Kasih Karunia Yang Bernilai

Apa yang akan Anda lakukan bila seseorang memberikan tiket konser dengan bangku VIP secara gratis? Kemungkinan besar Anda akan sangat senang bukan? Anda akan menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga karena bukan saja harganya mahal namun mendapatkannya pun sulit. Anda tidak akan menyia-nyiakannya dan pasti datang ke konsernya. Namun tiket yang Anda dapatkan secara gratis tersebut sebenarnya Anda miliki karena ada orang lain yang membayarnya untuk Anda. Demikian juga halnya dengan kasih karunia, diberikan Allah secara cuma-cuma bagi orang berdosa, namun bukan berarti kasih karunia tersebut murahan atau tidak bernilai. Kasih karunia Allah dapat diberikan kepada Anda secara gratis karena ada Seseorang yang membayarnya, yaitu Yesus Kristus. Apa yang Anda dapati sebagai hadiah secara cuma-cuma sebenarnya dibayar sangat mahal oleh darah Yesus di atas kayu salib.

Mengapa Kristus perlu mati di atas kayu salib? Karena tidak ada manusia yang sanggup membayar dosanya sendiri. Standar kekudusan Allah sedemikian tingginya sehingga perbuatan baik atau saleh kita di hadapan-Nya sama seperti kain kotor (Yesaya 64:6). Hubungan manusia dengan Allah terpisahkan oleh jurang dosa, dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Allah kita Maha Pengasih tetapi juga Maha Adil. Untuk dapat menyelamatkan manusia dari dosa, Seseorang perlu menggantikan manusia berdosa untuk dihukum mati. Pribadi yang diutus Allah untuk mati menggantikan kita tidak lain adalah Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Di dalam Yohanes 3:16 dikatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kematian yang dialami Yesus melalui penyaliban di atas kayu salib pada zaman itu merupakan hukuman bagi para kriminal berat, penyiksaan fisik yang luar biasa, dan juga suatu penghinaan di hadapan banyak orang. Tidak hanya Kristus mati bagi kita, namun juga mati melalui penderitaan yang sangat besar.

Melalui Kristus, kita yang berdosa diperdamaikan kembali dengan Allah dan dosa kita tidak diperhitungkan lagi kepada kita. Di dalam 2 Korintus 5:21 (BIS) dikatakan, “Kristus tidak berdosa, tetapi Allah membuat Dia menanggung dosa kita, supaya kita berbaik kembali dengan Allah karena bersatu dengan Kristus.” Kita yang percaya kepada Kristus telah menjadi satu dengan-Nya. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17). Kita sekarang adalah milik Kristus sehingga kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan hidup bagi Dia (2 Korintus 5:15).

Kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita sangatlah bernilai. Kasih karunia ini menyelamatkan kita dari kuasa dosa, maut, dan kesia-siaan hidup. Sekarang karena kita sudah menjadi milik Kristus, marilah kita hidup sesuai dengan panggilan yang telah Ia sediakan bagi kita sebagai ucapan syukur atas anugerah-Nya yang luar biasa.

Apa yang membuat Allah membayar begitu mahal tidak dapat kita anggap sebagai murah. Kasih karunia itu bernilai karena memanggil kita untuk mengikuti Yesus Kristus, membuat Seseorang mati karenanya, menghukum dosa, memberikan kehidupan sejati, dan membenarkan yang tidak layak untuk mendapatkannya.

– Dietrich Bonhoeffer