Belajar "Kehidupan" Dari Alkitab预览

Belajar Mengalahkan Kekecewaan
Tak jarang dalam perjalanan hidup kekristenan, kita harus menghadapi keadaan sukar. Kita mengharapkan sesuatu yang baik terjadi, namun hal buruk dan yang tidak diinginkan yang justru muncul. Kita berharap impian-impian dan harapan kitalah yang segera terwujud, tetapi pada kenyataannya terbalik. Kita mengharapkan kesembuhan, namun tidak terjadi apa-apa, padahal kita sudah berdoa. Kisah lain, kita berharap usaha atau pekerjaan berjalan lancar, namun kenyataannya tidak ada kemajuan atau mungkin rugi. Jika kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka dengan situasi seperti ini dengan mudahnya kekecewaan muncul dalam hati kita.
Hal serupa pernah dialami oleh bangsa Israel ketika mereka melakukan perjalanan menuju ke tanah perjanjian. Mereka harus melalui padang gurun, medan yang begitu berat untuk dijalani. Pada siang hari suhu bisa mencapai 40°, tetapi pada malam hari suhu bisa mendekati 0°. Selain itu, bangsa Israel dihadapkan dengan kenyataan bahwa sudah 3 hari mereka berjalan di padang gurun, tapi tidak menemukan air. Kalaupun mereka menemukan mata air di Mara, ternyata air itu pahit dan tidak bisa diminum. Respon yang keluar dari bangsa Israel adalah sungut-sungut, dan kerapkali selama perjalanan itu, mereka meluapkan kekecewaan mereka terhadap Musa dan Allah sendiri.
Demikian juga dalam perjalanan kehidupan, kekecewaan seringkali menjadi respon yang muncul keluar, baik itu dengan perkataan ataupun sikap hati. Rumah tangga bermasalah, usaha yang bangkrut, anak yang bermasalah, saat dokter menyebutkan satu penyakit yang menakutkan, kehilangan pekerjaan dan masih banyak hal lagi. Semuanya itu memang hal-hal yang tidak diharapkan dan bisa membuat kita kecewa. Tetapi bagaimanapun juga kita harus belajar membangun sikap dan respon hati yang benar untuk setiap peristiwa buruk yang kita alami. Nasihat Rasul Paulus bisa menjadi pedoman agar kita memiliki respon positif dalam menghadapi pergumulan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom. 8:28). Percayalah selalu, bahwa kita ada di dalam kendali dan rencana Allah dan rencana itu selalu mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya.
Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang hanya tinggal diam terhadap kita, dalam situasi baik ataupun buruk yang kita alami, Dia adalah Tuhan yang selalu ingin menolong kita. Yang perlu kita siapkan hanyalah hati yang selalu mengucap syukur dan wajah yang memandang Dia. Respon untuk mengucap syukur saat mengalami kesulitan adalah hal yang harus selalu kita latih, agar bisa menjadi gaya hidup. Mari percaya bahwa pertolongan Tuhan akan tiba tepat pada waktu-Nya. Memiliki keyakinan yang kuat bahwa Ia tidak pernah meninggalkan kita merupakan benih untuk iman itu tumbuh. Tanamkan dalam hati kita, bahwa penyertaan-Nya selalu ada saat kita harus melewati masa-masa kekelaman. Jika mata air pahit di Mara bisa Tuhan ubah menjadi manis, maka percayalah Tuhan juga bisa membuat masa-masa pahit berubah menjadi manis, karena tidak ada yang terlalu sulit dilakukan Tuhan, bahkan untuk merubah situasi kita. Hal terpenting yang ingin Tuhan ubah terlebih dahulu adalah respon hati kita kepada-Nya, apakah itu ucapan syukur atau kekecewaan, semua adalah pilihan kita.
读经计划介绍

Hidup adalah perjalanan belajar. Sepanjang perjalanan ini, kita menemukan pelajaran berharga dalam kisah-kisah yang terdapat dalam Alkitab. membaca Alkitab bukan hanya sekadar menggali pengetahuan, tetapi juga mengikuti panduan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Alkitab adalah kompas yang memberi arah dan panduan hidup.
More