Info Rencana

Hidup Berubah: Dalam PernikahanSampel

Living Changed: In Marriage

HARI KE 2 DARI 5

Identitas


Kita terus menerus dibombardir dengan pesan-pesan yang memberi tahu kita bahwa kita tidak cukup. Film, media sosial, dan iklan semuanya memberi tahu kita harus menjadi siapa dan apa yang kita perlu beli untuk memperbaiki hidup kita. Kita dibuat masuk dalam kondisi mencari pengesahan dari orang lain.


Kita ingin orang berpikir rumah kita terlihat bagus dan mengagumi pernikahan kita. Kita ingin suami kita berkata bahwa makan malamnya enak dan bahwa mereka menghargai tugas-tugas yang kita kerjakan. Kita membuat diri lelah dengan mencoba melakukan dan mengatakan hal-hal yang benar sehingga kita bisa mendapatkan gelar “istri yang baik.” Kita berpikir jika kita bisa mendapatkan cukup banyak pujian, maka kita akan merasa berharga. Sayangnya, itu berarti bahwa kebalikannya juga benar. Jika kita tidak mendapat kata-kata yang menguatkan dari orang sekitar kita, itu artinya kita gagal.


Naik dan turun yang terus menerus berdasarkan pujian orang lain membawa pada kekosongan. Tidak ada yang bisa memenuhi kita dan membuat kita utuh selain dari hubungan dengan Yesus.Hanya ketika kita berhenti mencari persetujuan dari orang di sekitar kita maka kita bisa belajar untuk mendahulukan pendapat Tuhan. Itulah arti menjadikan identitas kita berakar pada Kristus–begitu kuat tertanam dalam Dia sehingga kita tidak goyah oleh pendapat orang lain.


Ketika identitas kita dibungkus dengan hal lain selain menjadi anak Allah–seperti menjadi seorang istri–hal itu membuat kita merasa tidak aman. Ketika kita bertindak dari rasa tidak aman, kita menjadi waspada, ketakutan, mudah tersinggung, suka mengendalikan dan melemahkan. Kita tidak bisa merasa damai ketika kita terus menerus berjuang untuk mendapat persetujuan. Ketika kita tidak tahu siapa diri kita di luar pernikahan kita, itu menyebabkan ketegangan dan bahkan perpecahan.


Sebaliknya, ketika kita hidup sebagai Anak Allah, kita mampu menjadi lebih rentan, transparan, dan percaya. Kita tidak perlu berjuang demi persetujuan Allah karena kasih-Nya tidak bersyarat dan diberikan dengan cuma-cuma. Ketika kita tidak mencari suami kita untuk mengisi kekosongan dalam hati dan alih-alih mengijinkan Tuhan menjadi yang pertama dalam hidup kita, kita akan hidup damai dan pernikahan kita akan menjadi lebih kuat.


Jika anda ingin memperbaiki pernikahan anda, biarkan Tuhan menjadi satu-satunya otoritas atas jati diri anda. Bukan dunia, suami anda, teman-teman anda, ibu mertua anda, atau bahkan suara di kepala anda. Tuhan terus menerus mengejar anda, menanti anda, merindukan hubungan dengan anda. Anda diinginkan dan dikasihi oleh Pencipta alam semesta.


Ketika anda sungguh mengerti betapa dalam Tuhan mengasihi anda--bahwa Dia dengan hati-hati menenun anda di dalam kandungan, bahwa Dia mengangkat engkau menjadi keluarga-Nya dan memiliki rencana besar untuk anda, bahwa anda dipilih dan dipisahkan--anda tidak akan membutuhkan persetujuan dari orang lain. Tentu, menyenangkan mendengar pujian dari suami anda, tetapi jika anda hanya mengandalkan kata-katanya saja, anda tidak akan pernah dipuaskan. Bergantung pada Kristus untuk setiap kebutuhan anda dan anda akan menemukan keyakinan baru dalam jati diri anda dan bagaimana Dia melihat anda.


Hari 1Hari 3

Tentang Rencana ini

Living Changed: In Marriage

Tidak ada yang namanya pernikahan sempurna karena pernikahan adalah gabungan dari dua orang yang tidak sempurna. Tetapi dengan pertolongan Tuhan, anda bisa memiliki pernikahan yang luar biasa--bukan dengan meminta-Nya me...

More

Kami ingin berterima kasih kepada Changed Women's Ministries untuk menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.changedokc.com

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami