Yohanes 19:1-30

Yohanes 19:1-30 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: ”Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: ”Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: ”Lihatlah Manusia itu!” Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: ”Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: ”Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ”Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: ”Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya: ”Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab: ”Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: ”Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: ”Inilah rajamu!” Maka berteriaklah mereka: ”Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: ”Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: ”Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: ”Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: ”Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.” Jawab Pilatus: ”Apa yang kutulis, tetap tertulis.” Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: ”Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: ”Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ”Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: ”Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci –: ”Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ”Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Yohanes 19:1-30 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Maka Pilatus menyuruh para tentaranya membawa Yesus untuk dicambuk. Mereka membawa Dia masuk ke bagian istana yang berfungsi sebagai markas tentara. Sesudah mencambuki Dia, mereka mulai mengejek-Nya, karena ada yang menyebut Yesus sebagai raja Yahudi. Mereka memahkotai Dia dengan mahkota berduri yang mereka buat dari ranting-ranting tumbuhan merambat yang berduri. Mereka juga memakaikan baju berwarna ungu kepada Yesus, lalu berkata kepada-Nya berulang kali, “Hormat bagimu, raja orang Yahudi!” Dan mereka bergantian menampar muka-Nya. Kemudian Pilatus keluar dari istananya lagi dan berkata kepada para pemimpin Yahudi dan orang banyak yang sudah terkumpul di situ, “Lihat, saya membawa orang ini ke luar kepada kalian. Saya mau supaya kalian tahu bahwa saya sama sekali tidak menemukan kesalahan apa pun pada orang ini.” Lalu Yesus keluar dengan masih memakai mahkota duri dan baju ungu tadi. Pilatus berkata kepada mereka, “Inilah dia!” Begitu para imam kepala dan penjaga rumah Allah melihat Yesus, mereka berteriak-teriak, “Salibkan dia! Salibkan dia!” Tetapi Pilatus berkata kepada mereka, “Kalau begitu bawa dia dan salibkanlah sendiri, karena saya tidak menemukan kesalahan apa pun padanya!” Jawab orang-orang Yahudi itu, “Menurut hukum kami, dia harus dihukum mati karena sudah mengaku-ngaku sebagai Anak Allah.” Mendengar perkataan mereka itu, Pilatus semakin takut. Jadi dia kembali ke dalam istana dan menyuruh agar Yesus dibawa masuk. Kemudian dia bertanya kepada-Nya, “Kamu berasal dari mana?” Tetapi Yesus tidak menjawab. Lalu Pilatus berkata, “Kenapa kamu diam?! Apakah kamu tidak tahu bahwa saya mempunyai kuasa untuk membebaskanmu dan juga untuk menyalibkan kamu?” Yesus menjawab, “Kuasa yang kamu miliki atas diri-Ku itu hanya karena Allah yang memberikannya kepadamu. Kalau tidak demikian, kamu tidak mempunyai kuasa apa-apa atas Aku. Karena itulah orang yang menyerahkan Aku kepadamu sudah melakukan dosa yang lebih besar daripada dosa yang akan kamu lakukan ketika kamu menjatuhkan hukuman pada-Ku.” Mendengar itu, Pilatus berusaha membebaskan Yesus. Tetapi para pemimpin Yahudi berteriak, “Orang yang mengaku sebagai raja berarti melawan raja tertinggi di Roma. Kalau engkau membebaskan dia, berarti engkau juga melawan raja tertinggi!” Mendengar perkataan itu, Pilatus menyuruh supaya Yesus dibawa keluar, lalu dia duduk di kursi pengadilan. Tempat itu disebut Lantai Batu, dan dalam bahasa Ibrani disebut Gabata. Waktu itu kira-kira tengah hari, dan ternyata hari itu adalah hari persiapan sebelum hari terpenting dalam perayaan Paskah. Di sana Pilatus mengejek para pemimpin Yahudi dengan berkata, “Lihatlah raja kalian ini!” Lalu mereka berteriak, “Lenyapkanlah dia! Lenyapkan dia! Salibkan dia!” Pilatus berkata lagi kepada mereka, “Apakah kalian mau saya menyalibkan raja kalian?” Para imam kepala menjawab, “Kami tidak mempunyai raja yang lain selain raja tertinggi di Roma!” Akhirnya Pilatus mengikuti kemauan mereka dan menyerahkan Yesus kepada tentara-tentaranya untuk disalibkan. Lalu mereka menggiring Dia ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dan dalam bahasa Ibrani disebut Golgota. Ke sana Yesus berjalan sambil memikul salib-Nya sendiri. Di situlah mereka menyalibkan Dia. Bersama Yesus, disalibkan juga dua orang penjahat di sebelah kanan dan kiri-Nya. Jadi salib Yesus berada di tengah-tengah. Pilatus sudah menyuruh untuk memasang pada salib Yesus suatu papan yang bertuliskan “Yesus orang Nazaret, raja orang Yahudi”— sebagai keterangan alasan Dia dihukum mati. Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu karena tempat Yesus disalibkan tidak jauh dari kota. Keterangan itu ditulis dalam tiga bahasa, yaitu Ibrani, Yunani, dan Latin. Lalu para imam kepala protes kepada Pilatus, “Suruhlah mereka mengganti tulisan itu! Jangan ‘Raja orang Yahudi.’ Tetapi harus seperti ini: ‘Orang yang mengaku, saya raja orang Yahudi.’” Tetapi Pilatus menjawab, “Apa yang sudah saya perintahkan untuk ditulis tidak akan saya ubah!” Yesus disalibkan oleh empat orang tentara. Lalu mereka membagi-bagi pakaian-Nya di antara mereka, dan masing-masing mendapat sebagian. Jubah-Nya panjang tanpa ada sambungan jahitan, karena ditenun dari atas ke bawah. Oleh sebab itu mereka berkata satu sama lain, “Jangan kita robek-robek jubah ini. Kita buang undi saja untuk menentukan siapa yang akan mendapatkannya.” Maka terjadilah tepat seperti apa yang ditetapkan Allah, supaya ditepati apa yang sudah tertulis dalam Kitab Suci, “Mereka akan membagi-bagikan pakaian-Ku di antara mereka, dan mereka membuang undi untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan jubah-Ku.” Tanpa sadar, para tentara itu sudah melakukan tepat seperti Firman TUHAN ini. Ibu Yesus berdiri di dekat salib-Nya. Di situ juga berdiri saudara perempuan ibu-Nya bersama dua Maria yang lain, yaitu istri Klopas dan Maria yang dari kampung Magdala. Juga saya (murid Yesus yang sangat dikasihi-Nya) berdiri di situ. Jadi ketika Yesus melihat ibu-Nya dan saya, Dia berkata kepada ibu-Nya, “Lihat, dia itulah anakmu!” Lalu Yesus berkata kepada saya, “Dia itulah ibumu!” Jadi mulai hari itu saya membawa ibu Yesus tinggal di rumah saya. Ketika Yesus tahu bahwa Dia sudah selesai menjalankan semua tugas-Nya, maka sesuai dengan apa yang tertulis dalam Firman Allah Dia berkata, “Aku haus.” Di situ ada wadah yang penuh berisi air anggur asam. Waktu mereka mendengar ucapan Yesus itu, salah seorang yang ada di sana memasang sesuatu seperti spons pada ujung sebatang hisop, lalu mencelupkannya ke dalam anggur itu dan mengulurkannya ke mulut Yesus supaya Dia bisa mengecap. Setelah mengecap sedikit dari anggur asam itu, Dia berkata, “Sudah selesai.” Kemudian Yesus menundukkan kepala-Nya dan Dia pun mati.

Yohanes 19:1-30 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

PILATUS memerintahkan supaya Yesus dicambuki. Prajurit-prajurit membuat mahkota dari duri-duri yang panjang dan mengenakannya pada kepala Yesus serta memakaikan jubah kerajaan berwarna ungu pada-Nya. “Hidup, ‘Raja orang Yahudi’!” ejek mereka sambil menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada orang-orang Yahudi, “Aku akan membawa Dia ke luar kepada kalian sekarang, tetapi ketahuilah bahwa aku tidak mendapat bukti bahwa Ia bersalah.” Maka Yesus keluar dengan mengenakan mahkota duri dan jubah ungu. Lalu Pilatus berkata, “Lihatlah Orang ini!” Ketika mereka melihat Dia, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi mulai berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” “Salibkan sendiri!” kata Pilatus. “Aku tidak mendapat bukti bahwa Ia bersalah.” Mereka menjawab, “Menurut hukum kami Ia harus mati, karena Ia menyebut diri-Nya Anak Allah.” Ketika Pilatus mendengar itu, ia sangat ketakutan. Ia membawa Yesus kembali ke dalam istana dan bertanya kepada-Nya, “Dari mana asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak menjawab. “Engkau tidak mau berbicara kepadaku?” tanya Pilatus. “Tidak tahukah Engkau, bahwa aku berkuasa melepaskan atau menyalibkan Engkau?” Kemudian Yesus berkata, “Tuan sama sekali tidak berkuasa atas diri-Ku, kecuali kalau diberi kuasa dari atas. Karena itu, mereka yang membawa Aku kepada Tuan lebih besar dosanya.” Kemudian Pilatus berusaha membebaskan Dia, tetapi pemimpin-pemimpin orang Yahudi berkata kepadanya, “Jikalau Tuan melepaskan Orang itu, Tuan bukan sahabat Kaisar. Siapa pun yang mengaku dirinya raja, memberontak terhadap Kaisar.” Ketika mendengar perkataan itu, sekali lagi Pilatus membawa Yesus ke luar kepada mereka, dan ia duduk di kursi pengadilan di atas panggung berlantai batu. Waktu itu kira-kira tengah hari sebelum hari Paskah. Pilatus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Inilah Raja kalian!” “Bunuh Dia!” teriak mereka. “Bunuh Dia! Salibkan Dia!” “Apa? Salibkan Raja kalian?” tanya Pilatus. “Kami tidak mempunyai raja lain kecuali Kaisar,” sahut imam-imam kepala itu. Kemudian Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Akhirnya jatuh juga Yesus ke tangan mereka, dan sambil memikul salib-Nya, Ia dibawa ke luar kota ke tempat yang disebut “Tempat Tengkorak”, dalam bahasa Aram: Golgota. Di sana mereka menyalibkan Dia bersama dengan dua orang lain di kiri kanan-Nya, Yesus di antara kedua orang itu. Pada kayu salib di atas Yesus, Pilatus menempelkan sebuah papan yang memuat kata-kata, “YESUS ORANG NAZARET, RAJA ORANG YAHUDI”. Tempat Yesus disalibkan tidak jauh dari kota; dan kata-kata itu ditulis dalam bahasa Aram, Latin, dan Yunani, sehingga banyak orang membacanya. Kemudian imam-imam kepala berkata kepada Pilatus, “Gantilah kata-kata ‘Raja orang Yahudi’ dengan ‘Ia mengatakan, Aku Raja orang Yahudi!’ ” Pilatus menjawab, “Apa yang kutulis, telah tertulis. Aku tidak akan mengubahnya.” Ketika prajurit-prajurit telah menyalibkan Yesus, mereka meletakkan pakaian-Nya menjadi empat tumpuk, masing-masing memperoleh setumpuk. Tetapi mereka berkata, “Jubah-Nya jangan kita robek,” karena jubah itu tidak ada jahitannya. “Baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang akan mendapatnya.” Ini menggenapkan ayat dalam Kitab Suci yang mengatakan, “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan membuang undi untuk jubah-Ku.” Dan itulah yang mereka lakukan. Di dekat salib berdirilah ibu Yesus, bibi Yesus, istri Kleopas, dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya berdiri di samping pengikut-Nya yang karib, Ia kepadanya, “Dialah anakmu!” Lalu kepada pengikut-Nya yang karib Ia berkata, “Dialah ibumu.” Sejak saat itu ibu-Nya tinggal di rumah saya. Yesus mengetahui bahwa segala sesuatu telah selesai dan untuk menggenapkan ayat dalam Kitab Suci, Ia berkata, “Aku haus.” Di situ ada seguci anggur. Mereka mencelupkan bunga karang ke dalamnya dan menaruh bunga karang itu pada batang hisop serta mengenakannya pada bibir Yesus. Ketika Yesus mengecapnya, Ia berkata, “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan melepaskan nyawa-Nya.

Yohanes 19:1-30 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Kemudian Pilatus memerintahkan agar Yesus dibawa ke luar dan dicambuk. Para prajurit itu melakukan perintah Pilatus. Mereka menganyam sebuah mahkota dari ranting-ranting berduri dan menaruh di kepala Yesus. Mereka juga memakaikan sehelai jubah berwarna ungu kepada-Nya. Setelah itu, mereka terus mendekati Yesus, dan berkata, “Salam, hai Raja orang Yahudi!” Dan mereka terus menampar wajah-Nya. Kemudian Pilatus keluar lagi dan berkata kepada para pemimpin Yahudi, “Lihatlah! Aku akan membawa Yesus ke luar kepadamu. Aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada-Nya.” Lalu Yesus keluar dengan memakai mahkota duri dan jubah ungu. Pilatus berkata kepada para pemimpin Yahudi, “Inilah Orang itu!” Ketika para imam kepala dan penjaga itu melihat Yesus, mereka berteriak, “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Tetapi Pilatus menjawab, “Ambillah Dia dan salibkanlah sendiri. Aku tidak menemukan kesalahan apa pun pada-Nya.” Pemimpin Yahudi menjawab, “Kami mempunyai hukum yang mengatakan bahwa Ia harus mati, sebab Ia menganggap bahwa diri-Nya adalah Anak Allah.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menjadi semakin takut. Pilatus masuk kembali ke dalam istana, dan setelah Yesus dibawa masuk, ia bertanya kepada-Nya, “Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak menjawabnya. Pilatus berkata, “Engkau tidak mau berbicara denganku? Ingatlah, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan atau menyalibkan Engkau.” Yesus menjawab, “Satu-satunya kuasa yang kamu miliki atas diri-Ku adalah kuasa yang diberikan Allah kepadamu. Itulah sebabnya, orang yang menyerahkan Aku kepadamu memiliki dosa yang lebih besar.” Setelah mendengar hal itu, Pilatus berusaha untuk membebaskan Yesus. Tetapi para pemimpin Yahudi berseru, “Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja berarti melawan Kaisar. Jika engkau membebaskan Orang ini, engkau bukan teman Kaisar.” Ketika Pilatus mendengar itu, ia membawa Yesus ke luar, ke tempat yang bernama “Lantai Batu”. Dalam bahasa Aram, tempat itu disebut Gabata . Di sana, Pilatus duduk di kursi pengadilan. Waktu itu merupakan Hari Persiapan minggu Paskah, kira-kira pukul dua belas siang. Pilatus berkata kepada para pemimpin Yahudi itu, “Inilah Rajamu!” Mereka berteriak, “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Pilatus bertanya kepada mereka, “Apakah kamu mau aku salibkan Rajamu?” Imam-imam kepala menjawab, “Satu-satunya raja yang kami miliki adalah Kaisar!” Lalu Pilatus menyerahkan Yesus kepada para prajurit untuk disalibkan, dan mereka pun membawa-Nya pergi. Yesus memikul salib-Nya sendiri ke tempat yang bernama “Tempat Tengkorak”, yang dalam bahasa Aram disebut “Golgota”. Di sanalah mereka menyalibkan Yesus dan dua orang lainnya. Kedua orang itu disalibkan di sebelah kanan dan kiri Yesus, sedangkan Yesus disalibkan di tengah-tengah mereka. Pilatus menyuruh orang untuk memasang tulisan pada bagian atas kayu salib Yesus. Tulisan itu berbunyi, YESUS ORANG NAZARET, RAJA ORANG YAHUDI. Tulisan itu ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan Yunani. Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu karena tempat Yesus disalibkan letaknya dekat kota. Para imam kepala Yahudi berkata kepada Pilatus, “Jangan menulis, ‘Raja orang Yahudi’, tetapi tuliskan, ‘Orang ini berkata, Aku Raja orang Yahudi.’” Jawab Pilatus, “Aku tidak akan mengubah apa pun yang sudah kutulis!” Sesudah para prajurit menyalibkan Yesus, mereka mengambil dan merobek pakaian-Nya menjadi empat. Masing-masing tentara mendapat satu bagian. Mereka juga mengambil jubah-Nya, yaitu berupa kain panjang utuh yang hanya ditenun dari atas ke bawah tanpa jahitan. Para prajurit itu berkata seorang kepada lainnya, “Kita tidak perlu merobek jubah itu menjadi beberapa potong. Marilah kita membuang undi untuk menentukan siapakah yang mendapatkannya.” Hal ini terjadi untuk memenuhi apa yang telah tertulis di dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan membuang undi atas jubah-Ku.” Demikianlah yang dilakukan oleh para prajurit itu. Ibu Yesus, saudara perempuan ibu-Nya, yaitu Maria istri Klopas dan Maria Magdalena berdiri di dekat salib-Nya. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan pengikut yang sangat dikasihi-Nya berdiri di sana, Ia berkata kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” Lalu Yesus berkata kepada pengikut-Nya, “Inilah ibumu!” Sejak itulah, pengikut itu menerima ibu Yesus tinggal di rumahnya. Yesus tahu bahwa semuanya sudah selesai. Untuk memenuhi apa yang telah tertulis di dalam Kitab Suci, Ia berkata, “Aku haus!” Di situ ada sebuah guci yang penuh dengan anggur asam. Jadi, seorang prajurit mencelupkan bunga karang ke dalamnya, kemudian menancapkan bunga karang itu pada sebatang hisop dan mengulurkannya ke mulut Yesus. Setelah mencicipi anggur asam itu, Yesus berkata, “Sudah selesai.” Kemudian Ia menundukkan kepala-Nya dan mati.

Yohanes 19:1-30 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: ”Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: ”Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: ”Lihatlah Manusia itu!” Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: ”Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: ”Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ”Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk pula ke dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: ”Dari manakah asal-Mu?” Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Maka kata Pilatus kepada-Nya: ”Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?” Yesus menjawab: ”Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: ”Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: ”Inilah rajamu!” Maka berteriaklah mereka: ”Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: ”Haruskah aku menyalibkan rajamu?” Jawab imam-imam kepala: ”Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: ”Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.” Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: ”Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.” Jawab Pilatus: ”Apa yang kutulis, tetap tertulis.” Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: ”Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: ”Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ”Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: ”Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci –: ”Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ”Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Yohanes 19:1-30 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Kemudian Pilatus masuk lalu menyuruh orang mencambuk Yesus. Prajurit-prajurit membuat sebuah mahkota dari ranting-ranting berduri, lalu memasangnya di atas kepala Yesus. Sesudah itu mereka memakaikan Dia jubah berwarna ungu, lalu berkali-kali datang kepada-Nya dan berkata, “Hidup raja orang Yahudi!” Kemudian mereka menampari Dia. Sesudah itu Pilatus keluar sekali lagi dan berkata kepada orang banyak itu, “Lihat! Saya membawa Dia ke luar kepadamu, supaya kalian tahu saya tidak menemukan satu kesalahan pun pada-Nya.” Maka Yesus keluar dengan memakai mahkota duri dan jubah ungu. Pilatus berkata kepada mereka, “Lihatlah orang itu.” Ketika imam-imam kepala dan pengawal-pengawal itu melihat Yesus, mereka berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Pilatus berkata kepada mereka, “Ambillah Dia, dan salibkan olehmu sendiri, saya tidak menemukan satu kesalahan pun pada-Nya.” Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Menurut hukum kami, Ia harus dihukum mati sebab Ia mengaku diri-Nya Anak Allah.” Ketika Pilatus mendengar mereka berkata begitu, ia lebih takut lagi. Maka ia masuk kembali ke dalam istana dan setelah Yesus dibawa masuk, Pilatus bertanya kepada-Nya, “Engkau berasal dari mana?” Tetapi Yesus tidak menjawab. Jadi Pilatus berkata lagi, “Engkau tak mau bicara dengan saya? Ketahuilah, saya mempunyai kuasa membebaskan Engkau, dan kuasa menyalibkan Engkau!” Yesus menjawab, “Kalau Allah tidak memberikan kuasa itu kepadamu, engkau sama sekali tidak punya kuasa atas-Ku. Karena itu orang yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya daripadamu.” Ketika Pilatus mendengar itu, ia berusaha untuk melepaskan Yesus. Tetapi orang-orang Yahudi berteriak-teriak, “Kalau Tuan membebaskan Dia, Tuan bukan kawan Kaisar! Orang yang mengaku dirinya raja, adalah musuh Kaisar!” Ketika Pilatus mendengar kata-kata itu, ia membawa Yesus ke luar lalu duduk di kursi pengadilan di tempat yang bernama Lantai Batu. (Di dalam bahasa Ibrani namanya Gabata.) Waktu itu hampir pukul dua belas siang, hari sebelum Hari Raya Paskah. Pilatus berkata kepada orang-orang itu, “Ini rajamu!” Mereka berteriak-teriak, “Bunuh Dia! Bunuh Dia! Salibkan Dia!” Pilatus bertanya, “Haruskah saya menyalibkan rajamu?” Imam-imam kepala menjawab, “Hanya Kaisar satu-satunya raja kami!” Maka Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka mengambil Yesus, lalu membawa Dia pergi. Yesus keluar dengan memikul sendiri salib-Nya ke tempat yang bernama “Tempat Tengkorak”. (Di dalam bahasa Ibrani disebut Golgota.) Di sana Ia disalibkan. Bersama-sama dengan Dia ada juga dua orang lain yang disalibkan; seorang di sebelah kiri, seorang di sebelah kanan dan Yesus di tengah-tengah. Pada kayu salib Yesus, Pilatus menyuruh memasang tulisan ini: “Yesus dari Nazaret, Raja Orang Yahudi”. Banyak orang Yahudi membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus disalibkan itu tidak jauh dari kota. Tulisan itu dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani. Imam-imam kepala berkata kepada Pilatus, “Jangan menulis ‘Raja orang Yahudi’, melainkan tulislah, ‘Orang ini berkata, Aku Raja orang Yahudi.’ ” Tetapi Pilatus menjawab, “Yang sudah saya tulis, tetap tertulis.” Setelah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya. Pakaian itu dibagi empat: masing-masing mendapat satu bagian. Mereka mengambil juga jubah-Nya. Jubah itu tidak ada jahitannya -- ditenun dari atas sampai ke bawah. Prajurit-prajurit itu berkata satu sama lain, “Jangan kita potong-potong jubah ini. Mari kita membuang undi untuk menentukan siapa yang boleh mendapatnya.” Hal itu terjadi supaya terlaksana apa yang tertulis dalam Alkitab, yaitu: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku, dan membuang undi untuk jubah-Ku.” Dan memang prajurit-prajurit itu berbuat begitu. Di dekat salib Yesus berdiri ibu Yesus, saudara perempuan ibu-Nya, Maria istri Klopas, dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan pengikut yang dikasihi-Nya berdiri di situ, Ia berkata kepada ibu-Nya, “Ibu, itu anak Ibu.” Kemudian Yesus berkata kepada pengikut-Nya itu, “Itu ibumu.” Semenjak itu pengikut itu menerima ibu Yesus untuk tinggal di rumahnya. Yesus tahu bahwa sekarang semuanya sudah selesai, dan supaya apa yang tertulis dalam Alkitab dapat terjadi, Ia berkata, “Aku haus.” Di situ ada sebuah mangkuk penuh dengan air anggur yang asam. Maka sebuah bunga karang dicelupkan ke dalam air anggur itu, dan dicucukkan pada setangkai hisop, lalu diulurkan ke bibir Yesus. Yesus mengecap air anggur itu lalu berkata, “Sudah selesai!” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan meninggal.