Mukjizat-mukjizat Yesus Lainnya

SAYA TIDAK MENYALAHKAN ORANG HARI INI karena bersikap ragu terhadap penyembuhan. Saya pernah menonton sebuah acara televisi dokumenter dari seorang penyembuh agama yang terkenal. Kamera merekam saat orang-orang dari para pemirsa dibantu naik ke atas panggung. Setelah penyembuh agama menumpangkan tangan di atas mereka dan berdoa, orang-orang membuang tongkat penyangga mereka, bangun dari kursi roda atau mengaku sembuh seketika – semuanya bertepuk tangan. Tapi ketika acara dokumenter itu menindaklanjuti beberapa bulan setelahnya, mereka kesulitan mencari orang yang masih "sembuh."

Meski begitu, kebanyakan orang masih percaya bahwa penyembuhan itu memungkinkan. Mengapa? Pertama, karena penderitaan dan penyakit itu begitu mengerikan. Dalam keputusasaan kita, kita menjadi terbuka bagi segala kemungkinan yang tidak ingin kita pertimbangkan ketika segalanya baik-baik saja. Kedua, karena ada banyak dokumen contoh dari penyembuhan yang nyata di dalam sejarah. Tidak hanya itu saja, pekerja kesehatan hari ini secara teratur melaporkan pemulihan-pemulihan yang tidak dapat dijelaskan. Dan hampir setiap orang mengenal seseorang yang pernah mengalami kesembuhan secara ajaib. Kita mungkin tidak memahami atau menyepakati alasannya, tapi kita harus mengakui satu hal: kesembuhan terjadi.

Tantangan kita dalam lima bacaan berikutnya adalah membahas mukjizat-mukjizat penyembuhan Yesus dengan pikiran terbuka. Kita akan membaca bagaimana Yesus membuat orang buta melihat, membuat orang lumpuh berjalan, memulihkan orang yang kerasukan roh jahat, menyembuhkan seorang wanita dengan masalah pendarahan yang tidak dapat disembuhkan dan menghidupkan kembali dua orang mati. Catatan-catatan ini adalah beberapa dari bagian pelayanan Yesus yang paling menarik dan menginspirasi.

Mereka juga memberikan kita pemahaman yang lebih dalam akan pentingnya Yesus. Hal paling dasar yang kita pelajari adalah bahwa Yesus berbelas kasih terhadap manusia; Dia tidak terlalu sibuk atau merasa istimewa untuk menolong orang mengatasi masalah-masalah mereka. Selanjutnya, mukjizat penyembuhan Yesus menunjukkan kuasa dan otoritas-Nya, bukan hanya atas sakit penyakit tapi juga atas dosa. Terakhir, penyembuhan memberikan kita lebih banyak bukti tentang siapa Yesus menurut yang Ia katakan, Anak Allah.

Terlalu banyak untuk dipahami sekaligus. Jadi mari kita membaca tindakan penyembuhan satu per satu. Saat Anda melakukannya, bayangkan Anda berada di sana. Mungkin Anda menjadi orang yang menerima kesembuhan, atau salah satu murid, atau bahkan seseorang di antara kerumunan. Apa yang Anda rasakan dan katakan dan lakukan? Mulailah untuk melangkah ke dalam kisahnya supaya Anda bisa mengalami pelayanan penyembuhan Yesus sendiri.

Tuhan, Aku Percaya

DOA: Bapa Surgawi, "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu" hari ini (Mazmur 119:18).

BACA: Yohanes 9:1-41

RENUNGKAN: Bahkan seorang wartawan junior dapat mendapatkan fakta kesembuhan dari seorang lelaki yang dilahirkan buta.:

YERUSALEM. Seorang pengkhotbah pengembara dari Galilea bernama Yesus menimbulkan kontroversi pagi hari ini dengan sebuah tindakan kebaikan. Menurut para saksi mata, Yesus dan rombongannya bertemu dengan seorang lelaki yang buta sejak lahir saat mereka berjalan di jalan utama dekat Yerusalem. Setelah sebuah dialog singkat, Yesus menaruh lumpur di mata lelaki itu, menyuruhnya untuk membasuh dirinya di kolam setempat, dan penglihatan lelaki itu dipulihkan. Orang-orang Farisi telah menentang keabsahan dari "kesembuhan" itu dan telah melakukan penyelidikan mereka sendiri.

Mengapa begitu sulit bagi banyak orang untuk menerima kenyataan bahwa Yesus menyembuhkan orang? Dalam kasus orang-orang Farisi, mereka lebih peduli untuk mempertahankan sejumlah aturan agama daripada mengalami Tuhan. Ketika mereka diberitahukan tentang penyembuhan itu, mereka mengutuknya secara teknis (ayat 16). Jika kita pernah membiarkan hal-hal baik seperti tradisi gereja atau posisi teologis kita menghalangi keinginan kita untuk menemui Tuhan, berarti ada yang keluar jalur.

Lelaki buta itu satu-satunya yang melihat terang (ayat 5). Bukannya mempertanyakan atau menantang Yesus, ia hanya taat (ayat 7). Kemudian, ia dengan jujur menceritakan pengalamannya kepada orang lain (ayat 11, 25), bahkan membelanya dari tekanan yang melawannya (ayat 24-34). Akhirnya, setelah meluangkan waktu untuk merenung, ia percaya kepada Yesus (ayat 38). Mungkin bukti keabsahan terkuat dari mukjizat ini adalah fakta bahwa lelaki buta itu tidak pernah menyerah. Dia bisa dengan mudah mengubah ceritanya, atau setidaknya mengubah sedikit, untuk memuaskan orang-orang Farisi dan menghindari "pengucilan." Tapi ia tidak melakukannya, ia tidak bisa, karena ia dapat melihat.

Orang-orang Farisi menolak penyembuhan itu karena Yesus tidak cocok dengan sistem keagamaan mereka: "engkau hendak mengajar kami?" (ayat 34). Para murid mungkin melewatkannya karena minat mereka lebih ke arah teologis daripada pribadi: "siapakah yang berbuat dosa…. sehingga ia dilahirkan buta?" (ayat 2). Tapi orang buta itu disembuhkan karena ia membuka pikirannya terhadap apa yang Yesus dapat lakukan. Itulah langkah pertama dari iman yang sejati, "Tuhan, aku percaya."

TERAPKAN: Mengapa Anda pikir beberapa orang tetap menutup pikiran mereka dari Yesus hari ini?

DOA: Tuhan, aku ingin menjadi saksi yang lebih berani untuk-Mu, seperti lelaki yang dilahirkan buta. Mohon berikan aku keberanian untuk memberitahukan orang lain bagaimana aku telah mengalami Engkau.