Hikmat Radikal: Sebuah Tuntunan 7 Hari untuk Para AyahSampel

Seorang Ayah dan Penyesalannya

Pernah ada suatu masa ketika "metode rasional" menjadi patokan dalam pengambilan keputusan. Kita menciptakan formula dan membidik kemungkinan sukses terbesar dan kegagalan terkecil. Kita mengambil keputusan berdasarkan perhitungan untung-rugi yang cermat agar bisa menang banyak.

Tidak demikian halnya dengan menjadi seorang ayah, kita tidak mau "berhitung untung-rugi" dengan anak-anak kita. Tak peduli apapun yang kita lakukan, tidak ada jaminan, bahwa anak-anak kita saat dewasa nanti akan menjadi pengikut Yesus yang luar biasa. Tapi kita bisa mengambil keputusan yang memiliki koefisien penyesalan terkecil! Kita dapat memilih untuk tidak melakukan hal yang akan kita sesali nanti.

Banyak pria yang membawa luka dari ayah yang tidak menjaga lidah dan temperamen mereka. "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." Minimal, kita harus menahan lidah. Kendalikan kritik dan amarahmu. Kita biasanya tidak sadar saat melakukannya . . . sampai semua sudah terjadi.

Kita rindu mendengar pujian dan peneguhan dari ayah kita, tapi banyak dari kita tidak pernah melakukannya. Betapa kesombongan melumpuhkan kita. Kita tak segan menunggang banteng mekanik (mainan rodeo), sepeda motor, maupun papan seluncur, tapi kita enggan mengalahkan rasa takut kita karena tidak mau terdengar aneh atau lemah saat berkata pada putra-putri kita betapa istimewanya mereka dan betapa Anda mengasihi mereka.

Apakah Anda ayah yang hadir sepenuh hati untuk anak Anda? Apakah Anda melakukan tugas seorang ayah sedemikian rupa sehingga nanti Anda akan memiliki koefisien penyesalan sekecil mungkin?

Pertanyaan: Maukah Anda minta Tuhan menunjukkan hal terbesar apa yang akan Anda sesali sebagai ayah di masa yang akan datang? Lalu, minta Dia memberikan Anda keberanian untuk mengatasinya?