5 Hari Ketika Tuhan Berdiam DiriSampel

Keraguan dan Ketidakpercayaan

Dalam perjalanan iman kita, tentu kita tidak dapat selalu menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini tanpa keluhan atau keraguan. Terkadang muncul pertanyaan di benak kita “mengapa Tuhan izinkan ini terjadi dalam hidupku?” Keraguan seringkali dipandang sebagai lawan dari iman. Namun, benarkah iman yang sejati adalah iman yang steril dari pertanyaan dan keluhan?

Pada hari sebelumnya, kita melihat bagaimana Tuhan menjawab doa Habakuk dengan jawaban yang Habakuk tidak harapkan. Menariknya, Habakuk tidak langsung pasrah saja dengan jawaban Tuhan tetapi mempertanyakannya. Dia bingung dan bertanya bagaimana mungkin Allah yang kudus menggunakan bangsa yang jahat untuk menghukum umat pilihan-Nya?

Ada perbedaan antara keraguan dan ketidakpercayaan. Seperti Habakuk, orang yang ragu mempertanyakan dan mungkin berdebat dengan Allah, tetapi tidak meninggalkan Allah, sedangkan ketidakpercayaan adalah pemberontakan dan penolakan kepada kehendak Allah. Keraguan lahir dari rasa gelisah dan hati yang hancur, sehingga jika Anda mengalaminya datanglah kepada Tuhan. Ungkapkan semua keraguan dan kebingungan Anda apa adanya dan percayalah bahwa Tuhan akan menjawab dengan cara-Nya sendiri serta memberikan kedamaian dalam hati. Kita boleh ragu tetapi jangan sampai tidak percaya. Meskipun Habakuk sempat bingung, ia menyatakan iman percayanya dengan berkata “Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami” (Habakuk 1:12a TB).

Doa : Tuhan kuatkan dan teguhkanlah hati kami supaya di tengah keraguan dan kebingungan kami, kami tetap percaya bahwa rancanganMu yang terbaik buat kami.