Info Rencana

Dalam Pelukan Sang GembalaSampel

Dalam Pelukan Sang Gembala

HARI KE 1 DARI 3




Tak Pernah Sendiri, Tak Pernah Goyah

“Karena Allah telah berfirman, ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’ (Ibrani 13:5b)”

Pernah nggak kita ngalamin di mana rasanya hidup itu gersang dan gagal? Apalagi kalau kita melihat ke kanan dan ke kiri, atau scroll ke atas dan ke bawah di medsos, semua teman-teman kita kayaknya udah pada berhasil. Sementara kita gini-gini aja. Lebih buruk lagi, masalah yang sudah kita gumuli berlama-lama, masih juga membebani kita.

Dan kita bukannya nggak berdoa. Mungkin sudah kita doain berbulan-bulan, bertahun-tahun, berbelas tahun, atau entah berapa lama, saking lamanya sudah tidak ingat.

Lalu kita merasa gagal. Pelan-pelan merasa tertuduh.

Orang lain kok bisa berhasil? Tapi saya gagal. Tentunya ada sesuatu yang salah dengan saya. Salah saya, apa, Tuhan? Mungkinkah Tuhan memang tidak menyayangi saya seperti yang lain? Mungkin yang lain lebih dipilih Tuhan, dan aku orang yang terbuang? Mungkinkah Tuhan marah padaku?

Lalu kita mulai meng-isolasi diri kita sendiri dan tenggelam dalam lautan rasa mengasihani diri sendiri.

Beberapa tokoh Alkitab mengalami hal ini. Salah satunya adalah Elia.

Elia tenggelam dalam pusaran mengasihani dirinya sendiri. Ketika Isabel murka dan mengancam hendak membunuhnya, ia pun lari ketakutan dan malah berharap untuk mati. Ia marah dan kecewa pada Tuhan. Padahal baru saja, Tuhan mendemonstrasikan mukjizat-Nya dengan mengirimkan api dari langit. Namun Elia kelihatannya tidak menyangka bahwa Isabel masih akan bangkit untuk melawannya. Sesaat dia merasa gamang dan heran. Mengapa Tuhan tidak mencegah Isabel untuk mengeluarkan ancaman tersebut? Mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi? Kalau Dia mampu mengirim api dari langit, kenapa Dia tidak mengirim api itu ke istana? Kira-kira, mungkin begitu pergumulan Elia.

Namun, jalan Tuhan lain dengan pemikiran Elia.

Kita tidak selalu mengerti jalan Tuhan. Hanya satu yang pasti, Tuhan tidak berubah. Kasih dan penyertaan-Nya tetap. Dia membiarkan Elia berlari dan bersembunyi, namun tetap menyertai dan menghampiri-Nya. Tuhan menghibur dan menguatkan Elia.

Kisah yang lain adalah Yusuf. Yusuf dijual menjadi budak oleh saudara-saudaranya sendiri. Bayangkan posisinya dari anak kesayangan yang dimanja oleh ayahnya, dia terpuruk menjadi seorang budak. Saya yakin tiap hari dia berdoa dan berharap bahwa satu saat Yakub akan datang menjemputnya dan dia akan bebas kembali. Keadaannya membaik sesaat ketika tuannya, Potifar, mulai memberikan kepercayaan lebih kepadanya. Namun kesulitan tidak berhenti. Istri Potifar berusaha menggodanya dan ketika Yusuf menolaknya, dia difitnah dan dimasukkan penjara tanpa kejelasan kapan akan keluar.

Bukannya kebebasan sebagai ganjaran imannya, malah keadaan Yusuf menjadi jauh lebih buruk. Di dalam penjara, semakin jauh dari harapan akan rumah bapanya yang hangat.

Terisolasi, tanpa ada kepastian. Seringkali kita merasakan hal itu juga. Yang kita minta dalam doa, bukannya terkabul, malah keadaan kita semakin memburuk. Pelan-pelan kita merasakan kesepian dan seolah-olah Tuhan meninggalkan kita.

Elia dan Yusuf kesepian dan merasa sendiri, namun Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Dia merancangkan rencana yang besar yang tidak dapat mereka lihat pada saat itu.

Allah memanggil kembali Elia dan meneguhkannya.

Allah mengangkat Yusuf menjadi orang kedua di Mesir dan memakainya untuk menyelamatkan keluarga dan bangsanya.

Semuanya happy-ending.

Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, tidak pernah mengabaikan kita. Dia melukiskan kita di telapak tangan-Nya. Dia selalu mengawasi kita dan memastikan tembok-tembok pengaman kita selalu ada (Yesaya 49:16).

Percayalah, Dia selalu ada di sampingmu. Entah kamu merasakannya atau tidak. Entah keadaanmu sedang sukar atau malah memburuk, Dia sedang menggendongmu.

Dia sedang memelukmu.

Firman Tuhan, Alkitab

Hari 2

Tentang Rencana ini

Dalam Pelukan Sang Gembala

Adakalanya perjalanan hidup kita itu seperti dibanjiri masalah. Masalah yang satu belum selesai, eh, satu lagi masalah datang lagi. Sedang bergumul, eh, bukannya membaik, malah tambah rumit. Mungkin kita tidak mengert...

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Henry Sujaya yang telah menyediakan rencana ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan mengunjungi: https://www.thehopemessage.com/

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami