Mengenal AlkitabSampel

Hermeneutika
Firman Tuhan mengerjakan rencana Tuhan sendiri. Namun kadangkala, Firman seolah memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai tujuannya dibanding waktu-waktu lain. Ini bukan disebabkan oleh adanya kekurangan dalam Alkitab itu sendiri namun karena kurangnya pengalaman kita dalam menggunakan Alkitab secara benar. Jika kita tahu bagaimana menafsirkan Alkitab secara benar, ia akan memberi dampak dalam hidup kita secara lebih cepat dan lebih bermakna.
Semua ilmu pengetahuan memiliki peraturan dan metode yang menentukan bagaimana ia dapat bekerja secara benar. Penafsiran Alkitab pun demikian; ada peraturan yang harus kita ikuti agar dapat memahami ayat-ayat Kitab Suci secara benar. Ilmu menafsirkan Alkitab disebut “hermeneutika.”
Salah satu pendekatan yang sering digunakan di bidang hermeneutika disebut “metode penafsiran eksistensial.” Dalam pendekatan ini, teks dipandang bukan sebagai Firman Tuhan itu sendiri. Namun hanya sebagai sarana yang Tuhan pakai untuk berjumpa segera secara langsung dengan jiwa kita. Dalam pendekatan eksistensial, apa yang Tuhan katakan melalui Alkitab tidak selalu sama dengan apa yang dikatakan teks itu sendiri. Pendekatan ini menghasilkan subyektivitas radikal yang beranggapan bahwa teks dapat bermakna sama sekali berbeda bagi orang yang berbeda.
Kita sungguh-sungguh dapat berjumpa secara langsung dengan Tuhan dalam halaman-halaman Tulisan Kudus, namun itu karena perkataan pada halaman-halamannya adalah dari Tuhan sendiri. Karena Firman Tuhan itu benar, maka hanya ada satu makna asli untuk setiap teks Alkitab. Ini berarti bahwa ia sama bagi kita seperti halnya bagi para pembaca aslinya ribuan tahun yang lalu karena kebenaran tidak berubah. Keadaan kita yang berbeda mungkin menyebabkan penerapan persisnya akan berbeda, namun tidaklah demikian dengan makna teksnya. Jika kita ingin menemukan makna sesungguhnya dari sebuah teks, kita harus mengikuti “metode grammatico-historical” (metode tata bahasa-sejarah). Pendekatan hermeneutika ini menyelidiki keadaan budaya asli dari teks dan berfokus pada tata bahasa dan tata kalimat agar dapat memahami apa yang dimaksud oleh penulisnya saat ia menulis untuk pembaca aslinya. Hanya metode ini yang dapat memberi kita makna asli dari teks Alkitab. Jika tidak demikian, kita akan berakhir dengan subyektivitas yang berbahaya yang menyangkal kebenaran itu sendiri.
CORAM DEO Hidup di hadapan wajah Allah
Jika kita mengabaikan maksud dari penulis, Alkitab bisa bermakna apapun yang kita mau. Perpecahan dalam gereja, kelompok-kelompok pemujaan, subyektivitas radikal, dan pemutarbalikan ayat kitab suci, semuanya itu membuktikan hal ini. Saat mempelajari Alkitab, selidikilah kamus dan komentar Alkitab sehingga Anda memperoleh pemahaman lebih baik tentang sang penulis dan pembacanya.
Hak Cipta © Ligonier Ministries.
Firman Tuhan, Alkitab
Tentang Rencana ini

Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga setiap orang dapat membaca dan memahami makna utamanya. Namun jika Firman Allah tidak diperlakukan dengan hati-hati, perkataan kebenaran dapat disalahartikan dan menyebabkan kebingungan. Pelajaran 5 hari ini menyediakan perangkat dan metode untuk melatih hermeneutika: ilmu menafsirkan Alkitab.
More