Alkitab dalam Satu Tahun 2022 bersama Nicky GumbelSample

Bagaimana menghadapi Saat-saat Keputusasaan
‘Saya tidak menyangka ada banyak tempat di mana kursus Alpha tetap berjalan selagi suara tembakan bergemuruh dan roket beterbangan, tetapi bagi kita pesan itu sederhana: tentang harapan, terang, dan masa depan karena tentang Yesus.’
Ini adalah apa yang Canon Andrew White, Pendeta gereja Santo George, Baghdad, tuliskan kepada saya dalam sepucuk surat yang menggambarkan kursus Alpha mereka. Mereka dalam situasi keputusasaan. Gereja telah dibom lebih dari sekali. Banyak orang dalam jemaat mereka terbunuh. Beberapa pemimpin gereja ditangkap. Bagi beberapa orang, keimanan di dalam Yesus berarti ‘di ambang kematian’. Namun, dalam saat-saat keputusasaan ini, Andrew White mampu berkata bahwa Yesus membawa harapan, terang, dan masa depan.
Daud, dalam Mazmur, berbicara tentang ‘saat-saat keputusasaan’ (Mazmur 60:5). Ada saat-saat dalam hidup ketika semua tampak salah. Mungkin kini Anda sedang menghadapi situasi keputusasaan, mungkin kesehatan Anda, kehilangan, putus hubungan, masalah pekerjaan, kesulitan keluarga, masalah keuangan atau gabungan dari ini semua. Bahkan ketika berada dalam keputusasaan, Anda dapat menemukan kebaikan iman, harapan, dan kasih yang besar.
Mazmur 60:3–6
Berharap walau tampaknya kalah
Terkadang tampaknya umat Allah kalah. Ketika ada pemulihan besar terjadi di banyak bagian dunia, seperti Asia; di Eropa barat, misalnya, terjadi penurunan kehadiran jemaat di gereja. Gereja-gereja ditutup. Iman Kristen dikesampingkan.
Ada saat-saat keputusasaan dalam sejarah umat Allah. Mazmur ini adalah ratapan suatu bangsa setelah penaklukan oleh musuh mereka. Umat Allah tersebut merasa ditolak. Daud berkata, ‘Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat’ (Ay.5a).
Ia menggunakan gambaran gempa bumi untuk mendeskripsikan keputusasaan dan ketidakpastian yang mereka hadapi: ‘Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab bumi telah goyang’ (Ay.4). Gambaran yang sama dipakai saat ini untuk mendeskripsikan huru-hara dalam hidup. Ketidakstabilan ekonomi, badan-badan korporasi, pernikahan dan masyarakat sering digambarkan dalam keadaan yang goncang dan retak.
Namun, ada harapan. Daud menulis, ‘Kepada mereka yang takut kepada-Mu telah Kauberikan panji-panji, tanda untuk berlindung terhadap panah’ (Ay.6). TUHAN telah membuat tempat di mana umat-Nya bisa bernaung di bawah perlindungan-Nya dan yakin kepada Allah, bahkan di masa keputusasaan melanda.
Terimaksih, Tuhan, meski dalam masa keputusasaan, aku dapat bernaung di bawah perlindungan-Mu.
Perjanjian Baru
Yoh 7:45–8:11
Mengasihi daripada mengutuk
Apakah seks di luar pernikahan diperbolehkan? Atau apakah itu dosa? Jika ya, bagaimana sikap kita terhadap mereka yang bersalah akan dosa seksual?
Debat tentang etika seksual terus mengisi media saat ini. Ajaran Yesus sama relevannya pada masa sekarang dengan masa 2000 tahun yang lalu.
Firman Yesus adalah perkataan terhebat yang pernah ada, jenis perkataan yang diucapkan oleh Allah. Para penjaga bait itu menyatakan, ‘Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu’ (7:46). (Sayangnya beberapa pemimpin agama gagal mengenali-Nya, justru menganggap mereka yang percaya kepada-Nya sebagai ‘orang-orang terkutuk’ (Ay.49)).
Seorang wanita tertangkap basah atas kasus perzinahan. Dia pastinya merasa sangat putus asa. Keputusasaan dapat berasal dari kekalahan, bisa juga dari kegagalan moral. Wanita ini pasti merasa bersalah, malu, dan takut mati.
Para pengutuk mencoba untuk ‘menjebak’ Yesus dengan sebuah pertanyaan (8:6). Yesus memberikan salah satu jawaban yang paling cerdas, paling diingat, dan yang sering dikutip, dalam sejarah dunia: ‘Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu’ (Ay.7).
Yesus tidak mengampuni perzinahan wanita itu, namun juga tidak menganggap itu sebagai dosa yang tak bisa diampuni. Yesus mendemonstrasikan betapa mudahnya mengampuni sesama karena kita sama-sama memiliki dosa di dalam hati kita (Ay.7-9). Ini dapat diterapkan ke dalam banyak cara dalam kehidupan kita. Sebelum kita mengkritik orang lain, sebaiknya kita harus bertanya dulu pada diri sendiri apakah kita sendiri ‘tidak berdosa’ dalam wilayah di mana kita hendak mengkritik orang.
Ketika kita menghakimi, menuduh dan, mengutuk orang, kita melemparkan kepada mereka apa yang kita tak ingin orang lain lihat dalam diri kita.
Seperti yang sering dikatakan, ‘Orang-orang yang tinggal dalam rumah kaca janganlah melempar batu.’ Dalam konteks debat tentang etika seksual, saat kita menatap hati kita sendiri, sering ada banyak kaca di sekeliling.
Dalam penjelasan mengenai wanita yang tertangkap basah berzinah, setiap pengutuk itu merasa terhakimi oleh firman Yesus hingga akhirnya tinggal Yesus seorang diri (Ay.7-9). Yesus bertanya pada wanita itu, ‘Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?’ (Ay.10). Ketika si wanita menjawab, ‘Tidak ada, Tuhan’, Yesus berkata, ‘Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang’ (Ay.11).
Rasa bersalah adalah emosi yang mengerikan. Dikutuk itu menakutkan. Luar biasanya mendengar firman Yesus: ‘Aku pun tidak menghukum engkau’ (Ay.11). Karena Yesus kudus, tanpa dosa, Yesuslah satu-satunya yang dapat ‘merajam’, tapi Ia tak melakukannya.
Ada keseimbangan yang hebat dan kombinasi yang unik dalam firman Yesus, yaitu penuh hikmat dan anugerah, belas kasihan, dan pengampunan. Zinah jelas merupakan sebuah dosa. Namun, Yesus tidak menghukumnya. Ini pesan Perjanjian Baru. Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus (Roma 8:1). Sebagai hasil dari kematian Yesus untuk kita di kayu salib, Anda dan saya diampuni sepenuhnya, betapa dalamnya kita telah jatuh.
Namun, ini bukan alasan untuk terus berdosa. Yesus tidak mengutuk dosa si wanita. Yesus berkata kepadanya, ‘Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang’ (Ay.11). Yesus tidak mengutuk kita. Tetapi Dia menginginkan kita untuk tidak berbuat dosa lagi.
Firman Yesus selalu terdorong oleh kasih dan belas kasihan. Ikutilah teladan-Nya.
Mudah untuk jatuh ke dalam salah satu dari dua perbedaan yang saling bertentangan. Entah itu mengutuk orang atau mengampuni dosa. Kasih tidak mengutuk juga tidak mengampuni dosa, karena dosa menyebabkan orang tersakiti. Jika kita mengasihi, seperti Yesus, kita tidak akan mengampuni dosa dan juga tidak mengutuk orang, tapi dengan kasih, kita menantang orang (dimulai dari diri sendiri) untuk meninggalkan dosa.
Kata bahasa Yunani untuk ‘mengampuni’ juga berarti ‘membebaskan’. Yesus datang untuk membebaskan Anda dengan kuasa Roh Kudus-Nya. Anda dibebaskan untuk mengasihi seperti Allah mengasihi Anda. Pengampunan ada di dalam dasar setiap hubungan. Esensi kasih.
Tuhan, terimakasih atas tiadanya kutuk bagi mereka yang ada dalam Yesus Kristus. Terimakasih Engkau telah mati agar aku menjadi bersih, diampuni, dan terbebaskan. Bantu aku untuk mengasihi sesama seperti yang Engkau perbuat.
Perjanjian Lama
Hakim-hakim 16:1–17:13
Iman di tengah kekacauan
Saat itu saat keputusasaan. Ada sebuah perulangan yang ada di seluruh kitab Hakim-hakim: ‘Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri’ (17:6). Itulah saat di mana kekacauan terjadi.
Dalam saat-saat keputusasaan itu, Allah mengangkat hakim-hakim seperti Simson. Simson memimpin Israel selama 20 tahun (16:31). Dia merupakan salah satu pahlawan iman (Ibrani 11:32).
Dengan urapan Roh Kudus, Allah menggunakannya dengan penuh kuasa. Namun, Simson punya kelemahan yang menjatuhkannya ke dalam tindak asusila (tidur dengan perempuan sundal, Hakim-hakim 16:1-3) dan tipu daya (Ay.4-10). Pada akhirnya, dia menyebabkan Allah sampai di batas kesabaran akibat ketidaktaatan dan kebebalannya itu, dan ‘TUHAN telah meninggalkan dia’ (Ay.20).
Simson menerima kekuatan hebat dari Allah, tetapi jika ia taat pada Allah. Allah berkata kepadanya untuk tidak mencukur rambutnya. Selama Simson patuh, Allah akan memberinya kekuatan supranatural.
Bagaimanapun hebatnya orang kepercayaan Allah itu, penting untuk diingat bahwa kekuatan datangnya dari Allah sendiri. Yesus berkata, ‘di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’ (Yoh 15:5). Jangan pernah andalkan kemenangan masa lalu tetapi andalkan Allah yang memberi kemenangan itu.
Karena terus digoda, Simson akhirnya menyerah dan memberitahu Delila rahasia kekuatannya, meskipun jelas baginya saat itu bahwa Delila akan memanfaatkan dia. Delila memotong rambut Simson dan kekuatan Simson hilang.
Tak hanya kekacauan masyarakat, tetapi juga Simson mencapai titik keputusasaan dalam hidupnya. Dia dikurung, dibutakan, dan para penangkapnya menjadikannya sebagai tontonan (Hakim-hakim 16:21-25).
Di tengah keputuasaannya, Simson berdoa pada Allah: ‘Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja’ (Ay.28). Dan Allah mendengar doa imannya. Bahkan setelah semua kegagalan Simson, Allah masih menjawab seruan Simson. Tak peduli bagaimana situasinya, dan tak peduli apa yang telah Anda perbuat, tak ada kata terlambat untuk berbalik kepada Allah.
Tuhan, terimakasih bahwa aku bisa bernaung dalam hadirat-Mu, dan Engkau selalu mendengar seruan keputusasaanku meminta pertolongan. Tuhan , tolonglah.
Pippa Menambahkan
Hakim-hakim 16:1–17:13
Simson adalah pemimpin hebat. Seperti Hulk yang memiliki selera jelek terhadap wanita.
Dia jatuh cinta dengan Delila. Wanita yang tak berhati. Wanita yang mengkhianati lelaki yang mencintainya. Kenapa Simson memberitahu rahasianya setelah Delila mengkhianatinya 3 kali? Dia pastinya tahu Delila tak bisa dipercaya. Simson kuat fisiknya, tapi lemah saat menyangkut wanita. Dia bukanlah satu-satunya pemimpin hebat yang jatuh karena wanita.
Ayat Hari Ini
‘”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu...”’ (Yoh 8:7).
Notes:
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture quotations marked (NKJV) taken from the New King James Version®. Copyright © 1982 by Thomas Nelson. Used by permission. All rights reserved.
About this Plan

Rencana ini membawa pembaca melalui keseluruhan Alkitab dalam satu tahun, termasuk bacaan dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Mazmur atau Amsal setiap hari. Dikombinasikan dengan renungan harian dari Nicky dan Pippa Gumbel, rencana ini menuntun kita untuk terlibat lebih dekat dengan Firman Tuhan dan mendorong kita tidak hanya untuk menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga untuk belajar lebih lagi dalam hubungan kita dengan Yesus.
More
Related Plans

Principles for Life in the Kingdom of God

Raising People, Not Products

Restore: A 10-Day Devotional Journey

Overcoming Spiritual Disconnectedness

Presence 12: Arts That Inspire Reflection & Prayers

For the Love of Ruth

Horizon Church August Bible Reading Plan: Prayer & Fasting

Evangelistic Prayer Team Study - How to Be an Authentic Christian at Work

RETURN to ME: Reading With the People of God #16
