ORANG BERSUMBU PENDEK

“Kasih itu tidak pemarah” (1 Korintus 13:5)

Profesional, seorang direktur mengundang saya untuk memberikan pembekalan kepada karyawannya cara presentasi yang baik. Begitu saya memasuki kantornya, saya melihat suasana yang mencekam. Kantornya sih bersih, rapi dan teratur. Ruangannya ditata secara profesional. Namun, saya merasakan suasana yang kaku dan tidak menyenangkan. Setiap melewati meja kerja, karyawan memberi hormat kepada saya dengan gaya yang mirip di militer.

Sambil menunggu waktu yang tepat, saya diajak masuk ke ruang direktur yang besar yang berdampingan dengan ruangan untuk sekretaris pribadinya yang cukup besar dan lapang. “Masukan apa yang bisa your berikan untuk saya?” tanya direktur itu sambil mempersilakan saya mengambil minuman dingin yang tersedia. “Menurut saya, Bapak harus lebih bisa mengendalikan amarah.” Jawaban saya itu disambut dengan tawa meledak sambil berkata, “Dari mana you tahu kalau saya pemarah?” Saya lalu jelaskan analisis saya. Dia hanya mengangguk mengiyakan.

Profesional, orang yang suka marah—sering disebut bersumbu pendek—memancarkan energi yang meletup-letup yang sangat mempengaruhi suasana kerja. Dari atmosfer di kantornya yang tiba-tiba menjadi dingin dan senyap, saya tahu karyawan sangat takut kepadanya. Kehadirannya bagi momok di tempat pekerjaan. Saya pernah mengkonseling seorang ibu yang selalu saja membuat kesalahan saat atasannya ada di sisinya. Rupanya atasannya terlalu galak dan sering melontarkan kritik pedas kepadanya. Jika sumbu pendek membuat bom kita cepat meledak, mengapa tidak mencoba menahan diri? 

Doa: Bapa, ajar aku untuk bisa menahan diri dan tidak mudah meluapkan kemarahan. Pertolongan-Mu sangat aku harapkan.