Pentingnya YesusSampel

The Essential Jesus

HARI KE 46 DARI 100

Perumpamaan-perumpamaan Yesus

SAYA BIASANYA MENYAMPAIKAN KHOTBAH ANAK-ANAK DI GEREJA KAMI di Philadelphia. Di tengah-tengah ibadah, semua anak dalam jemaat diundang untuk duduk di baris depan. Tugas saya adalah menyampaikan khotbah sepanjang tiga sampai lima menit yang menangkap inti dari apa yang pastor kami akan sampaikan kepada orang-orang dewasa.

Pada awalnya beberapa kali tidak berjalan lancar. Anak-anak bergoyang-goyang dan tertawa-tawa dan tidak mendengarkan apapun yang saya ucapkan. Itu karena saya membosankan; saya hanya memberitahu kepada mereka apa yang mereka harus lakukan. "Jadilah baik. Selalu taati orang tuamu. Bla, bla, bla."

Lalu pada satu hari Minggu, saya menyampaikan kepada anak-anak sebuah kisah ketika suatu saat saya pernah berbuat salah sebagai anak kecil dan saya belajar dari itu. Mereka menyukainya dan memberikan perhatian penuh. Jadi kali berikutnya saya menyampaikan khotbah anak-anak, saya menceritakan hal lain dengan hasil yang serupa. Tidak lama, itulah yang saya kerjakan, bercerita tentang "Whitney kecil yang nakal."

Selang beberapa waktu, saya mengetahui hal yang lain: orang dewasa menyukai cerita saya juga. Mereka akan mendatangi saya pada waktu istirahat untuk berbicara tentang apa yang saya ucapkan dan menceritakan kisah mereka. Pernah, seorang penatua gereja memberitahu saya, "Kamu tahu, Whitney, kamu menjadi seorang pendongeng." Saya tidak tahu apa itu pendongeng; yang saya tahu adalah dia menyukai cerita saya.

Seperti yang akan Anda lihat dalam lima bacaan berikutnya, Yesus memakai cerita atau perumpamaan sepanjang waktu di dalam pelayanan-Nya. Faktanya, dari materi yang terekam di dalam empat Injil, Dia lebih banyak menghabiskan waktu bercerita daripada berkhotbah. Kadang-kadang gaya mengajarnya membingungkan para murid-Nya; mereka pernah meminta-Nya untuk menguraikannya, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (Matius 13:10). Dia melakukannya pertama-tama karena cerita berkomunikasi, dan kedua karena Dia sedang berbicara dengan jenis orang yang beragam. Beberapa pendengarnya adalah pengikut yang berbakti, ada musuh bebuyutan, ada yang kebingungan, ada yang terluka jiwanya, dan ada lagi, seperti Anda dan saya, hanya membaca perkataan-Nya berabad-abad kemudian. Tapi kita semua bisa terhubung dengan cerita yang bagus.

Jadi bersiaplah. Anda akan menjelajahi perumpamaan-perumpamaan Yesus, pendongeng terhebat di dunia.

Bermurah hatilah!

DOA: Allah Bapa, hatiku ingin lebih memahami dan mengalami Engkau hari ini. Tolong aku untuk melakukannya saat aku merenungkan Firman-Mu hari ini.

BACA: Lukas 10:25-37

RENUNGKAN: Baru-baru ini, saya menghadiri sebuah diskusi bersama seorang ahli mengenai perubahan iklim global. Meski saya yakin bahwa ini adalah masalah yang serius, saya pergi lebih awal karena banyak hadirin yang tidak tertarik untuk mendengarkan apa yang para ahli katakan. Malahan, mereka ingin mencari perhatian bagi diri mereka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terdengar pintar.

Itulah tantangan yang Yesus hadapi dalam sesi Tanya Jawab dadakan ini. Awalnya, ahli Taurat tidak tertarik dalam hal-hal rohani; tujuannya adalah untuk "mencobai Yesus" (ayat 25). Meski begitu, Yesus memberinya panggung selama lima belas detik; saya membayangkan nada bicara dari ayat 26 menjadi seperti ini: "Baiklah, Tuan Yang-Maha-Tahu, mengapa kamu tidak menunjukkan pada semua orang seberapa baiknya kamu mengenal Kitab Suci." Tapi Yesus tahu di bahwa di balik keinginan orang itu untuk pamer ada sesuatu kebutuhan yang lebih dalam; ia tidak begitu yakin akan relasinya dengan Tuhan (ayat 29).

Mungkin sang ahli mundur kepada dasar teologi yang lebih aman dengan pertanyaan lanjutannya mengenai sesama (ayat 29). Tapi maksud Yesus bukanlah untuk mendebat teologi; tapi menunjukkan seperti apa Tuhan itu. Dalam situasi ini, ia melakukannya dengan menyampaikan cerita bagus yang kita sebut dengan perumpamaan dari orang Samaria yang murah hati (ayat 30-35). Di dalamnya, orang Lewi dan imam, ahli agama pada zaman itu, gagal melakukan apa yang Kitab Suci ajarkan atau yang Tuhan inginkan. Di sisi lain, orang Samaria, ras campuran yang diasingkan pada zaman itu, menaati Kitab Suci dan menyenangkan Tuhan. Intinya adalah jika Anda ingin mengenal Tuhan, Anda harus bermurah hati.

Mengapa? Karena bermurah hati adalah alasan Tuhan mengurus Putra-Nya ke bumi. Seperti orang Samaria yang baik, Yesus pergi mencari kita. Seperti orang Samaria yang baik, Yesus membayar harga untuk memulihkan kita. Dan seperti orang Samaria yang baik, Yesus melakukan pengorbanan yang luar biasa untuk menyelamatkan kita. Terlepas dari pengetahuan teologinya yang mengagumkan, ahli Taurat tidak tahu apa-apa tentang kemurahan Tuhan. Satu-satunya jalan adalah dengan memahami apa yang terjadi di atas salib.

TERAPKAN: Adakah situasi dalam hidup Anda dimana Anda bisa bermurah hati? Seperti apakah itu?

DOA: Bapa surgawi, bermurah hati terdengar baik, tapi sulit untuk dijalankan. Tolong aku untuk bermurah hati dalam suatu situasi tertentu pada minggu ini.

Firman Tuhan, Alkitab

Tentang Rencana ini

The Essential Jesus

Dalam 100 kutipan ayat dari Alkitab yang dipilih dengan saksama, Anda akan menemukan siapa Yesus itu dan mengapa Dia begitu penting - bahkan mengubah hidup. Lewat bacaan-bacaan Perjanjian Lama dan Baru, Anda akan menemukan mengapa Allah mengutus Yesus, apa yang Yesus ajarkan, bagaimana Dia memperlakukan manusia, mengapa Dia melakukan mukjizat, dan makna dari kematian-Nya, pentingnya kebangkitan-Nya, dan apa yang Alkitab katakan tentang kedatangan-Nya yang kedua.

More

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Scripture Union atas kemurahan hati mereka dengan menyediakan struktur bagi rencana bacaan Pentingnya Yesus. Untuk mengetahui lebih banyak tentang Pentingnya Yesus atau Scripture Union, silakan kunjungi: https://www.scriptureunion.org/