Membangun Hubungan Dengan AllahSample

Hadirat Allah Membawa Transformasi
Ada banyak orang Kristen di seluruh dunia mengalami apa yang pernah dialami Rasul Petrus, yaitu “sindrom kamar loteng”. Kita terlalu sering hanya mengambil bagian untuk berdiam di dalam zona “kamar loteng” dan menikmati pengalaman penyembahan dan tidak mau melangkah kepada level berikutnya seperti apa yang Tuhan Yesus telah lakukan, yaitu menyatakan hadirat Allah kepada dunia yang terhilang ini.
Kisah Para Rasul menjelaskan kepada kita bahwa Rasul Petrus menerima pengelihatan di Yope, dan Roh Kudus berkata kepadanya, “Ada tiga orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka…” Tuhan merindukan kita untuk membawa Injil dari zona “kamar loteng” kita ke jalan-jalan, dimana banyak orang yang haus dan lapar dengan kehadiran Allah dalam hidup mereka. Entahkah itu di tempat tinggal, tempat pekerjaan ataupun komunitas kita. Di dalam alam roh, mereka mengetuk pintu kita dan berkata, “Kami lapar, kami haus dan memerlukan keselamatan. Siapakah yang sanggup menolong kami?” Dan seringkali pula kita menjawab, “Maaf, saya sedang menikmati hadirat Allah.” Seperti Petrus yang lupa bahwa misinya adalah membawa hadirat Allah itu keluar dan tidak hanya di zona pribadinnya.
Ketika kita tidak mengizinkan hadirat Allah memproduksi transformasi dan kegerakan, maka hal itu tidaklah berarti. Kita seharusnya melakukan hal yang seperti Petrus lakukan, yaitu tidak hanya berdiam dalam hadirat Allah, tetapi juga bergerak membawa hadirat Allah itu kepada dunia yang belum mengenal Tuhan Yesus. Sebab teladan yang Yesus berikan pula adalah hal yang sama. Dia selalu menjaga keintiman dengan Bapa, bahkan waktu-Nya lebih sering digunakan untuk berdiam dalam hadirat Allah. Namun selain itu, Dia pula melangkah untuk melakukan sesuatu. Yesus berjalan berkeliling memperkenalkan hadirat Allah yang mampu menyembuhkan, membebaskan dan bahkan membangkitkan yang mati. Sehingga mereka yang belum mengenal Allah dapat mengalami perubahan dan mengenal Dia melalui kuasa hadirat Allah itu. Inti persekutuan Yesus dengan Bapa tidak hanya melakukan sesuatu, namun juga menjadikan sesuatu baru, yaitu transformasi. Perubahan dari yang buta dan tidak mengenal Allah menjadi mengenal dan mengalami perubahan karena kebenaran Allah tinggal di dalamnya.
Penyembahan kita kepada Allah bukanlah untuk kepuasan diri kita sendiri, tetapi ada tanggung jawab yang lebih besar lagi yang Tuhan beri bagi kita, yaitu menjadi agen transformasi bagi keluarga, komunitas dan bangsa kita. Ketika sorga hdir dalam hidup kita, maka sorga itu juga harus terlihat di depan banyak orang, supaya mereka memiliki kesempatan juga untuk masuk menikmati sorga dan persekutuan dengan Allah.
Scripture
About this Plan

Dalam kekristenan, hubungan pribadi dengan Allah adalah inti dari iman kita. Pentingnya hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan tidak hanya berdampak pada kehidupan kita secara individual, tetapi juga memengaruhi hubungan kita dengan orang lain. Kiranya bacaan ini menginspirasi Anda untuk terus memperkuat hubungan pribadi Anda dengan Allah.
More
Related Plans

The Only Way Forward Is Back by Jackson TerKeurst

From Seed to Success: A 14-Day Journey of Faith, Growth & Fruit

1 + 2 Thessalonians | Reading Plan + Study Questions

After the Cross

Pray for Japan

Bible Starter Kit

Thrive: Discovering Joy in the Trenches of Military Life

1 + 2 Peter | Reading Plan + Study Questions

A Child's Guide To: Being Followers of Jesus
