Mazmur 73:3-17
Mazmur 73:3-17 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. Dan mereka berkata: ”Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?” Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. Seandainya aku berkata: ”Aku mau berkata-kata seperti itu,” maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
Mazmur 73:3-17 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
sebab aku cemburu kepada orang congkak, ketika aku melihat keberuntungan orang jahat. Sebab mereka tidak menderita sakit, badan mereka kuat dan sehat. Mereka tidak menanggung susah, tidak ditimpa kemalangan seperti orang lain. Karena itu mereka bersikap sombong, dan selalu bertindak dengan kekerasan. Dari hati mereka tertumpah kejahatan; mereka sibuk dengan rencana-rencana jahat. Mereka mengejek dan mengata-ngatai, dan dengan sombong mengancam akan menindas. Mereka menghujat Allah di surga, dan membual kepada orang-orang di bumi, sehingga umat Allah pun berbalik kepada mereka, dan percaya kepada omongan mereka. Kata mereka, “Allah tidak tahu, Yang Mahatinggi tidak mengerti.” Begitulah keadaan orang jahat; hidupnya tenang, hartanya terus bertambah. Percuma saja aku menjaga hatiku bersih; tak ada gunanya aku menjauhi dosa. Sebab sepanjang hari aku ditimpa kemalangan; setiap pagi aku disiksa. Sekiranya aku berkata begitu, aku mengkhianati angkatan anak-anakmu. Tetapi waktu aku berusaha untuk mengerti, hal itu terlalu sulit bagiku. Akhirnya aku masuk ke Rumah TUHAN, lalu mengertilah aku kesudahan orang jahat.