Yohanes 2:1-25
Yohanes 2:1-25 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Dua hari kemudian ada pesta pernikahan di kampung Kana di daerah Galilea, dan ibu Yesus hadir di pesta itu. Yesus dan kami murid-murid-Nya juga diundang ke pesta itu. Waktu air anggur habis, ibu Yesus berkata kepada-Nya, “Mereka sudah kehabisan anggur.” Lalu jawab Yesus, “Biarkan saja. Kita tidak perlu ikut campur. Belum tiba waktunya untuk menunjukkan kuasa-Ku.” Tetapi walaupun Yesus menjawab demikian, ibu-Nya berkata kepada para pelayan di pesta itu, “Lakukanlah apa saja yang Yesus katakan kepada kalian!” Di rumah itu ada enam bak air yang terbuat dari batu. Bak itu diisi air supaya tamu-tamu bisa membasuh tangannya sesuai adat Yahudi. Setiap bak isinya kira-kira 100 liter. Yesus berkata kepada para pelayan, “Isilah air ke dalam semua bak itu sampai penuh.” Maka mereka mengisi semua bak itu sampai penuh. Kemudian Dia berkata kepada mereka, “Sekarang ambillah sedikit air yang ada di situ dan berikanlah kepada pengurus pesta.” Mereka pun melakukan seperti yang dikatakan Yesus. Waktu pengurus pesta mencicipinya, ternyata air itu sudah berubah menjadi anggur! Dia tidak tahu anggur itu dari mana, tetapi para pelayan yang membawa air itu tahu. Lalu pengurus pesta memanggil pengantin laki-laki dan berkata kepadanya, “Waktu orang mengadakan pesta, mereka hampir selalu menghidangkan anggur yang lebih enak dulu, dan sesudah semua tamu minum secukupnya, mereka menghidangkan yang lebih murah untuk menghemat. Tetapi baru sekarang Saudara menghidangkan anggur yang terbaik.” Demikianlah Yesus melakukan keajaiban yang pertama. Hal itu terjadi di kampung Kana di daerah Galilea. Dengan melakukan keajaiban pertama itu, Yesus mulai menyatakan kemuliaan-Nya, dan kami murid-murid-Nya mulai percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum bersama ibu-Nya, saudara-saudara-Nya, juga kami murid-murid-Nya. Kami tinggal di situ selama beberapa hari. Karena hari raya agama Yahudi yang disebut Paskah sudah dekat, Yesus pergi ke Yerusalem. Di teras rumah Allah, Yesus melihat banyak orang menjadikan tempat itu seperti pasar. Ada yang menjual sapi, domba, burung merpati, dan ada juga penukar uang. Karena itu, Yesus membuat alat pemukul dari beberapa potongan tali, lalu mengusir mereka semua dari teras rumah Allah, termasuk semua ternak mereka. Dia membalikkan meja-meja yang dipakai oleh para penukar uang sehingga uang itu berhamburan ke mana-mana. Kepada para penjual merpati, Yesus berkata, “Bawa keluar semua burung itu. Jangan kalian jadikan Rumah Bapa-Ku ini sebagai pasar!” Saat itu kami murid-murid-Nya teringat bahwa ada pemazmur yang menulis doa kepada Allah, “Rasa cintaku untuk rumah-Mu menghanguskan aku!” Lalu para pemimpin agama Yahudi menentang Yesus dengan berkata kepada-Nya, “Buktikan bahwa kamu berhak mengubah kebiasaan-kebiasaan kita! Keajaiban apa yang bisa kamu tunjukkan kepada kami untuk membuktikannya?!” Lalu Yesus menjawab mereka, “Ini yang akan menjadi buktinya: Runtuhkanlah rumah Allah ini, dan Aku akan membangunnya kembali dalam tiga hari saja.” Mereka berkata kepada-Nya, “Rumah ini dibangun selama empat puluh enam tahun! Berani-beraninya kamu berkata akan membangunnya kembali dalam tiga hari saja!” Tetapi sebenarnya yang Yesus maksud dengan ‘rumah Allah’ adalah tubuh-Nya sendiri, bukan bangunan rumah Allah di Yerusalem. (Di kemudian hari, ketika Yesus hidup kembali dari kematian, kami murid-murid-Nya teringat pada perkataan-Nya itu. Oleh sebab itulah kami benar-benar percaya kepada Firman TUHAN dan semua perkataan Yesus.) Selama Hari Raya Paskah itu Yesus berada di Yerusalem. Pada waktu itu banyak orang menjadi percaya kepada-Nya karena melihat keajaiban-keajaiban yang Dia lakukan. Walaupun begitu, Yesus tetap menjaga jarak dengan mereka sebab Dia tahu isi hati mereka masing-masing. Dia juga tidak membutuhkan siapa pun untuk memberitahukan kepada-Nya tentang orang lain, karena Dia sudah tahu semua yang ada dalam hati manusia.
Yohanes 2:1-25 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Dua hari kemudian ada pesta pernikahan di kampung Kana di daerah Galilea, dan ibu Yesus hadir di pesta itu. Yesus dan kami murid-murid-Nya juga diundang ke pesta itu. Waktu air anggur habis, ibu Yesus berkata kepada-Nya, “Mereka sudah kehabisan anggur.” Lalu jawab Yesus, “Biarkan saja. Kita tidak perlu ikut campur. Belum tiba waktunya untuk menunjukkan kuasa-Ku.” Tetapi walaupun Yesus menjawab demikian, ibu-Nya berkata kepada para pelayan di pesta itu, “Lakukanlah apa saja yang Yesus katakan kepada kalian!” Di rumah itu ada enam bak air yang terbuat dari batu. Bak itu diisi air supaya tamu-tamu bisa membasuh tangannya sesuai adat Yahudi. Setiap bak isinya kira-kira 100 liter. Yesus berkata kepada para pelayan, “Isilah air ke dalam semua bak itu sampai penuh.” Maka mereka mengisi semua bak itu sampai penuh. Kemudian Dia berkata kepada mereka, “Sekarang ambillah sedikit air yang ada di situ dan berikanlah kepada pengurus pesta.” Mereka pun melakukan seperti yang dikatakan Yesus. Waktu pengurus pesta mencicipinya, ternyata air itu sudah berubah menjadi anggur! Dia tidak tahu anggur itu dari mana, tetapi para pelayan yang membawa air itu tahu. Lalu pengurus pesta memanggil pengantin laki-laki dan berkata kepadanya, “Waktu orang mengadakan pesta, mereka hampir selalu menghidangkan anggur yang lebih enak dulu, dan sesudah semua tamu minum secukupnya, mereka menghidangkan yang lebih murah untuk menghemat. Tetapi baru sekarang Saudara menghidangkan anggur yang terbaik.” Demikianlah Yesus melakukan keajaiban yang pertama. Hal itu terjadi di kampung Kana di daerah Galilea. Dengan melakukan keajaiban pertama itu, Yesus mulai menyatakan kemuliaan-Nya, dan kami murid-murid-Nya mulai percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum bersama ibu-Nya, saudara-saudara-Nya, juga kami murid-murid-Nya. Kami tinggal di situ selama beberapa hari. Karena hari raya agama Yahudi yang disebut Paskah sudah dekat, Yesus pergi ke Yerusalem. Di teras rumah Allah, Yesus melihat banyak orang menjadikan tempat itu seperti pasar. Ada yang menjual sapi, domba, burung merpati, dan ada juga penukar uang. Karena itu, Yesus membuat alat pemukul dari beberapa potongan tali, lalu mengusir mereka semua dari teras rumah Allah, termasuk semua ternak mereka. Dia membalikkan meja-meja yang dipakai oleh para penukar uang sehingga uang itu berhamburan ke mana-mana. Kepada para penjual merpati, Yesus berkata, “Bawa keluar semua burung itu. Jangan kalian jadikan Rumah Bapa-Ku ini sebagai pasar!” Saat itu kami murid-murid-Nya teringat bahwa ada pemazmur yang menulis doa kepada Allah, “Rasa cintaku untuk rumah-Mu menghanguskan aku!” Lalu para pemimpin agama Yahudi menentang Yesus dengan berkata kepada-Nya, “Buktikan bahwa kamu berhak mengubah kebiasaan-kebiasaan kita! Keajaiban apa yang bisa kamu tunjukkan kepada kami untuk membuktikannya?!” Lalu Yesus menjawab mereka, “Ini yang akan menjadi buktinya: Runtuhkanlah rumah Allah ini, dan Aku akan membangunnya kembali dalam tiga hari saja.” Mereka berkata kepada-Nya, “Rumah ini dibangun selama empat puluh enam tahun! Berani-beraninya kamu berkata akan membangunnya kembali dalam tiga hari saja!” Tetapi sebenarnya yang Yesus maksud dengan ‘rumah Allah’ adalah tubuh-Nya sendiri, bukan bangunan rumah Allah di Yerusalem. (Di kemudian hari, ketika Yesus hidup kembali dari kematian, kami murid-murid-Nya teringat pada perkataan-Nya itu. Oleh sebab itulah kami benar-benar percaya kepada Firman TUHAN dan semua perkataan Yesus.) Selama Hari Raya Paskah itu Yesus berada di Yerusalem. Pada waktu itu banyak orang menjadi percaya kepada-Nya karena melihat keajaiban-keajaiban yang Dia lakukan. Walaupun begitu, Yesus tetap menjaga jarak dengan mereka sebab Dia tahu isi hati mereka masing-masing. Dia juga tidak membutuhkan siapa pun untuk memberitahukan kepada-Nya tentang orang lain, karena Dia sudah tahu semua yang ada dalam hati manusia.
Yohanes 2:1-25 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
DUA hari kemudian ibu Yesus menghadiri suatu pesta perkawinan di Kampung Kana di Galilea. Yesus dan murid-murid-Nya juga diundang. Sementara pesta itu berlangsung, persediaan air anggur habis. Lalu ibu Yesus menghampiri Yesus serta menyampaikan persoalan itu kepada-Nya. “Mengapa kamu melibatkan Aku?” kata-Nya. “Belum tiba saatnya Aku menyatakan diri.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada para pelayan, “Lakukanlah apa saja yang disuruhkan-Nya kepadamu!” Di sana terdapat enam tempayan batu yang biasa dipakai untuk keperluan upacara Yahudi. Tiap tempayan berisi kira-kira seratus liter. Yesus menyuruh pelayan-pelayan itu mengisi tempayan-tempayan itu dengan air sampai penuh. Setelah penuh semuanya, Ia berkata, “Ciduklah sedikit dan bawa kepada pemimpin pesta!” Pada waktu pemimpin pesta mengecap air yang sekarang sudah berubah menjadi anggur (ia tidak tahu dari mana asalnya, tetapi tentu saja para pelayan tahu), ia memanggil pengantin laki-laki. “Sedap sekali anggur ini!” katanya. “Saudara sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Biasanya tuan rumah menghidangkan anggur yang paling baik lebih dahulu, dan kemudian, ketika tamu-tamu telah puas minum, barulah dikeluarkan yang tidak begitu mahal. Tetapi Saudara telah menyimpan anggur yang paling baik untuk dihidangkan paling akhir.” Mukjizat ini, yang terjadi di Kana di daerah Galilea, adalah pernyataan pertama dari kuasa surgawi Yesus. Dan murid-murid-Nya percaya, bahwa Ia benar-benar Mesias. Setelah pesta perkawinan itu selesai, Ia berangkat ke Kapernaum bersama dengan ibu-Nya, saudara-saudara-Nya, serta murid-murid-Nya dan tinggal di sana beberapa hari lamanya. Ketika tiba waktunya untuk merayakan Hari Raya Paskah orang Yahudi, pergilah Yesus ke Yerusalem. Di halaman Bait Allah Yesus melihat para pedagang yang menjual sapi, domba, serta merpati untuk kurban; dan para penukar uang duduk menghadapi meja mereka. Yesus membuat cambuk dari tali dan mengusir mereka ke luar. Sapi dan domba dihalau-Nya ke luar dan uang para penukar dihamburkan-Nya ke atas lantai dengan membalikkan meja mereka. Kemudian Ia pergi kepada orang-orang yang menjual merpati serta berkata kepada mereka, “Bawa ke luar semua ini! Janganlah Rumah Bapa-Ku dijadikan pasar!” Maka teringatlah murid-murid-Nya akan nubuat dalam Kitab Suci, “Cinta-Ku untuk rumah-Mu membakar hati-Ku.” “Apa hak-Mu mengusir mereka?” tanya pemimpin-pemimpin orang Yahudi. “Jika Engkau memperoleh hak ini dari Allah, buktikanlah kepada kami dengan mukjizat.” “Baik,” jawab Yesus, “inilah mukjizat yang akan Kulakukan: Hancurkanlah Bait Allah ini dan Aku akan mendirikannya kembali dalam tiga hari!” “Apa?” sahut mereka, “Pembangunan Bait Allah ini memakan waktu empat puluh enam tahun, dan Engkau sanggup mendirikannya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan “Bait Allah” ialah tubuh-Nya. Setelah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah murid-murid-Nya teringat akan kata-kata ini dan mereka sadar, bahwa apa yang telah dikutip-Nya dari Kitab Suci, benar-benar mengenai diri-Nya dan telah digenapi. Oleh karena mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus di Yerusalem pada perayaan Paskah itu, banyak orang menjadi yakin, bahwa Ia benar-benar Mesias. Tetapi Yesus sendiri tidak memercayai mereka, sebab Ia mengenal manusia sampai ke lubuk hatinya. Dia sendiri sudah tahu bahwa manusia mudah berubah pendirian.
Yohanes 2:1-25 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Tiga hari kemudian, ada pesta perkawinan di kota Kana, wilayah Galilea, dan Ibu Yesus juga ada di sana. Yesus dan pengikut-Nya juga diundang ke sana. Ketika pesta perkawinan itu berlangsung, mereka kehabisan anggur. Lalu ibu Yesus berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur.” Yesus menjawab, “Ibu, mengapa engkau bilang hal ini kepada-Ku? Waktu-Ku belum tiba.” Ibu Yesus berkata kepada para pembantu, “Lakukanlah apa saja yang Ia katakan kepadamu.” Di situ, ada enam tempat air terbuat dari batu, yang dipakai orang-orang Yahudi pada upacara pembasuhan. Masing-masing tempayan itu berisi kira-kira 80 hingga 120 liter air. Yesus berkata kepada para pembantu itu, “Isilah tempayan-tempayan itu dengan air.” Lalu mereka mengisi tempayan-tempayan itu hingga penuh. Setelah itu, Yesus berkata kepada mereka, “Sekarang, ambillah air sedikit itu dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Mereka pun melakukan apa yang dikatakan-Nya. Lalu pemimpin pesta mencicipi air yang sudah berubah menjadi anggur itu. Ia tidak tahu dari mana datangnya anggur itu, tetapi pelayan-pelayan yang membawanya tahu. Kemudian pemimpin pesta memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Biasanya orang menghidangkan anggur yang terbaik lebih dulu. Dan sesudah tamu-tamunya puas meminumnya, barulah ia menghidangkan anggur yang kurang baik. Tetapi kamu menyimpan anggur terbaik sampai sekarang.” Inilah mujizat pertama yang dilakukan Yesus. Ia melakukan itu di kota Kana, wilayah Galilea. Dengan mujizat itu, Yesus menunjukkan kebesaran ilahi-Nya, dan pengikut-Nya percaya kepada-Nya. Setelah itu, Yesus pergi ke kota Kapernaum. Ibu, saudara-saudara-Nya dan pengikut-Nya ikut bersama dengan Dia. Mereka hanya tinggal selama beberapa hari saja di sana. Saat itu Hari Raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, maka Yesus pergi ke Yerusalem. Di sana, di halaman Bait Allah, Ia melihat orang-orang menjual lembu, domba dan merpati. Ia juga melihat ada yang duduk di meja penukar uang. Yesus membuat sebuah cambuk dari tali lalu mengusir semua domba dan lembu keluar dari halaman Bait Allah. Ia menjungkir-balikkan meja-meja penukar uang dan menghamburkan uang mereka. Kemudian Ia berkata kepada pedagang-pedagang merpati itu, “Keluarkan semuanya dari sini! Jangan jadikan rumah Bapa-Ku sebagai tempat untuk berdagang!” Hal ini membuat pengikut-Nya teringat akan perkataan yang tertulis dalam Kitab Suci: “Cinta-Ku pada rumah-Mu akan menghancurkan Aku.” Beberapa orang Yahudi berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan untuk membuktikan kepada kami bahwa Engkau berhak melakukan semua ini?” Jawab Yesus kepada mereka, “Hancurkan bait ini dan Aku akan membangunnya kembali dalam tiga hari.” Mereka menjawab, “Orang-orang bekerja selama 46 tahun untuk membangun Bait Allah ini! Apakah Engkau benar-benar yakin dapat membangunnya kembali dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan “bait ini” adalah tubuh-Nya sendiri. Setelah Yesus dibangkitkan dari kematian, para pengikut-Nya teringat pada perkataan-Nya ini. Jadi, mereka percaya pada Kitab Suci dan juga perkataan Yesus. Yesus berada di wilayah Yerusalem selama Perayaan Paskah. Banyak orang percaya kepada-Nya karena mereka melihat mujizat-mujizat yang dilakukan. Tetapi Yesus tidak percaya kepada mereka karena Ia tahu bagaimana orang berpikir. Ia tidak perlu orang mengatakan kepada-Nya seperti apakah manusia itu. Ia sudah tahu.
Yohanes 2:1-25 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: ”Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: ”Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: ”Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya – ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: ”Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja. Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: ”Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: ”Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: ”Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: ”Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Yohanes 2:1-25 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Dua hari kemudian ada pesta kawin di kota Kana di Galilea, dan ibu Yesus ada di sana. Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya diundang juga ke pesta itu. Ketika anggur sudah habis, ibu-Nya berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur.” Yesus menjawab, “Ibu, jangan menyuruh Aku. Belum sampai waktunya Aku menyatakan diri.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Lakukan saja apa yang dikatakan-Nya kepadamu.” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk keperluan pembasuhan menurut adat Yahudi. Tempayan itu masing-masing isinya kira-kira seratus liter. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah tempayan-tempayan itu dengan air.” Mereka mengisinya sampai penuh. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Sekarang ambil sedikit air itu dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Mereka membawa air itu kepada pemimpin pesta, dan ia mencicipi air yang sudah berubah menjadi anggur. (Ia tidak tahu dari mana anggur itu, hanya pelayan-pelayan yang menuang air itu saja yang tahu.) Maka pemimpin pesta itu mendekati pengantin laki-laki, lalu berkata kepadanya, “Biasanya orang menghidangkan anggur yang paling baik lebih dahulu dan kalau para tamu sudah puas minum, barulah anggur yang biasa. Tetapi Saudara menyimpan anggur yang paling baik sampai sekarang!” Itulah keajaiban pertama yang dilakukan Yesus. Ia melakukan itu di Kana di Galilea. Dengan tanda itu Ia menunjukkan keagungan-Nya. Maka pengikut-pengikut-Nya percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum bersama-sama dengan ibu-Nya, saudara-saudara-Nya serta pengikut-pengikut-Nya. Mereka tinggal di sana beberapa hari lamanya. Ketika Hari Raya Paskah Yahudi sudah dekat, Yesus pergi ke Yerusalem. Di Rumah Tuhan di Yerusalem Ia mendapati penjual-penjual sapi, domba, dan burung merpati; juga penukar-penukar uang duduk di situ. Yesus membuat sebuah cambuk dari tali lalu mengusir semua binatang itu, baik domba maupun sapi, dari dalam Rumah Tuhan. Meja-meja para penukar uang dibalikkan-Nya sehingga uang mereka berserakan ke mana-mana. Lalu Ia berkata kepada penjual burung merpati, “Angkat semuanya dari sini. Jangan jadikan Rumah Bapa-Ku tempat berdagang!” Maka pengikut-pengikut-Nya teringat akan ayat Alkitab ini, “Cinta-Ku untuk Rumah-Mu, ya Allah, membakar hati-Ku.” Para penguasa Yahudi menantang Yesus, kata mereka, “Coba membuat keajaiban sebagai tanda untuk kami bahwa Engkau berhak bertindak seperti ini.” Yesus menjawab, “Runtuhkanlah Rumah ini, dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali.” Lalu mereka berkata, “Empat puluh enam tahun dibutuhkan untuk membangun Rumah Tuhan ini. Dan Engkau mau membangunnya kembali dalam tiga hari?” Tetapi Rumah Tuhan yang dimaksudkan Yesus adalah tubuh-Nya sendiri. Jadi kemudian, sesudah Yesus dibangkitkan dari mati, teringatlah pengikut-pengikut-Nya bahwa hal itu pernah dikatakan-Nya. Maka percayalah mereka kepada apa yang tertulis dalam Alkitab dan kepada apa yang dikatakan oleh Yesus. Sementara Yesus berada di Yerusalem pada waktu Perayaan Paskah, banyak orang percaya kepada-Nya karena keajaiban-keajaiban yang dibuat-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak percaya mereka, sebab Ia mengenal semua orang. Tidak perlu orang memberi keterangan kepada-Nya tentang siapa pun, sebab Ia sendiri tahu apa yang ada di dalam hati manusia.