Anak Kecil Yang Memberikan SeluruhnyaSampel

Kita perlu menyerahkan segalanya kepada Tuhan

Anak kecil ini bisa berpikir, “Saya tidak mau kasih bekal saya. Atau berpikir, “kalau begitu, saya kasih setengah dari apa yang saya punya saja.” Dengan memberikan setengah bekalnya, Tuhan Yesus mampu untuk mencukupi keperluan makanan semua yang ada.

Khotbah John Sung, On Dedication

1.“Aku tidak mau memberikan kepadamu. Aku lapar, aku mau memakannya sendiri!” – Sifat anak, egois

2.“Aku tidak mau memberikan kepadamu! Saudara dan teman-temanku semuanya ada di sini. Mereka mau makan bersamaku.”

3.“Siapa yang mau memakan roti-roti dan ikan-ikan ini? Aku akan menjualnya kepada yang mau membayar tertinggi.”

Tetapi anak ini menyerahkan semua yang dia miliki.

Dari 5000 pria (belum termasuk wanita dan anak-anak)…apakah tidak ada seorangpun yang membawa bekal?Tapi apakah mereka bersedia berbagi

Murid Tuhan Yesus, karena banyaknya orang dan perlunya makanan dengan cepat…tidak mungkin memeriksa tas yang hadir….mungkin mereka teriak-teriak, siapa yang mau berbagi makanannya. Mungkin ada dari mereka yang membawa makan, tetapi tidak mau memberikannya kepada murid Yesus.

Seperti anak kecil ini, Tuhan ingin kita memberikan seluruh makanannya, termasuk hidup kita, masa depan kita, pergumulan dan permasalahan dalam kehidupan kita. Pada waktu kita menyerahkan sepenuhnya, Tuhan akan memelihara kehidupan kita sepenuhnya.

“Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” (Mazmur 24:1)

“KepunyaanKulah perak dan kepunyaanKulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam.” (Hagai 2:9)

Sebagai pegawai yang sering bepergian, Shawn Seipler berkutat dengan sebuah pertanyaan yang janggal. Akan dikemanakan sisa sabun batangan di kamar hotel? Seipler berpikir, daripada menjadi sampah dan dibuang, jutaan sisa sabun batangan itu dapat dijadikan sabun baru. Ia pun meluncurkan Clean The World, sebuah usaha daur ulang yang telah membantu lebih dari delapan ribu hotel, kapal pesiar, dan resort untuk mengolah berton-ton sisa sabun menjadi sabun batangan baru yang telah dibentuk ulang dan disterilisasi. Sabun hasil daur ulang itu kemudian dikirimkan ke orang-orang yang membutuhkannya di lebih dari seratus negara, untuk membantu mencegah berbagai penyakit bahkan kematian yang terkait dengan kebersihan.

Seipler berkata, “Saya tahu kedengarannya lucu, tetapi sabun batangan kecil di kamar hotel kita benar-benar dapat menyelamatkan nyawa.”

Dalam hidup ini, ketika kita tidak lagi merasa berguna, Allah justru melihat yang sebaliknya. Bagi Dia, diri kita bukanlah sesuatu yang sia-sia melainkan karya-Nya yang ajaib. Di mata-Nya, kita tidak pernah dianggap sebagai buangan, melainkan pribadi dengan potensi ilahi yang berguna bagi pekerjaan-Nya.