Kehidupan: Benarkah ini?Sampel

Wanita, Sumur dan Menyembah yang Sejati
Tidak ada seorangpun yang senang tidak mendapat tempat duduk di kafetaria saat makan siang.
Dipilih terakhir untuk tim di depan umum bisa menyakitkan dan canggung.
Ada beberapa hal yang lebih buruk daripada tidak termasuk dalam sesuatu.
Juga pengucilan persis seperti yang dialami wanita dalam cerita ini. Apakah Anda memperhatikan bahwa penulis narasi berusaha keras untuk menyebutkan bahwa dia mengambil air dari sumur pada siang hari?
Mengapa memberi tahu kita waktu?
Yah, kebanyakan wanita di desa akan menimba air di pagi hari selama saat terdingin hari itu, tetapi wanita ini sendirian di sumur di bawah teriknya matahari tengah hari.
Penulis Injil memberi kita gambaran tentang keterasingannya yang mendalam.
Dia terluka dan sendirian, tetapi dia juga haus. Dia haus, bukan hanya akan air, tetapi juga akan kebenaran. Dia merindukan kehidupan yang benar-benar hidup.
Masuklah Yesus.
Meskipun pria Yahudi (seperti Yesus) biasanya tidak bergaul dengan wanita Samaria (ay. 9), Yesus melibatkan wanita kesepian ini dalam percakapan dan mengungkapkan kepadanya identitas-Nya yang sebenarnya.
Lebih dari itu, Dia memberitahunya bagaimana menemukan kepuasan bagi jiwanya yang haus. Dia berkata, Aku adalah air yang benar-benar dapat memuaskanmu.
Di tengah percakapan mereka, Yesus menyatakan bahwa Tuhan sedang mencari orang-orang yang “menyembah dalam Roh dan kebenaran” (ay. 24).
Lebih penting dari sumur dan air adalah puji dan peyembahan wanita ini.
Dan apakah kita beragama atau tidak, setiap orang adalah penyembah. Menyembah adalah memberi nilai kepada seseorang atau sesuatu, dan mengabdikan diri untuknya dengan waktu, energi, dan dengan apa yang kita mampu dan miliki.
Dalam budaya kita, kita menyembah aktor, bintang pop, dan ikon mode. Kita memuja nilai, pacar, dan penerimaan orang.
Kita tidak bisa membantu diri kita sendiri dengan cara lain lagi. Ibarat ikan hiu di ciptakan untuk laut, maka manusia diciptakan untuk beribadah.
Jika kita menyembah uang, kita menjadi serakah. Jika kita menyembah orang, kita menjadi tidak percaya dengan kemampuan sendiri.
Jika kita memuja nilai, kita akan menemukan nilai diri dalam kinerja akademis kita. Nilai yang buruk tidak hanya akan melabeli pekerjaan kita; juga akan menentukan nilai diri kita.
Jika kita menyembah penerimaan orang, kita diperbudak oleh pendapat mereka, dan pandangan mereka akan membentuk bajupengekang bagi jiwa kita.
Syukurlah, Yesus datang untuk membebaskan kita semua!
Yesus mengundang kita untuk beribadah dalam roh dan kebenaran. Menyembah dalam roh melibatkan emosi kita, digerakkan dan diarahkan oleh Roh Kudus Tuhan. Menyembah dalam kebenaran adalah menyembah Tuhan sebagaimana Dia adanya dan menolak untuk menerima pengganti yang tidak memuaskan.
Ibadah bukanlah acara yang kita hadiri. Ini adalah gaya hidup yang melibatkan menghormati Tuhan dengan waktu, energi, hubungan, dan segala yang kita punya.
Kita diciptakan untuk beribadah. Ketika kita menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, tidak hanya kita menjadi semakin serupa dengan-Nya, kita juga merasakan kehidupan yang benar-benar hidup.
Apa saja 'dewa' palsu yang Anda coba sembah dalam hidup Anda?
Pikirkan tentang kebaikan Yesus dalam menjangkau persahabatan dengan seorang wanita yang tidak ada orang lain lagi yang ingin menghabiskan waktu bersamanya. Apakah ada seseorang yang Tuhan tempatkan dalam hidup Anda, yang mungkin merasa kesepian dan terasing, yang dapat Anda jangkau untuk sebuah persahabatan?
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Setiap orang mengalami saat-saat mendambakan sesuatu yang lebih dalam di dalam hidup, dan tidak peduli berapa banyak hal yang kita coba untuk mengisi hidup kita, kita masih menginginkan lebih. Dan sebaik-baiknya hal-hal itu, kita tidak bisa menghilangkan perasaan yang mengatakan pasti ada sesuatu yang lebih. Rencana ini mengeksplorasi pertanyaan "Apakah ada kehidupan yang lebih dari ini?" dan melihat bagaimana Tuhan ingin memberi kita hidup yang utuh.
More