Kitab AyubSampel

MANUSIA DEBU

Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan nafas-Nya pada-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu. (Ayub 34:14-15)

Tidak dapat dihindarkan di dalam kehidupan ini manusia berbondong-bondong untuk menjadi yang terbaik, untuk mendapatkan suatu kekuasaan, harta, dan jabatan. Mereka saling berkompetisi dan tidak pandang bulu apabila ada seseorang yang menghalangi suatu rencana tersebut maka dapat terjadi saling membunuh. Seperti yang Alkitab katakan “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Amsal 27:17

Namun pernahkah kita menyadari bahwa manusia bila dibandingkan jagat raya sangatlah kecil. Apabila kita melihat buku-buku mengenai luar angkasa, bumi dimana tempat kita tinggal tidak berarti apa-apa. Planet bumi saja kita lihat sudah kecil bagaimana manusia yang ada didalamnya yang hanya setitik debu dan mungkin tidak kelihatan sama sekali.

Paulus mengatakan bahwa tubuh ini tidaklah abadi. Apapun yang kita peroleh dalam dunia ini janganlah kita sombongkan karena semuanya tidak kita bawa ketika kita meninggal. Seringkali kita menghantarkan orang ke tempat terakhirnya yaitu kuburan dimana segala yang diperoleh pada waktu di dunia tidak dapat dibawa dan yang tersisa hanya sebuah nama dan kenangan. 

Untuk itu kita refleksikan diri kita sendiri, seringkah kita menyombongkan diri kita sendiri kepada orang lain? Yang sebenarnya kita hanya sebatas debu saja yang akan terbawa oleh angin. Tuhan yang menciptakan kita mau menjadikan kita serupa dengan gambaran diri-Nya, maka tidaklah pantas kita yang hanya debu memiliki kesombongan.

Manusia hanya kelihatan setitik debu, lantas masihkah kita suka bersombong ria?