya. Mimpi dari Tuhan selalu bertujuan untuk memberkati orang lain dan menggenapi rencana-Nya. Mimpi itu mengajak kita hidup dalam ketaatan, iman, dan kerendahan hati, berjalan bersama-Nya setiap hari, tetap percaya meski segalanya tampak hancur.
Tidak semua orang memiliki karunia mimpi seperti Yusuf, dan itu tidak salah untuk bermimpi. Di manapun posisi kita saat ini, fokuslah tetap kepada Tuhan dan terus melangkah sambil memegang kebenaran Firman-Nya.
Berikanlah ruang kepada Tuhan untuk menyembuhkan hati yang terluka, dan Dia akan memulihkan keberanianmu untuk bermimpi lagi.
PERTANYAAN REFLEKTIF
● Pengalaman apa yang membuat saya takut untuk bermimpi lagi?
● Bagaimana cara saya memberi ruang bagi Tuhan untuk menyembuhkan hati yang terluka, agar bisa bermimpi kembali?
● Apa tanda bahwa sebuah mimpi benar-benar lahir dari Allah dan bukan sekadar keinginan pribadi?
POKOK DOA
● Doakan mereka yang patah hati atau trauma agar dipulihkan dan berani bermimpi lagi.
● Doakan agar api mimpi ilahi kembali menyala dalam hati generasi ini.
● Doakan agar Tuhan membimbing langkah setiap orang percaya dalam menanggapi mimpi dan panggilan-Nya dengan iman dan ketaatan.
Scripture
About this Plan

Melalui 21 Hari Doa & Puasa ini, mari kita menjadikan waktu-waktu ini sebagai “momen sakral” — saat-saat kudus untuk menenangkan hati, menyelaraskan arah rohani, dan menuntun kita untuk hidup dengan janji Tuhan sebagai tujuan akhir.
More
Related Plans

The Key of Gratitude: Accessing God's Presence

Decide to Be Bold: A 10-Day Brave Coaches Journey

10-Day Marriage Series

Standing Strong in the Anointing: Lessons From the Life of Samson

7 Ways to Grow Your Marriage: Wife Edition

A Spirit-Filled Life

NT One Year Video - Q1

A Word From the Word - Knowing God, Part 2

From PlayGrounds to Psychwards
