20/20: Visi Tuhan Untuk Hidup SayaSampel

20/20: God's Vision For My Life

HARI KE 34 DARI 35

Sederhana

Oleh Cheri Cochran

”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Matius 18:3–4

Saya tidak habis pikir apa yang sudah ia kerjakan, tapi pastinya semuanya terlihat berantakan. Hari itu sehari setelah Natal 2004, anak laki-laki saya berusia enam tahun, Drew, sedang duduk di lantai ruang keluarga dan dengan hati-hati mengatur semua boneka binatang yang ia miliki. Kami sedang menyaksikan liputan TV tentang tsunami di Thailand dan gambaran kehancuran yang begitu membingungkan terjadi saat Drew tiba-tiba kembali ke kamarnya, mengumpulkan boneka ternaknya yang empuk, dan menjatuhkannya di atas karpet.

“Drew, apa yang kamu lakukan?”

“Mama lihat orang-orang yang di TV itu? Banyak dari anak-anak itu tidak lagi punya ayah dan ibu, dan aku ingin mengirimkan semua boneka binatangku kepada mereka supaya mereka merasa lebih baik.” Hati saya hampir meledak terharu.

Kurang dari satu tahun berikutnya, kembali kami saksikan, gambaran mengerikan yang berlangsung di Pantai Teluk setelah Badai Katrina. Meskipun hanya memperlihatkan sebagian kecil dari liputan berita, itu sudah cukup bagi Drew, yang sekarang berusia tujuh tahun dan puteri kami Lindsay, yang berusia lima tahun, untuk mengambil tindakan. Mereka menyusun rencana untuk membuat kue dan menjualnya ke tetangga kami untuk mengumpulkan uang bagi para korban Katrina yang ditampung di Atlanta. Jadi kami melakukannya.

Seluruh proses pemikiran Drew dan Lindsay hanyalah untuk “membantu orang-orang yang terluka.”

Sederhana. Tidak rumit. Seperti anak-anak.

Saya belajar sesuatu dari anak saya. Seiring waktu, saya telah membiarkan tindakan melayani Tuhan dalam melayani orang lain menjadi begitu rumit. Kita sebagai orang dewasa cenderung untuk melakukan hal itu, bukan? Seorang teman pernah berkata bahwa dia memiliki kemampuan untuk “merumitkan yang sederhana.” Terdengar lucu, tapi sayangnya, hal itu terjadi pada banyak di antara kita. Sejarah manusia mencerminkan bahwa sebagian besar ide, proyek, produk, dan program yang awalnya sederhana menjadi jauh lebih rumit seiring berjalannya waktu.

Hal ini juga terjadi semasa Yesus hidup. Orang Farisi telah menciptakan tata cara ibadah yang rumit dengan peraturan yang tak terhitung banyaknya untuk alasan ”kebenaran”. Tetapi dalam Matius 18, Yesus membawa semuanya kembali ke dasar dengan analogi yang sederhana: Kita harus menjadi seperti anak kecil untuk bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Keselamatan berdasarkan kepada iman kepada Yesus dan dengan kerendahan hati—seperti seorang anak—yakin dan percaya bahwa Ia akan melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan. Iman seperti inilah yang menyukakan hati Tuhan.

Tuhan ingin kita melayani Dia dengan menolong orang lain yang mengalir keluar dari iman yang sama yang rendah hati, berdasarkan kasih karunia, dan tidak rumit—seperti yang anak saya miliki. Anak saya tidak khawatir tentang "kecilnya" layanan mereka mengingat kebutuhan yang begitu besar. Mereka tidak membandingkan sumber daya yang mereka miliki dengan yang lain. Tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa ini mungkin bukan "karunia" mereka atau bahwa mereka tidak memiliki pengalaman membantu dengan cara ini. Mereka tidak membandingkan usaha mereka dengan yang lain. Dan mereka tidak didorong oleh perasaan bersalah. Belas kasihan sejati yang menggerakkan mereka untuk bertindak. Rendah hati. Tidak rumit. Sederhana.

Kisah Yesus memberi makan 5.000 laki-laki ditambah perempuan dan anak-anak dituliskan dalam kitab Yohanes pasal enam. Tidak ada tsunami atau badai topan, tapi ada begitu banyak orang yang lapar tanpa adanya jasa layanan makanan yang tersedia atau "lantatur" lokal di dekat sana. Walaupun jelas dibutuhkan bantuan, hanya satu anak laki-laki—seorang anak—melangkah maju untuk menawarkan sedikit makanan yang dia miliki. 

Saat Andreas melihat apa yang dimiliki anak itu, ia menyatakan keraguannya tentang nilai yang ditawarkan, dengan berkata, “Di sini ada seorang anak laki-laki yang memiliki lima roti dan dua ekor ikan. Bagaimana ini bisa mencukupi kebutuhan orang yang demikian banyaknya?” Tapi Yesus memakai tindakan sederhana anak laki-laki itu utuk secara ajaib memenuhi kebutuhan orang banyak.

Anak itu bisa jadi bukan satu-satunya orang di tengah kerumunan orang banyak tersebut yang membawa makanan. Banyak ibu-ibu saat itu—dan mereka selalu memiliki camilan yang tersimpan di suatu tempat—tetapi mereka tidak menawarkannya. Mungkin orang tua si anak mencegahnya, dengan mengatakan bahwa ia akan terlihat bodoh karena menawarkan makanan dengan jumlah yang begitu sedikit di tengah situasi yang begitu besar. Tetapi iman anak laki-laki itu, dengan kepolosannya yang sederhana pada saat dibutuhkan, mendorongnya untuk melayani orang lain dengan apa yang dia miliki. Dan Yesus melakukan apa yang tidak dapat dilakukan orang lain dengan pemberiannya. Dia melakukan hal yang mustahil dan memberi makan ribuan orang dengan lima roti dan dua ikan.

Seberapa sering saya mengatakan kepada diri saya untuk tidak melayani karena kebutuhannya besar, waktu saya terbatas, sumber daya saya kecil, atau pengalaman saya minim? Seberapa sering Anda dan saya tidak menghargai apa yang Tuhan ingin lakukan melalui kita karena “orang lain bisa melakukannya dengan lebih baik”? Karena apa yang kita miliki sepertinya tidak banyak untuk ditawarkan?

1 Petrus 4:10 mendorong setiap kita untuk “memakai karunia apa pun yang Anda terima untuk melayani orang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dar kasih karunia Allah.” Kasih karunia Tuhan bekerja melalui kita di saat kita mengasihi orang lain dan bersedia untuk menolong dengan “karunia apa pun” yang kita miliki. Kasih karunia Tuhan bekerja di saat kita menyediakan waktu, talenta, dan sumber daya yang ada untuk membantu orang lain dengan iman yang seperti anak kecil yang mempercayai Dia untuk melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan. Iman yang sederhana, persembahan yang sederhana, layanan yang sederhana.

Apa yang menggerakkan hati Anda dengan belas kasihan? Apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu seseorang? Makanan yang dimasak sendiri? Bahu sebagai tempat menangis? Bisakah Anda tawarkan sambutan selamat datang di depan pintu gereja Anda? Memimpin kelas? Kelompok kecil? Mengantar seseorang ke dokter? Menuliskan catatan kecil pembangkit semangat? Apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu orang yang sedang tersakiti?

Melalui layanan dengan rasa belas kasihan dari anak saya, saya bisa melihat kasih karunia Tuhan sedang bekerja. Pelayanan seperti seorang anak kecil…sesederhana itu.

Berikan apa yang Anda miliki…bagi seseorang hal itu bisa jadi lebih baik dari yang Anda pikirkan.
~ Henry Wadsworth Longfellow

Ayat Hafalan

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. 1 Petrus 4:10

Firman Tuhan, Alkitab

Tentang Rencana ini

20/20: God's Vision For My Life

Tuhan ingin agar setiap kita diselamatkan, disembuhkan, dibebaskan, dimuridkan, diperlengkapi, diberdayakan dan melayani. Bergabunglah bersama kami dalam perjalanan renungan tujuh-minggu untuk menolong Anda menjalani setiap area tersebut dalam hidup Anda. Kami berharap Anda akan menemukan dan mulai memahami secara penuh visi Tuhan untuk hidup Anda.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Gateway Church yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: https://gatewaypeople.com