Perjalanan Menuju KedewasaanSampel

Menemukan Kekuatan dan Hikmat

Setiap orang punya pergumulannya tersendiri, tapi tidak semua orang bisa menceritakan pergumulannya. Penderitaan seringkali kita bungkus menjadi sebuah rahasia, yang tidak kita ceritakan kepada siapa pun, akibatnya membuat kita merasa menderita seorang diri. Kita berasumsi tidak ada orang lain yang mengalami seperti kita. Tidak ada yang mengerti dan mau menerima.  

Tidak bertujuan untuk bergembira atas penderitaan orang lain, tapi kebohongan bahwa hanya diri kita sendiri yang menderita (atau bahkan menganggap diri kita adalah orang yang paling menderita), harus kita lepaskan. Menyadari bahwa orang lain juga menghadapi penderitaannya tersendiri, justru untuk melatih kita berempati. Dan menyadari kalau dalam perjalanan menuju kedewasaan, kita bisa saling terbuka, menopang, dan menguatkan. 

Bersama saudara seiman, mari saling mengingatkan bahwa kita bisa menemukan kekuatan dalam menghadapi penderitaan, justru dengan merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat. Tidak berusaha untuk membuktikan diri, ataupun bersikap seolah-olah lebih tahu dari Tuhan. Penderitaan sifatnya sementara dan pasti berlalu. Waktunya akan datang ketika Tuhan sendiri yang meninggikan kita. Selagi masih menunggu, serahkan setiap kekhawatiran pada Tuhan. Tuhan dengar setiap doa kita dan Dia pasti memelihara hidup kita. Berikan ruang untuk Tuhan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kita. 

Bahkan kita bisa melalui penderitaan dengan hikmat! Artinya, kita tidak harus “tersesat” dan kebingungan, tapi kita bisa meminta bimbingan Tuhan untuk kita bisa mengerti, apa tujuan yang Tuhan sedang kerjakan melalui penderitaan yang Dia izinkan kita alami. Hal apa yang Tuhan ingin kita belajar dari-Nya. Bagaimana merespons dengan benar. Serta, pilihan apa yang harus dibuat. Bukankah ini sebuah berita yang sangat melegakan?

Renungkan dan Doakan

Tuhan menghargai kejujuran kita. Ambil waktu untuk merenungkan bagaimana kita merespons terhadap penderitaan kita selama ini. Akui apa adanya di hadapan Tuhan, dan bertobatlah apabila kita sadar kita pernah bersikap sombong.

Pilih untuk perkatakan janji-janji Tuhan. Minta hikmat juga dari-Nya untuk mengerti tujuan atas penderitaanmu; apa yang Dia ingin Anda pelajari dari-Nya? Respons apa yang benar? Ikuti tuntunan-Nya dalam mengambil keputusan di tengah penderitaan.