Matius 14:1-36

Matius 14:1-36 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Waktu itu Raja Herodes mendengar berita tentang Yesus. Sebelumnya Herodes sudah membunuh Yohanes Pembaptis. Maka dia berkata kepada para hambanya, “Saya pikir, orang yang menyebut dirinya Yesus itu sebenarnya adalah Yohanes Pembaptis. Ternyata Yohanes sudah hidup kembali dari kematian, itulah sebabnya dia bisa melakukan berbagai keajaiban.” Jauh sebelum peristiwa itu, Herodes sudah merebut Herodiana, istri adiknya sendiri yaitu Filipus. Lalu Yohanes Pembaptis berulang kali menegur dia, “Menurut hukum Taurat kamu tidak boleh kawin dengan istri adikmu.” Karena itu Herodes menyuruh tentaranya untuk menangkap Yohanes dan memasukkan dia ke dalam penjara. Herodes mau membunuh Yohanes, tetapi dia takut kepada orang banyak yang percaya bahwa Yohanes adalah nabi. Beberapa waktu kemudian, pada pesta ulang tahun Herodes, anak perempuan Herodiana menari di hadapan Herodes dan para tamunya. Hal itu sangat menyenangkan Herodes, sehingga dengan bersumpah dia berjanji untuk memberikan apa saja yang diminta anak itu. Karena dipengaruhi ibunya, putri itu pun berkata kepada Herodes, “Aku minta supaya kepala Yohanes Pembaptis dipenggal, ditaruh di atas piring besar, dan dibawa kemari!” Mendengar permintaan itu, Herodes sangat menyesal. Tetapi karena sudah bersumpah di depan semua tamunya, dia memberi perintah supaya permintaan itu dipenuhi. Dia menyuruh tentara-tentaranya memenggal kepala Yohanes di penjara. Lalu kepala Yohanes dibawa dengan piring besar dan diberikan kepada putri Herodiana. Kemudian dia menyerahkannya kepada ibunya. Waktu para pengikut Yohanes Pembaptis mendengar berita itu, mereka pergi ke penjara dan mengambil mayat Yohanes, lalu menguburkannya. Kemudian mereka pergi kepada Yesus dan memberitahukan apa yang sudah terjadi. Setelah Yesus mendengar berita kematian Yohanes, Dia bersama kami murid-murid-Nya pergi naik perahu ke tempat yang sepi. Tetapi orang-orang mendengar bahwa Dia sudah pergi. Maka mereka berangkat dari kotanya masing-masing untuk menyusul Dia melalui jalan darat. Waktu Yesus turun dari perahu, Dia melihat banyak orang sudah berkumpul di situ. Dia pun merasa kasihan kepada mereka, lalu menyembuhkan orang-orang sakit di antara mereka. Sore harinya, kami berkata kepada-Nya, “Sekarang sudah sore dan di sini daerah terpencil. Sebaiknya kita menyuruh mereka pergi ke kampung-kampung terdekat untuk membeli makanan.” Tetapi jawab Yesus, “Mereka tidak usah pergi. Kalian saja yang memberi mereka makan.” Kami pun memberitahu Dia, “Guru, kami hanya punya lima roti dan dua ikan.” Dia berkata, “Bawalah roti dan ikan itu kepada-Ku.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di atas rumput. Dia mengambil lima roti dan dua ikan itu, memandang ke langit, dan mengucap syukur kepada Allah atas makanan yang ada. Kemudian Dia menyobek-nyobek roti dan menyuwir-nyuwir ikan itu, lalu memberikannya kepada kami untuk dibagikan kepada orang banyak. Semua orang makan sampai kenyang. Sesudah itu kami mengumpulkan roti dan ikan yang berlebih sampai dua belas keranjang penuh. Jumlah orang yang ikut makan kira-kira lima ribu orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak. Kemudian Yesus menyuruh kami murid-murid-Nya lebih dulu naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Dia menyuruh orang banyak itu pulang. Sesudah itu, Dia naik seorang diri ke bukit untuk berdoa. Sampai malam, Dia masih sendirian di sana. Sementara itu, perahu kami sudah sampai di tengah danau, terombang-ambing oleh ombak karena angin kencang bertiup dari arah yang berlawanan. Pagi-pagi buta, Yesus datang kepada kami dengan berjalan di atas air. Ketika kami melihat suatu sosok berjalan di atas air, kami sangat ketakutan dan berteriak, “Itu hantu!” Tetapi Yesus langsung berkata kepada kami, “Kuatkanlah hatimu! Ini Aku. Jangan takut.” Lalu kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kalau itu sungguh-sungguh Engkau, suruhlah saya datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!” Jawab Yesus, “Marilah.” Lalu Petrus turun dari perahu dan mulai berjalan di atas air ke arah Yesus. Tetapi ketika menyadari betapa kencangnya angin, dia menjadi takut dan mulai tenggelam, lalu berteriak, “Tuhan, tolong!” Yesus langsung memegang Petrus dan berkata, “Kamu kurang yakin kepada-Ku! Kenapa kamu ragu-ragu?” Sesudah Yesus dan Petrus naik ke dalam perahu, angin kencang pun berhenti bertiup. Maka kami sujud menyembah Dia dan berkata, “Engkau benar-benar Anak Allah!” Sesudah tiba di seberang danau, kami turun di pantai Genesaret. Ketika orang-orang di situ mengenali bahwa Dia itu Yesus, mereka pergi ke seluruh daerah sekitar untuk memberitakan bahwa Yesus sudah kembali. Lalu semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon kepada Yesus supaya diizinkan untuk menyentuh rumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menyentuh salah satu rumbai-Nya menjadi sembuh.

Matius 14:1-36 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

KETIKA Raja Herodes Antipas mendengar mengenai Yesus, ia berkata kepada para pejabatnya, “Pasti orang itu Yohanes Pembaptis yang hidup kembali. Itulah sebabnya ia dapat melakukan mukjizat-mukjizat itu.” Herodes sudah menangkap dan memenjarakan Yohanes. Alasannya adalah: raja menikahi istri saudaranya sendiri, Filipus; namanya adalah Herodias. Yohanes menegur Herodes karena Hukum Musa melarang dia menikahi istri saudaranya. Ia ingin sekali membunuh Yohanes, tetapi ia takut orang banyak akan memberontak, karena mereka percaya bahwa Yohanes seorang nabi. Namun, pada pesta perayaan ulang tahun Herodes, anak perempuan Herodias membawakan suatu tarian yang sangat menyenangkan Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan apa pun yang diminta oleh anak gadis itu. Akibatnya, atas desakan ibunya, gadis itu meminta kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah baki. Raja merasa sedih sekali, tetapi karena ia sudah bersumpah dan tidak mau menarik kembali sumpah yang telah diucapkannya di hadapan para tamu, ia pun memberikan perintah untuk meluluskan permintaan anaknya itu. Demikianlah seorang pengawal memancung kepala Yohanes di penjara, dan kepalanya ditaruh di atas baki dan diberikan kepada anak gadis itu. Kemudian anak itu membawanya kepada ibunya. Murid-murid Yohanes datang meminta tubuhnya dan menguburkannya serta pergi memberitahukan kepada Yesus apa yang telah terjadi. Segera setelah Yesus mendengar berita itu, Ia naik perahu dan pergi menyendiri ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak melihat ke arah mana Yesus pergi dan dari berbagai desa mereka mengikuti Dia dengan jalan darat. Jadi, ketika Yesus keluar dari padang gurun, sekumpulan orang banyak sudah menunggu-Nya. Yesus merasa kasihan kepada mereka dan yang sakit disembuhkan-Nya. Menjelang malam murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata, “Sekarang sudah lewat waktu makan, dan tempat ini terpencil. Suruhlah orang banyak itu pergi ke desa-desa membeli makanan.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidak perlu mereka pergi. Kalianlah yang harus memberi mereka makan!” “Apa?” seru mereka. “Kita hanya mempunyai lima roti dan dua ikan!” “Bawalah kemari,” kata Yesus. Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di rumput. Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu memandang ke langit serta minta Allah memberkati makanan itu. Kemudian dipecah-pecahkan-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid supaya mereka menghidangkannya kepada orang banyak itu. Setiap orang makan sampai kenyang! Ketika kemudian sisa-sisanya dikumpulkan, ternyata ada dua belas keranjang penuh. (Pada hari itu yang berkumpul di situ berjumlah kira-kira 5.000 orang, belum termasuk wanita dan anak-anak.) Segera setelah peristiwa ini Yesus menyuruh murid-murid-Nya naik ke dalam perahu mendahului Dia ke seberang danau, sementara Ia sendiri tinggal untuk menyuruh orang banyak itu pulang. Setelah itu Ia naik ke sebuah bukit untuk berdoa. Hari sudah malam ketika murid-murid-Nya mengalami kesukaran di tengah danau. Mereka dilanda angin ribut dan harus bergumul melawan gelombang yang besar. Kira-kira jam empat pagi Yesus datang kepada mereka dengan berjalan di atas air. Mereka berteriak ketakutan, karena mereka menyangka Dia hantu. Tetapi segera Yesus menenangkan mereka dengan berkata, “Jangan takut! Ini Aku.” Kemudian Petrus berseru kepada-Nya, “Tuhan, jikalau benar Engkau, suruhlah saya datang kepada-Mu berjalan di atas air.” “Baik,” kata Yesus, “ke sinilah!” Petrus pun turun dari perahu dan berjalan di atas air ke arah Yesus. Tetapi, ketika ia memandang ke sekelilingnya dan melihat ombak yang besar, ia menjadi takut dan mulai tenggelam. “Tuhan, tolong!” serunya. Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menyelamatkan dia. “Hai orang yang kurang beriman,” kata Yesus, “mengapa engkau bimbang?” Ketika mereka sudah naik kembali ke dalam perahu, angin pun redalah. Murid-murid yang lain duduk terpaku dengan perasaan gentar. “Benar-benar Engkau Anak Allah!” kata mereka. Kemudian mereka mendarat di Genesaret di seberang danau. Berita kedatangan mereka dengan cepat tersiar luas ke seluruh kota, dan orang berduyun-duyun datang kepada Yesus membawa yang sakit supaya disembuhkan. Orang-orang sakit itu mohon agar diizinkan menyentuh-Nya, sekalipun hanya tepi jubah-Nya, dan semua yang menyentuh-Nya menjadi sembuh.

Matius 14:1-36 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Pada saat itu, Herodes, raja Galilea, mendengar perbincangan orang-orang tentang Yesus. Jadi, Herodes berkata kepada hamba-hambanya, “Aku kira Orang ini sesungguhnya adalah Yohanes Pembaptis. Ia pasti telah bangkit dari kematian, dan itulah sebabnya Ia dapat melakukan mujizat-mujizat.” Sebelumnya, Herodes telah menangkap Yohanes Pembaptis. Ia merantai dan menjebloskan Yohanes ke dalam penjara atas permintaan Herodias, istrinya Filipus, saudaranya Herodes. Yohanes pernah menegur Herodes, “Engkau melakukan perbuatan haram dengan mengawini Herodias.” Sebenarnya, Herodes ingin membunuh Yohanes, tetapi ia takut kepada orang-orang. Mereka percaya bahwa Yohanes adalah seorang nabi. Pada pesta ulang tahun Herodes, putri Herodias menari di hadapan Herodes dan para tamunya. Herodes sangat senang dengannya. Karena itu, ia berjanji bahwa ia akan memberikan apa saja yang diinginkannya. Herodias bilang kepada putrinya apa yang diminta. Jadi, putrinya berkata kepada Herodes, “Berikanlah kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di atas piring.” Permintaan itu sangat merisaukan Raja Herodes. Tetapi ia telah berjanji untuk memberikan apa saja yang diinginkan gadis itu di hadapan para tamu-tamunya. Jadi, Herodes memberi perintah agar permintaan gadis itu dipenuhi. Lalu ia menyuruh orang memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Mereka membawa kepala Yohanes Pembaptis di atas piring dan memberikan kepada putri Herodias. Lalu ia membawanya kepada ibunya. Para pengikut Yohanes datang dan mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu mereka pergi dan menceritakan kepada Yesus apa yang telah terjadi. Ketika Yesus mendengar apa yang terjadi pada Yohanes Pembaptis, Ia naik perahu dan pergi menyendiri ke tempat yang sepi. Tetapi orang-orang mendengar bahwa Yesus telah pergi. Lalu mereka meninggalkan kota-kota mereka dan mengikuti-Nya melalui jalan darat. Ketika Yesus turun dari perahu, Ia lihat orang-orang itu dan hati-Nya tersentuh oleh belas kasihan. Lalu Ia menyembuhkan orang-orang sakit di antara mereka. Karena hari mulai malam, pengikut Yesus mendekati-Nya dan berkata, “Tidak ada orang yang tinggal di tempat ini dan hari sudah menjelang malam. Suruhlah mereka pergi ke desa-desa untuk membeli makanan.” Yesus berkata, “Mereka tidak perlu pergi, kamulah yang harus memberi mereka makan.” Jawab pengikut-Nya, “Tetapi kami hanya punya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata kepada mereka, “Bawalah roti dan ikan itu kepada-Ku.” Kemudian Yesus menyuruh orang-orang itu duduk di rumput. Ia ambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan bersyukur kepada Allah. Lalu Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada pengikut-Nya untuk dibagikan kepada orang-orang. Mereka semua makan sampai kenyang. Setelah mereka selesai makan, para pengikut mengisi 12 keranjang yang penuh dengan sisa-sisa makanan yang belum dimakan. Kira-kira ada 5.000 orang laki-laki yang ikut makan. Jumlah itu belum termasuk para perempuan dan anak-anak yang ikut makan. Kemudian Yesus menyuruh pengikut-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang danau. Ia tinggal di situ untuk menyuruh orang-orang supaya pulang. Setelah berpamitan, Yesus naik ke atas bukit untuk menyendiri dan berdoa hingga malam. Saat itu perahu pengikut-Nya sudah jauh dari daratan. Karena angin bertiup melawan mereka, perahu itu mengalami kesulitan karena ombak besar. Menjelang pagi hari, antara jam 3 dan 6, pengikut Yesus masih berada di perahu. Yesus mendatangi mereka sambil berjalan di atas air. Ketika mereka melihat Yesus berjalan di atas air, mereka menjadi sangat ketakutan dan berteriak, “Itu hantu!” Namun, Yesus dengan cepatnya berkata kepada mereka, “Tenanglah, ini Aku. Jangan takut.” Kemudian Petrus berkata, “Tuhan, jika itu benar-benar Engkau, suruhlah aku datang kepada-Mu di atas air.” Jawab Yesus, “Ke sinilah, Petrus.” Lalu Petrus keluar dari perahu dan berjalan di atas air, menuju ke arah Yesus. Tetapi ketika Petrus sedang berjalan di atas air, ia melihat angin ribut dan ombak. Ia menjadi takut dan mulai tenggelam. Jadi, ia berteriak, “Tuhan, selamatkanlah aku!” Dengan segera Yesus menangkap Petrus dengan tangan-Nya dan berkata, “Imanmu sungguh kecil. Mengapa kamu ragu-ragu?” Setelah Petrus dan Yesus naik ke perahu, angin pun berhenti. Kemudian pengikut yang ada di perahu menyembah Yesus dan berkata, “Engkau benar-benar adalah Anak Allah.” Setelah mereka menyeberangi danau, mereka mendarat di Genesaret. Beberapa orang melihat Yesus dan mengenali siapa Dia. Lalu mereka menyebarkan berita kepada orang-orang di seluruh daerah itu bahwa Yesus sudah datang. Orang banyak pun berbondong-bondong membawa orang-orang yang sakit kepada-Nya. Mereka memohon kepada Yesus agar diijinkan menyentuh ujung baju-Nya. Dan semua orang sakit yang menyentuh ujung baju-Nya menjadi sembuh.

Matius 14:1-36 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: ”Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.” Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: ”Tidak halal engkau mengambil Herodias!” Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: ”Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam.” Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus. Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: ”Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka: ”Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka: ”Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata: ”Bawalah ke mari kepada-Ku.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ”Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: ”Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ”Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: ”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ”Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Matius 14:1-36 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pada masa itu Herodes, penguasa negeri Galilea, mendengar mengenai Yesus. Herodes berkata kepada pejabat-pejabatnya, “Pasti ini Yohanes Pembaptis yang sudah hidup kembali! Itu sebabnya Ia mempunyai kuasa melakukan keajaiban.” Sebab sebelum itu Herodes menyuruh menangkap Yohanes dan mengikat dia serta memasukkannya ke dalam penjara. Herodes berbuat begitu karena soal Herodias, istri saudaranya sendiri, yaitu Filipus. Sebab pernah Yohanes mengatakan begini kepada Herodes, “Tidak boleh engkau kawin dengan Herodias!” Sebenarnya Herodes ingin membunuh Yohanes, tetapi ia takut kepada orang-orang, sebab mereka menganggap Yohanes nabi. Pada waktu Herodes merayakan hari ulang tahunnya, anak perempuan Herodias menari di hadapan hadirin. Tariannya sangat menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes berjanji kepadanya dengan sumpah bahwa apa saja yang ia minta, akan diberikan kepadanya. Karena dihasut oleh ibunya, gadis itu berkata, “Saya minta kepala Yohanes Pembaptis diberikan kepada saya sekarang ini juga di atas baki!” Mendengar permintaan itu, Herodes menjadi sedih sekali. Tetapi karena ia sudah bersumpah di hadapan para tamunya, ia memerintahkan supaya permintaan gadis itu dipenuhi. Ia menyuruh orang pergi ke penjara untuk memancung kepala Yohanes. Kemudian kepala Yohanes itu dibawa masuk di atas baki dan diberikan kepada gadis itu. Lalu gadis itu membawanya pula kepada ibunya. Setelah itu pengikut-pengikut Yohanes datang mengambil jenazah Yohanes dan menguburkannya. Lalu mereka pergi dan memberitahukan hal itu kepada Yesus. Waktu Yesus mendengar berita itu, Ia naik perahu sendirian dan meninggalkan tempat itu, untuk pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi ketika orang-orang mendengar tentang hal itu, mereka meninggalkan kota-kota mereka dan pergi menyusul Yesus melalui jalan darat. Waktu Yesus turun dari perahu dan melihat orang banyak itu, Ia kasihan kepada mereka. Lalu Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit di antara mereka. Sore harinya, pengikut-pengikut Yesus datang dan berkata kepada-Nya, “Hari sudah sore dan tempat ini terpencil. Lebih baik Bapak menyuruh orang-orang ini pergi, supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” “Tidak usah mereka pergi,” kata Yesus, “kalian saja beri mereka makan.” “Kami hanya punya lima roti dan dua ikan!” jawab pengikut-pengikut Yesus itu. “Bawa itu kemari,” kata Yesus. Kemudian Ia menyuruh orang banyak itu duduk di atas rumput. Lalu Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap syukur kepada Allah. Sesudah itu Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikan-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Mereka semua makan sampai kenyang. Sesudah itu pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan kelebihan makanan itu; ada dua belas bakul penuh. Yang makan pada waktu itu ada kira-kira lima ribu orang, belum terhitung wanita dan anak-anak. Setelah itu Yesus menyuruh pengikut-pengikut-Nya naik perahu dan lebih dahulu menyeberang danau, sementara Ia menyuruh orang banyak itu pulang. Sesudah orang banyak itu pergi, Yesus naik sebuah bukit sendirian untuk berdoa. Waktu sudah malam, Yesus masih berada di situ sendirian. Sementara itu perahu yang ditumpangi pengikut-pengikut Yesus, sudah jauh di tengah-tengah danau. Perahu itu terhempas-hempas dipukul ombak, karena angin berlawanan arah dengan perahu. Antara pukul tiga dan pukul enam pagi, Yesus datang kepada mereka berjalan di atas air. Ketika pengikut-pengikut-Nya melihat Ia berjalan di atas air, mereka terkejut sekali. “Hantu!” teriak mereka ketakutan. Tetapi Yesus langsung menjawab, “Tenanglah! Aku Yesus. Jangan takut!” Lalu Petrus berkata, “Kalau Engkau memang Yesus, suruhlah saya datang berjalan di atas air.” “Datanglah,” jawab Yesus. Jadi Petrus turun dari perahu, berjalan di atas air dan datang kepada Yesus. Tetapi waktu Petrus melihat betapa besarnya angin di danau itu, ia takut dan mulai tenggelam. “Tuhan, tolong!” teriaknya. Yesus segera mengulurkan tangan-Nya dan menangkap dia, dan berkata, “Petrus, Petrus, kau ini kurang percaya. Mengapa kau ragu-ragu kepada-Ku?” Lalu keduanya naik ke perahu itu, dan angin pun reda. Maka pengikut-pengikut Yesus sujud menyembah Dia. Mereka berkata, “Sungguh Tuhan adalah Anak Allah!” Waktu mereka sampai di seberang danau, mereka mendarat di Genesaret. Dan ketika orang-orang di situ melihat bahwa yang datang itu Yesus, mereka menyiarkan berita itu ke semua daerah di sekitar kota itu. Lalu semua orang sakit dibawa kepada Yesus. Dan mereka mohon kepada-Nya supaya boleh menyentuh jubah-Nya, biar hanya ujungnya. Lalu semua yang menyentuhnya menjadi sembuh.