YouVersion Logo
Search Icon

GIII Tokyo

Ibadah Minggu 4 Agustus 2024

Ibadah Minggu 4 Agustus 2024

Tema: “Penyembahan yang Berkenan bagi Allah”; Pengkhotbah: Pdt. Henry Mimbar; Nas Khotbah: Yohanes 12:1-9; Nas Pembimbing: Yesaya 25:1

Locations & Times

GIII Tokyo

Japan, 〒102-0082 Tokyo, Chiyoda City, Ichibanchō, 25−13 全国町村議員会館

Sunday 10:15 AM

# Betapa indahnya teks ini ajar kita bahkan di awal Yohanes menjelasakan kisah di dalam rumah di Betania ini, rumah keluarga yang percaya dan begitu indah sekali, bukan karena kaya, posisi atau lainnya tetapi ada:
1. Hidup Baru (Lazarus dibangkitkan), dan bersekutu dengan Kristus!
2. Persekutuan (fellowship and worship) + penyembahan (perjamuan),
3. Pelayanan (Marta melayani) ;

# itulah seharusnya gambaran di gereja, dan itu juga gambaran di rumah kita bukan! Bagaimana di rumah kita hari ini?
3 pelajaran penting yang dapat kita pelajari seperti apa penyembahan yang berkenan bagi Allah itu:

1. Motivasi yang murni (ayat 3)
# Penyembahan yang berkenan bagi Allah adalah penyembahan yang memiliki motivasi yang murni.

# Bagaimana engkau menggunakan setiap detik hidupmu? Sudahkah kita memecahkan "bejana hidup" kita dan mencurahkan hidup dan diri kita sendiri, setiap tetesnya hanya untuk Dia?

# Dalam ayat 3 dijelaskan bahwa minyak yang dipakai Maria ialah minyak narwastu yang murni, yang disebut “pistikes”, yangberarti “sejati/murni”, yang dalam bahasa aslinya menggunakan bentuk Adjective genetif feminim tunggal. William Barclay, berpendapat bahwa arti dari kata “pistikos” ini berasal dari kata sifat “pistos” yang berarti setia, atau dapat dipercaya.

# Motivasi Maria untuk mengurapi Yesus dengan minyak narwastu murni dilandasi dengan motivasi yang sama murninya atau tidak bercampur sebagai wujud imannya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang sudah memberi diri mengasihi manusia, bahkan “memberikan kehidupan” .

# Yesus datang dan membangkitkan Lazarus bukan karena desakan Marta atau tangisan Maria, melainkan karena kehendak-Nya untuk menyatakan kemuliaan Allah (Yohanes 11:4 ; 41-42)
2. Tidak menghitung untung atau rugi (ayat 3)
# Penyembahan yang berkenan bagi Allah adalah penyembahan yang tidak menghitung untuk atau rugi! (Yohanes 11:57)

# Dan yang juga menarik dalam ayat 3 ini Yohanes menggunakan kata “mengambil” / KJV: took bahasa Yunani (lam-ban'-o) yang mengandung arti: meraih sesuatu dari suatu tempat di mana sesuatu barang diletakkan atau disimpan.

# Tentu saja disimpan karena harga minyak narwastu yang mahal, tetapi apapun alasannya, bagi Maria semua itu tidak lagi penting, tidak lagi istimewa, yang paling mahal dan berharga yang dimilikinya karena tidak ada yang lebih istimewa selain Yesus yang telah memberinya kehidupan!

# William Barclay dalam bukunya Pemahaman Alkitab setiap Hari Yohanes 8-21 Ia mengatakan: “kasih bukanlah kasih lagi jika memperhitungkan dengan cermat semua biayanya, kasih memberikan semuanya bahkan sekalipun itu adalah hal yang berharga dari miliknya, dan hanya menyesal apabila tidak bisa memberi lebih banyak”.

# Bagaimana kita menyembah Tuhan hari ini? adakah kita menghitung-hitung apa yang kita persembahkan sebagai penyembahanmu kepada Tuhan? bukankah Dia bahkan tidak menyayangkan anakNya yang tunggal untuk disiksa, mati dan disalibkan atas dosa-dosa manusia?
3. Melakukannya dengan segenap hati ( ayat 3 )
# Penyembahan yang berkenan bagi Allah bukan hanya memiliki motivasi yang murni dan tidak mengitung untung atau rugi namun juga hal yang tidak boleh dilupakan adalah melakukannya dengan segenap hati.

# Dalam Alkitab dicatat bahwa meminyaki seseorang dikepala adalah suatu penghormatan yang tinggi untuk menghormati orang lain, (Lukas 7:44-46, Mazm. 23:5b).

# Yohanes 12:3 mencatat dengan jelas, “…Maria meminyaki kaki Yesus, dan menyekanya dengan rambutnya;”. Untuk melakukan itu, Maria harus berlutut sampai muka ke tanah di kaki Yesus!

# Dalam dunia Alkitab berlutut demikian memiliki makna yang sangat penting: 1. Penyerahan diri dan menyatakan tunduk pada Raja 2. Kepada Raja yang memberikan perintah 3. Kepada Tuhan untuk menyembah.

# Sekali lagi kita dapat dengan pasti mengatakan bahwa Maria tidak lagi melakukan dengan setengah hati, namun justru menunjukkan betapa Maria begitu dengan sungguh hati (segenap hati) melakukan yang terbaik bagi Tuhan.

# Darimana kita tahu Tuhan berkenan atas penyembahan yang dilakukan Maria? Yohanes 12:7 , Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku”. Ada empat golongan orang yang diurapi pada masa itu: 1. Raja-raja (2 Raja-raja 9:3), 2. Para imam (Kel. 29:7), 3. Para nabi (1 Raja-raja 19:16), 4. dan orang-orang yang telah meninggal (Yohanes 19:39-40; Lukas 23:56; Markus 16:1). Tidak diragukan lagi, imannya memampukannya untuk melihat melampaui salib dan kubur menuju hari di mana Yesus akan bangkit dari kematian dan menduduki takhta kemuliaan di Surga.
Kesimpulan:

# Dapatkah anda melihatnya, semua orang yang hadir dalam perjamuan itu, memiliki alasan dan kesempatan untuk menyembah Tuhan Yesus. Mari kita lihat buktinya:
1. Lazarus baru saja dibangkitkan dari kematian, namun ia tidak menyembah Yesus, ia hanya terpaku diam dan menjadi penonton!
2. Simon si kusta (Mar. 14:3) telah disembuhkan dari penyakit kusta, namun ia tidak menyembah, ia hanya terpaku diam dan menjadi penonton!
3. Marta telah menyaksikan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian; namun tetapi ia tidak menyembah Tuhan, ia lebih sibuk dan mementingkan kerja, kerja, kerja dan hidupnya penuh kekhawatiran.
4. Para murid hidupnya telah disentuh Yesus dan diselamatkan, bahkan mereka telah dipanggil untuk mengikut Yesus, Tuhan dan Juruselamat, Raja di atas segala raja namun mereka tidak menyembah, mereka hanya terpaku diam dan menjadi penonton!
5. Yudas Iskariot berada di hadapan satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkannya dari dosanya dan membebaskannya dari neraka; namun ia tidak menyembahNya melainkan ia justru mengeluh dan mencari-cari kesalahan, dan mengalihkan pandangan serta fokus semua orang yang tadinya tertuju pada Yesus, beralih kepada hal-hal materialisme dan duniawi ketika Yudas membuka mulutnya!
6. Maria, Dia bisa saja bersikap seperti yang lain, namun dia mengambil sikap berbeda, dia menyembah Tuhan Yesus dengan penuh kasih dan pengorbanan, motivasi yang murni, tidak menghitung untung dan rugi, dan melakukannya dengan segenap hati!

# Bagaimana dengan kita? Bagaimana penyembahanmu hari ini?
- Apakah kita sudah berserah diri seperti Maria?
- Apakah kehidupan yang kita jalani menunjukkan bahwa kita bersujud di hadapan-Nya, sebagai penaklukan diri kepada Allah?