Amsal 27:15-22
Amsal 27:15-22 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Istri yang cerewet bagaikan tetesan air bocor dari atap rumah yang tanpa henti menetes ke dalam pada musim hujan. Berusaha menghentikan omelannya sama seperti mencoba menahan angin atau menggenggam minyak. Seperti besi diasah dengan besi agar menjadi tajam, demikianlah sesama kawan saling mengasah agar semakin baik. Petani yang memelihara pohon ara dengan rajin akan menikmati buahnya, dan hamba yang melayani tuannya dengan baik akan menerima kehormatan. Seperti air tenang menunjukkan seperti apa wajahmu, demikianlah isi pikiranmu menunjukkan seperti apa dirimu. Seperti jurang kematian tidak pernah penuh meski terus diisi, demikianlah keinginan manusia tidak pernah puas. Emas dan perak dimurnikan dengan api, sedangkan manusia diuji saat mendapat pujian. Kulit biji gandum bisa lepas bila ditumbuk, tetapi sifat keras kepala tetap melekat pada orang bebal sekalipun dia dihajar.
Amsal 27:15-22 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan. Siapa menahannya menahan angin, dan tangan kanannya menggenggam minyak. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya, dan siapa menjaga tuannya akan dihormati. Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas. Kui untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, dan orang dinilai menurut pujian yang diberikan kepadanya. Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya.
Amsal 27:15-22 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Istri yang suka pertengkaran seperti bunyi hujan yang turun seharian. Tak mungkin ia disuruh diam, seperti angin tak bisa ditahan dan minyak tak bisa digenggam. Sebagaimana baja mengasah baja, begitu pula manusia belajar dari sesamanya. Siapa memelihara pohon, akan makan buahnya. Pelayan akan dihargai bila memanjakan tuannya. Sebagaimana air memantulkan wajahmu, demikian juga hatimu menunjukkan dirimu. Di dunia orang mati, selalu ada tempat; begitu pula keinginan manusia tidak ada batasnya. Emas dan perak diuji dalam perapian; orang dikenal dari sikapnya terhadap pujian. Sekalipun orang bodoh dipukul sekeras-kerasnya, tak akan lenyap kebodohannya.