5 Hari Ketika Tuhan Berdiam DiriSampel

Berjalan Dalam Kehendak Allah

Jika Habakuk melihat ke depan, ia melihat sebuah bangsa menuju kehancuran dan itu membuatnya takut. Ketika ia melihat ke dalam, ia melihat dirinya gemetar ketakutan. Ketika ia melihat sekeliling, ia melihat segala sesuatu dalam perekonomian akan runtuh. Tetapi ketika ia memandang ke atas dengan iman, ia melihat Allah dan semua ketakutannya lenyap.

Habakuk menghadapi kenyataan menakutkan bahwa bangsanya sendiri akan diserbu oleh bangsa yang kejam dan mengalami pembuangan. Sebuah kejadian yang bertentangan dengan apa yang menjadi doanya. Tetapi apapun yang terjadi, ia memilih untuk tetap percaya kepada kehendak Tuhan. Habakuk mungkin tidak dapat bersukacita karena keadaannya, tetapi ia bersukacita karena Tuhan walaupun keadaannya tidak baik-baik saja karena Tuhan adalah kekuatannya (Hab 3:19).

Ketika kita tahu bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup ini, maka kita akan menanti dengan tenang dan membiarkan Dia melakukan kehendakNya. Itulah iman, dimana kita memutuskan untuk memercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Habakuk mengajarkan kita untuk menghadapi keraguan dan pertanyaan kita dengan jujur, membawanya dengan rendah hati kepada Tuhan, menantikan Firman-Nya untuk mengajar kita, dan kemudian menyembah-Nya apa pun yang kita rasakan atau apa pun yang kita lihat. Tuhan tidak selalu mengubah keadaan, tetapi Dia dapat mengubah kita untuk menghadapi keadaan tersebut.

Doa : Tuhan, kami telah belajar dari kisah Habakuk untuk tetap percaya dan berserah penuh kepada kehendakMu. Ajari kami untuk dapat memiliki iman seperti Habakuk dimana walaupun keadaan tidak berubah namun kami tetap bersukacita, karena Engkaulah kekuatan kami.