Iman vs LogikaSampel

INVISIBLE

Dalam kamus in·vis·i·ble atau tidak terlihat. Sering diartikan seperti listrik, tidak bisa dilihat walaupun memiliki daya yang kuat. Bahkan orang bisa mati karena terkena listrik. Demikian juga dengan Wifi. Iman itu seperti Wifi. Kita tidak bisa melihat Wifi. Wifi adalah sebuah jaringan yang mempunyai daya dan kekuatan atau kuasa untuk kamu terkoneksi dengan apa yang kamu butuhkan. Saat kamu mencari Wifi karena kamu membutuhkan informasi, chatting dengan teman, mendengarkan lagu ataupun menonton video. Pertanyaannya adalah apa yang kamu butuhkan di dunia ini? Kita BUTUH Tuhan. Dia adalah Sang Sumber itu sendiri. Sumber yang kamu butuhkan adalah Bapa di Surga yang memiliki segalanya. 

Seperti dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” 

Dalam terjemahan NIV adalah “Now faith is confidence in what we hope for and assurance about what we do not see.” Terjemahan bahasa inggris dari New Living Translation (NIV) adalah “ Now Faith” atau Iman yang SEKARANG. Iman adalah sekarang. Kita menyembah dan melayani Tuhan yang sekarang. Bukan Tuhan kemarin ataupun besok. Kuasa yang Tuhan berikan kepada kamu adalah sekarang. 

“Iman adalah kepercayaan diri atau menjadi yakin atas apa yang kita harapkan atas apa yang kita tidak bisa lihat (invisible)”. Ketika kamu bisa lihat, dengarkan, rasakan, dan pegang itu BUKAN Iman. Iman adalah ketika kamu berkata aku percaya kepada Tuhan. Iman telah dikaruniakan kepada kamu ketika kamu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 

Dalam Roma 8:25 “Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun .” 

Terjemahan bahasa Inggris dari NIV mengatakan bahwa “But if we hope for what we do not yet have, we wait for it patiently . ” Ada perbedaan di akhir ayat. Tekun dan Sabar. Sabar adalah sebuah proses, tekun adalah hasil dari kesabaran. Sehingga dengan kamu sabar kamu akan menghasilkan ketekunan. 

Ayat ini mengajarkan kita untuk sabar ketika kamu mengharapkan apa yang tidak bisa kamu lihat (IMAN). kamu membutuhkan kesabaran untuk sampai kepada ketekunan dalam menjalani iman tersebut. 

Pertanyaan:

 1. Apa yang kamu percaya atau imani?