Bagaimana Agar Hidup Kita Berdampak?Sampel

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi berkata, “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah ….” Dia tahu bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Dunia ini bukan rumah kita. Pada akhirnya kita semua akan meninggalkan dunia ini. Akan tetapi selama kita masih di dunia, haruslah kita berdampak bagi orang lain.

Paulus mengatakan bekerja memberi buah. Dari mana kita tahu bahwa hidup kita berbuah? Ketika keberadaan kita bisa dinikmati oleh (berguna bagi) orang lain. “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: ‘Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.’" (Kisah Para Rasul 20:35).

Jika hari ini Tuhan memberikan kepada kita kesempatan, itu adalah suatu anugerah dari Tuhan untuk menjadi saluran kasih dan kuasaNya. Sebab Roh Kudus pasti akan memampukan kita untuk membawa terangNya didunia ini.

PEMBAHASAN

Lalu bagaimana agar hidup kita bisa berdampak? Mari kita perhatikan:

Memelihara/Mengasuh/Mendidik (Nurtures other people)

Dalam 1 Tesalonika 2:7-12, Paulus dan rekan-rekan sekerjanya selama tinggal di antara orang percaya, hidup selaku orang tua rohani bagi mereka. Seperti seorang ibu yang mengasuh dan mendidik dengan kasih sayang, seperti seorang bapa yang menasihati dan menguatkan. Hal ini pun perlu ada dalam kita yang juga adalah pengikut Kristus. Tuhan saat ini mempercayakan kepada kita anak-anak, baik itu darah daging kita sendiri atau anak-anak rohani kita. Apabila kita ingin hidup kita berdampak, maka kita dengan sukarela perlu memelihara, mengasuh dan mendidik mereka.