Pelajaran-Pelajaran dari Kebun SayaSampel

Lessons From My Garden

HARI KE 6 DARI 12

Penyokong

Di kebun sayuran saya menanam banyak secara vertikal—mentimun, buncis, tomat. Menanam secara vertikal memerlukan lebih sedikit tempat dan jejak tanaman tidak tersebar di atas tanah. Praktik ini juga memberi lebih sedikit peluang bagi serangga dan penyakit untuk bersembunyi di dalam jeratan tanaman merambat.

Saya menanam kacang polong (buncis yang merambat) di sepanjang pagar dan menunggu sampai bertunas. Setelah tanaman mengeluarkan 4-6 daun ia mengeluarkan tunas kecil yang panjang. Tunas ini mencari sesuatu untuk digenggam sebagai penyokong agar ia dapat terus tumbuh sehat. Tanpa melatih tanaman saya—membantunya menemukan pagar—sulurnya yang berkelok-kelok akan menempel pada apa pun yang dilewatinya, kadang rumput liar atau tanaman di sebelahnya. Dalam pencariannya ia bahkan memanjang mengikuti jejak dari pemotong rumput atau pencabut rumput liar. Kadang-kadang tanaman dari tanaman yang berbeda akan saling mengait, yang memberikan lebih banyak sokongan bagi tanaman daripada sebuah tanaman tunggal, mandiri yang tidak mendapatkan penguatan. Namun kekuatan dari tanaman yang terjalin tidak pernah sekokoh yang terjalin dengan sesuatu yang kokoh atau pagar yang kuat.

Begitu juga tanaman dan hati. Keduanya harus dilatih, karena mereka selalu mencari sokongan. Dengan pengharapan besar bahwa kita akan mencapai Dia, Tuhan menciptakan kita dengan keinginan untuk lebih banyak lagi. Namun kita kadang berusaha mengisi kekosongan itu dengan makanan, obat-obatan, alkohol... apa saja yang akan menghilangkan rasa nyeri atau berusaha untuk memuaskan keinginan.

Kita bahkan mengikat diri kita kepada relasi lain demi kekuatan dan kepuasan kita. Ini tidak hanya merupakan harapan dan ketergantungan yang tidak adil dengan orang lain, namun relasi dengan teman kita atau pasangan kita beresiko untuk dicabut dan dibebani oleh genggaman kita demi kepuasan dan kepastian kita secara pribadi.

Kita membutuhkan sokongan, kekuatan, dan kepastian akan sesuatu—Seseorang—yang lebih besar dari diri kita, lebih besar dari orang lain. Dia stabil, kokoh, dan tidak goyah. Sama seperti sulur dilatih untuk menggenggam pagar untuk sokongan, kita perlu melatih hati dan pikiran kita agar terjalin erat dengan Dia dan berpegangan kepada-Nya. Dengan bergantung kepada-Nya, kita mendapat kekuatan supranatural untuk melewati badai kehidupan yang terkuat.

Dari mana datangnya kekuatan Anda? Apakah Anda terikat kepada seseorang atau sesuatu dengan harapan mendapatkan kepuasan dan kepastian? Ataukah Anda melatih hati Anda untuk terhubung dengan Dia yang adalah Kekuatan?

Tentang Rencana ini

Lessons From My Garden

Tanaman dan anggur, air dan tanah—begitu banyak analogi yang dipakai di dalam Firman Tuhan seputar praktek berkebun dan bertani, menunjukkan kesamaan dengan hidup dan hati kita. Ikutlah bersama Robin saat ia membagikan beberapa pemikirannya dari gabungan dua hasrat terbesarnya—berkebun dan Alkitab.

More

Kami mengucapkan terima kasih kepada Robin Meadows yang telah menyediakan rencana bacaan ini. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.instagram.com/manymeadows

Rencana Terkait