Jati Diri Palsu: Tyler Staton bersama LUMOSampel

Jati Diri Palsu dan Meleset dari Sasaran
C.S. Lewis berkata: “Tidak masalah seberapa kecil dosa-dosa itu, selama efek kumulatifnya membuat seseorang menjauh dari terang dan keluar menuju kehampaan.”
Kata Yunani untuk dosa, “hamartia,” berarti meleset dari sasaran, seperti seorang pemanah yang meleset dari target. Dosa kita biasanya bukan hasil dari pemberontakan yang disengaja terhadap Tuhan, melainkan usaha yang gagal untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri. Dosa-dosa umat manusia membuat Tuhan hampir ingin menghancurkan seluruh umat manusia pada zaman Nuh.
Kita ingin diterima, sehingga kita mengejar hubungan yang tidak murni, bukannya berlari ke pelukan Tuhan Yesus. Kita ingin dihormati, sehingga kita merendahkan orang lain, bukannya berdiam dalam kehormatan yang kita terima sebagai anak-anak Tuhan.
Jati diri palsu adalah hasil dari “hamartia” kita sendiri, dan momen-momen kita yang meleset dari sasaran. Inilah definisi dosa: segala sesuatu yang kita katakan, lakukan, atau pikirkan yang bertentangan dengan hati dan kehendak Tuhan.
Karena dosa, kita telah menjadi seperti bunglon yang beradaptasi dengan lingkungan kita, saat kita menjadi budak dari keinginan-keinginan. Kita menukar kebebasan kekal kita dengan kepuasan sementara.
Mazmur 103 berkata, “Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan.” Adam dan Hawa berhenti percaya akan hal ini dan karena itu mereka berdosa. Kita pun berhenti percaya akan hal ini, dan karena itu kita berdosa juga. Seperti Adam dan Hawa, dosa kita memisahkan kita dari Tuhan dan hadirat-Nya.
Datanglah Tuhan Yesus, Dia yang tidak pernah meleset dari sasaran. Meskipun Dia dicobai dalam segala hal, Tuhan Yesus tidak pernah goyah. Kasih Tuhan mengalir ke seluruh dunia melalui pengorbanan hidup Anak-Nya yang mengubahkan hidup.
Namun, kembali lagi kepada kita apakah mau menanggalkan topeng kita dan menerima kasih-Nya. Dan melalui bimbingan Roh Kudus, kita bisa “…berubahlah oleh pembaharuan budimu.”
Medan pertempuran rohani sesungguhnya adalah pikiran. Dan untuk memenangkan perang kita dengan musuh, kita harus membiarkan Tuhan memperbarui pikiran dan hati kita. Dengan melakukannya, kita bisa mengatur ulang fokus kita pada tujuan kita diciptakan: mengenal, mengasihi, dan melayani Tuhan.
Perenungan:
Dalam hal apa saja Anda telah meleset dari sasaran? Kebutuhan apa yang sedang Anda coba penuhi sendiri, dan bukannya mencari kepenuhan di dalam Tuhan? Pikiran atau kebiasaan apa yang perlu diubah agar Anda bisa kembali tepat sasaran sesuai dengan kehendak-Nya?
Doa:
Tuhan, aku sedang berjuang dalam pertarungan hidupku. Aku sungguh membutuhkan pertolongan-Mu. Bukalah mataku untuk melihat kebohongan-kebohongan yang selama ini kupercayai, dan tuntunlah aku masuk ke dalam terang kasih-Mu. Amin.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Apakah ketakutan dan keraguanmu telah membentuk suatu identitas yang terasa asing bagimu? Sejauh mana perbedaan antara dirimu yang sejati dengan gambar diri yang kamu tampilkan di hadapan orang lain? Bersama LUMO dan OneHope, serta diangkat dari khotbah Pendeta Tyler Staton, rencana bacaan 7 hari ini akan menuntunmu menyelami kebenaran mengejutkan di balik “jati diri palsu” yang seringkali tidak kita sadari.
More
Kami mengucapkan terima kasih kepada OneHope yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: www.lumoproject.com
Rencana Terkait

Datanglah, Roh Kudus: Sebuah Perjalanan Melalui Kisah Para Rasul Bersama Lumo

Renungan Masa Raya Natal: Pelita Di Tengah Gulita

Anugerah bagi Semua | 5 Renungan Natal tentang Yesus

5 Hari Ketika Tuhan Berdiam Diri

Dipilih Untuk Jadi Mukjizat.

21 Hari Doa & Puasa "Align in Promise"

Melihat Campur Tangan Tuhan

Lepas Dari Hukuman
