Kisah Para Rasul 7:20-44

Kisah Para Rasul 7:20-44 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Pada masa itulah Musa lahir. Bayi Musa sangat berkenan di mata TUHAN. Orangtuanya menyembunyikan dia di rumah selama tiga bulan. Ketika mereka tidak bisa menyembunyikannya lagi, terpaksalah mereka membuang dia. Lalu putri raja Mesir mengambil dan membesarkan Musa sebagai anaknya sendiri. Musa dididik dalam segala ilmu orang Mesir sampai dia menjadi sangat cerdas dan berpengaruh, baik dalam perkataan maupun perbuatan. “Sewaktu Musa berumur empat puluh tahun, dia memutuskan untuk mengunjungi saudara-saudari sebangsanya. Saat itu, dia melihat salah satu dari mereka sedang dianiaya oleh seorang Mesir. Musa berusaha membela saudara sebangsanya dengan memukul orang Mesir itu sampai mati. Musa menyangka bahwa saudara-saudarinya orang Israel akan mengerti bahwa Allah sedang memakai dia untuk menyelamatkan mereka. Tetapi mereka tidak mengerti hal itu. Hari berikutnya, Musa bertemu dengan dua orang sebangsanya yang sedang berkelahi. Dia mencoba mendamaikan mereka dengan berkata, ‘Hai kawan, kalian bersaudara. Janganlah berkelahi!’ Namun, orang yang bersalah itu mendorong Musa sambil membentak, ‘Bukan urusanmu! Kamu bukan pemimpin yang berhak menghakimi kami! Apakah kamu mau membunuh saya juga, seperti kamu membunuh orang Mesir itu kemarin?!’ Mendengar perkataan orang itu, Musa menjadi takut karena ternyata berita pembunuhan orang Mesir itu sudah tersebar. Dia pun melarikan diri dan tinggal sebagai orang asing di negeri Midian. Di sana, dia menikah dan mendapat dua anak laki-laki. “Sesudah empat puluh tahun berlalu, malaikat menampakkan diri kepada Musa dalam bentuk semak yang menyala di padang belantara dekat gunung Sinai. Musa sangat heran melihat api itu. Waktu dia datang mendekatinya untuk melihat lebih jelas, dia mendengar suara TUHAN yang berkata, ‘Akulah Allah nenek moyangmu, yang disembah oleh Abraham, Isak, dan Yakub.’ Mendengar perkataan itu, Musa gemetar ketakutan dan tidak berani melihat api itu lagi. Lalu TUHAN berkata kepadanya, ‘Lepaskan sandalmu, karena tempat kamu berdiri ini adalah tanah yang suci. Aku sudah melihat umat-Ku sangat ditindas di Mesir, dan Aku juga sudah mendengar keluhan-keluhan mereka. Karena itu, sekarang Aku turun untuk membebaskan mereka. Bersiap-siaplah, karena Aku mengutusmu pergi ke Mesir.’ “Jadi, Musa yang pernah ditolak orang Israel justru diutus oleh Allah. Dia yang dulu dikatai, ‘Kamu bukan penguasa atau hakim kami,’ justru dijadikan TUHAN sebagai penguasa sekaligus penyelamat, melalui malaikat yang menampakkan diri kepadanya di dalam semak itu. Lalu Musa memimpin umat Israel keluar dari Mesir. Dia melakukan banyak keajaiban di negeri itu, di Laut Merah, dan ketika mereka berada di padang belantara selama empat puluh tahun. Musa ini jugalah yang sudah bernubuat kepada bangsa Israel, ‘TUHAN Allah kita sekali lagi akan mengangkat seorang Nabi bagi kalian dari keturunan bangsa kita sendiri. Nabi itu akan menyampaikan pesan Allah seperti saya.’ Musa hidup bersama umat Allah, yaitu nenek moyang kita, selama mereka berada di padang belantara. Dan malaikat yang dulu menyampaikan pesan Allah kepadanya di gunung Sinai terus membawa pesan kepadanya. Akhirnya Firman itu— yakni perkataan yang memberi hidup— disampaikan kepada kita. “Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepada Musa. Mereka menolak dia dan malah ingin kembali ke Mesir. Kata mereka kepada Harun, ‘Buatlah untuk kita beberapa patung berhala sebagai dewa untuk memimpin kita kembali ke Mesir. Karena kita tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan si Musa, yang menghasut kita keluar dari negeri itu.’ Lalu mereka membuat patung yang berbentuk anak sapi dan memberikan persembahan kepada berhala itu. Dengan gembira, mereka mengadakan pesta besar untuk merayakan patung buatan tangan mereka sendiri. Oleh karena perbuatan itu, Allah berbalik dari mereka dan membiarkan mereka menyembah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Seperti yang tertulis dalam kitab para nabi, Allah berkata, ‘Kalian orang Israel tidak sungguh-sungguh membawa kurban sembelihan dan persembahan kepada-Ku ketika kalian hidup di padang belantara selama empat puluh tahun. Sampai sekarang, di dalam hatimu masing-masing, kamu masih lebih suka menyembah di kemah dewamu, Molok, dan patung yang kalian buat dalam rupa dewa Remfan, dewa bintang itu. Oleh karena itu, Aku sudah memutuskan bahwa kalian akan menjadi tawanan perang dan dibawa oleh musuh-musuh sampai melewati kota Babel.’ “Nenek moyang kita selalu membawa kemah Allah ke mana pun mereka berpindah-pindah selama di padang belantara. Kemah itu dibuat sesuai dengan petunjuk Allah, seperti yang sudah diperintahkan dan diperlihatkan Allah kepada Musa.

Kisah Para Rasul 7:20-44 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

“Pada waktu itu lahirlah Musa—seorang anak yang sangat elok parasnya. Selama tiga bulan ia disembunyikan oleh orang tuanya di rumah. Dan akhirnya, ketika ia tidak mungkin disembunyikan lagi dan terpaksa disingkirkan, ia ditemukan oleh putri Firaun dan diangkat menjadi anaknya. Ia diajari segala pengetahuan orang Mesir, dan ia menjadi seorang pangeran yang perkasa serta seorang ahli pidato. “Pada suatu hari, menjelang ulang tahunnya yang keempat puluh, timbullah niat dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, bangsa Israel. Selama kunjungannya itu ia melihat seorang Mesir menganiaya seorang Israel. Ia membunuh orang Mesir itu. Musa mengira saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah telah mengutus dia untuk menolong mereka, tetapi sangkaannya itu meleset. “Keesokan harinya ia mengunjungi mereka lagi dan melihat dua orang Israel sedang berkelahi. Ia berusaha mendamaikan mereka. ‘Kalian ini bersaudara dan tidak baik berkelahi seperti ini!’ “Tetapi orang yang bersalah berkata kepada Musa, ‘Jangan turut campur! Siapa yang mengangkat engkau menjadi penguasa dan hakim kami? Apakah engkau akan membunuh aku seperti orang Mesir yang kaubunuh kemarin?’ “Mendengar itu Musa melarikan diri dari Mesir, lalu menetap di Negeri Midian, dan di sana lahirlah kedua putranya. “Empat puluh tahun kemudian, di padang gurun dekat Gunung Sinai, tampaklah kepadanya seorang Malaikat di tengah-tengah nyala api dalam semak. Musa sangat heran. Ketika ia berlari untuk melihat ada apa dalam semak itu, terdengarlah suara Tuhan, ‘Aku adalah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.’ Musa gemetar ketakutan dan tidak berani melihat. “Lalu Tuhan berkata kepadanya, ‘Lepaskanlah kasutmu, sebab engkau berdiri di tempat yang suci. Aku telah melihat kesengsaraan umat-Ku di Mesir dan telah mendengar jeritan hati mereka. Aku telah turun untuk membebaskan mereka, dan engkau akan Kuutus ke Mesir.’ Dengan demikian Allah mengutus kembali orang yang dahulu ditolak oleh bangsanya dengan kata-kata, ‘Siapakah yang mengangkat engkau menjadi penguasa dan hakim kami?’ Musa diutus menjadi penguasa dan penyelamat. Dan dengan melakukan banyak mukjizat ia membawa mereka keluar dari Mesir, melalui Laut Merah dan padang gurun selama empat puluh tahun. “Musa sendiri berkata kepada bangsa Israel, ‘Dari antara saudara-saudaramu Allah akan membangkitkan seorang Nabi seperti aku.’ Ternyata benar sekali ucapannya itu, sebab di padang gurun Musa menjadi perantara umat Israel dan Malaikat yang memberikan kepada mereka Hukum Allah, yaitu Firman Yang Hidup, di Gunung Sinai. “Tetapi nenek moyang kita menolak Musa dan ingin kembali ke Mesir. Mereka berkata kepada Harun, ‘Buatkanlah kami beberapa allah, untuk memimpin kami kembali ke Mesir, sebab kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan Musa, yang telah membawa kami keluar dari negeri itu.’ Mereka membuat suatu berhala berbentuk anak lembu, dan mempersembahkan kurban kepadanya serta bersukaria atas apa yang telah dibuat oleh mereka. “Lalu Allah meninggalkan mereka serta membiarkan mereka menyembah matahari, bulan, dan bintang-bintang sebagai dewa-dewa mereka. Dalam kitab nubuat Nabi Amos Tuhan Allah bertanya, “ ‘Hai Israel, kepada Akukah kamu mempersembahkan kurban selama empat puluh tahun kamu berada di padang gurun? Bukan, sebab sesungguhnya perhatianmu tertuju kepada dewa-dewamu Molokh dan Refan, dewa bintang, serta segala berhala yang kamu buat. Oleh karena itu, Aku akan mengirim kamu ke dalam pembuangan jauh di sebelah sana Babilonia.’ “Dalam perjalanan mereka melalui padang gurun itu, nenek moyang kita membawa Kemah Kesaksian. (Di dalamnya tersimpan batu tertulis yang berisi Sepuluh Hukum.) Bangunan itu dibuat tepat menurut pola yang telah diperlihatkan Allah kepada Musa.

Kisah Para Rasul 7:20-44 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Pada saat itulah Musa lahir. Ia adalah bayi yang sangat elok, dan selama tiga bulan Musa dirawat oleh orang tuanya di rumahnya. Ketika orang tuanya harus membuang Musa, putri Firaun mengambil dan membesarkan Musa seperti anaknya sendiri. Orang Mesir mengajarkan segala sesuatu yang mereka ketahui kepada Musa sehingga Musa menjadi hebat dalam perkataan dan perbuatannya. Ketika Musa berusia 40 tahun, ia memutuskan untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu bangsa Israel. Ketika Musa melihat seorang Israel dianiaya orang Mesir, ia membela orang Israel itu dan memukul orang Mesir itu hingga mati. Musa mengira saudara-saudaranya, yaitu orang Israel, akan mengerti bahwa Allah memakainya untuk menyelamatkan mereka. Tetapi mereka tidak mengerti. Keesokan harinya, Musa melihat dua orang Israel sedang berkelahi dan mencoba mendamaikan mereka. Ia berkata, ‘Teman-teman, kalian ini bersaudara! Kenapa kalian saling menyakiti?’ Tetapi orang yang melukai temannya itu mendorong Musa dan berkata kepadanya, ‘Siapakah yang mengangkatmu menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah kamu juga akan membunuhku, sama seperti kemarin kamu membunuh orang Mesir itu?’ Mendengar perkataan orang itu, pergilah Musa melarikan diri dari Mesir. Ia tinggal di tanah orang Midian sebagai pendatang. Selama menetap di sana, Musa memperoleh dua anak laki-laki. 40 tahun kemudian, seorang malaikat menampakkan diri kepada Musa dalam bentuk nyala api di semak yang terbakar. Peristiwa itu terjadi di padang belantara, dekat gunung Sinai. Ketika Musa melihat itu, ia heran sekali. Ia mendekati semak itu untuk melihat dari dekat. Lalu ia mendengar suara Tuhan, ‘Akulah Allah yang disembah leluhurmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.’ Musa menjadi gemetar ketakutan dan tidak berani lagi melihat ke semak itu. Tetapi Tuhan berkata kepadanya, ‘Lepaskanlah sandalmu karena tempat di mana kamu berdiri itu adalah tanah yang suci. Aku telah melihat betapa tertindasnya umat-Ku di Mesir. Aku telah mendengar tangisan mereka dan Aku akan turun untuk menyelamatkan mereka. Marilah! Aku mengutusmu kembali ke Mesir.’ Inilah Musa, seorang yang pernah ditolak oleh bangsanya sendiri dengan perkataan, ‘Siapakah yang menjadikanmu pemimpin dan hakim atas kami?’ Sekarang diutus Allah untuk menjadi pemimpin dan penyelamat. Allah mengutus Musa dengan bantuan malaikat yang ia lihat dalam semak yang menyala. Maka Musa memimpin bangsa itu keluar dari Mesir. Selama 40 tahun, Musa melakukan berbagai mujizat dan keajaiban di Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun. Musa yang sama juga yang berkata kepada bangsa Israel bahwa ‘Allah akan memberikan kepadamu seorang nabi dari antara bangsamu sendiri. Ia akan menjadi seperti Aku.’ Musa inilah yang berkumpul bersama malaikat di padang belantara, yang berbicara dengan Allah di gunung Sinai, dan ia bersama leluhur kita di padang gurun dan menerima firman Allah yang hidup untuk diberikan kepada kita. Tetapi leluhur kita tidak mau menaati Musa. Mereka menolak dia dan ingin kembali ke Mesir. Mereka berkata kepada Harun, ‘Musa memimpin kita ke luar dari Mesir. Tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi dengan Musa. Jadi, buatlah beberapa allah yang akan berjalan memimpin kita.’ Maka mereka membuat berhala yang mirip dengan anak sapi. Nenek moyang kita menyembah dan memberikan persembahan kepada berhala itu. Mereka bersukacita dengan allah hasil buatan tangan mereka sendiri. Tetapi Allah berpaling dari mereka dan membiarkan mereka menyembah bintang-bintang dan planet-planet. Inilah yang Allah katakan dalam kitab para nabi: ‘Hai orang-orang Israel, kamu tidak membawa persembahan dan korban sembelihan kepada-Ku di padang gurun selama 40 tahun. Kamu justru membawa kemah untuk Molokh dan patung bintang allahmu, Refan. Itu semua adalah berhala yang kamu buat untuk disembah. Maka Aku akan membuang kamu jauh dari Babel’. Di padang gurun, leluhur kita memiliki Kemah Suci. Allah memberitahu Musa bagaimana caranya untuk membuat Kemah itu. Ia membuatnya sesuai dengan rancangan yang diberikan Allah kepadanya.

Kisah Para Rasul 7:20-44 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri. Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu. Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya? Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu? Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki. Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir. Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? – Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu. Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya. Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu. Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir. Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa allah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir – kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Tidak pernah, malahan kamu mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan, patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Maka Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel. Kemah Kesaksian ada pada nenek moyang kita di padang gurun, seperti yang diperintahkan Allah kepada Musa untuk membuatnya menurut contoh yang telah dilihatnya.

Kisah Para Rasul 7:20-44 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pada masa itulah Musa lahir; ia bayi yang bagus sekali. Tiga bulan lamanya ia dipelihara di rumah bapaknya, dan setelah ia dibuang, putri Firaun mengambil dia, lalu memelihara dia sebagai anaknya sendiri. Segala ilmu bangsa Mesir diajarkan kepadanya dan ia menjadi orang yang sangat berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Waktu Musa berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk pergi melihat keadaan bangsanya orang Israel. Lalu ia melihat seorang dari mereka dianiaya oleh seorang Mesir; maka ia membela orang yang dianiaya itu dengan membunuh orang Mesir itu. Musa menyangka bangsanya akan mengerti bahwa Allah sedang memakai dia untuk membebaskan mereka. Tetapi ternyata mereka tidak mengerti. Besoknya ia melihat pula dua orang Israel berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka. Ia berkata, ‘Kalian ini bersaudara. Mengapa kalian berkelahi?’ Tetapi orang yang memukul kawannya itu mendorong Musa ke pinggir lalu berkata, ‘Siapa yang mengangkat kau menjadi pemimpin dan hakim kami? Apa kau mau membunuh saya juga seperti kau membunuh orang Mesir itu kemarin?’ Ketika Musa mendengar apa yang dikatakan oleh orang itu, Musa lari dari Mesir lalu tinggal di negeri Midian. Di sana ia mendapat dua orang anak. Empat puluh tahun kemudian seorang malaikat datang kepada Musa di padang gurun dekat Gunung Sinai. Malaikat itu datang di dalam api pada belukar yang sedang menyala. Musa heran melihat hal itu, sehingga ia pergi dekat-dekat untuk mengetahui apa itu. Lalu ia mendengar suara Tuhan berkata, ‘Akulah Allah nenek moyangmu; Aku Allah dari Abraham, Ishak, dan Yakub.’ Musa gemetar ketakutan sehingga tidak berani lagi melihat kepada belukar itu. Kemudian Tuhan berkata pula, ‘Lepaskan sandal yang kaupakai itu, sebab tanah di tempat kau berdiri itu adalah tanah yang suci. Aku sudah melihat dan memperhatikan pahitnya penderitaan umat-Ku di Mesir. Aku sudah mendengar keluhan mereka dan Aku turun untuk membebaskan mereka. Sekarang, mari! Aku akan mengutus engkau kembali ke Mesir.’ Musa inilah Musa yang tidak diakui oleh bangsa Israel dan yang ditolak dengan perkataan ini, ‘Siapa yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim kami?’ Tetapi justru dialah orang yang diutus Allah untuk menjadi pemimpin dan penyelamat, dengan bantuan dari malaikat yang datang kepadanya di belukar yang menyala itu. Musa itulah yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dengan melakukan keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa di Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun selama empat puluh tahun. Dialah juga Musa yang berkata kepada bangsa Israel, ‘Allah akan memberikan kepadamu seorang nabi yang dipilih dari antaramu sendiri, sama seperti Ia memilih aku.’ Musalah yang di tengah-tengah bangsa Israel di padang pasir, menjadi perantara untuk malaikat yang berbicara kepadanya di Gunung Sinai dengan nenek moyang kita. Dialah yang menerima dari Allah berita yang hidup untuk disampaikan kepada kita. Sekalipun begitu nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya. Mereka menolak dia dan ingin kembali ke Mesir. Mereka berkata kepada Harun, ‘Buatlah dewa-dewa untuk kami, supaya dewa-dewa itu memimpin kami. Sebab kami sudah tidak tahu lagi apa yang terjadi dengan si Musa itu yang membawa kami keluar dari Mesir!’ Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah patung anak lembu, kemudian mereka mempersembahkan kurban kepada patung itu dan mengadakan pesta untuk memuja barang buatan mereka sendiri. Maka Allah meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menyembah bintang-bintang di langit. Itu sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku nabi-nabi. Begini, ‘Hai orang-orang Israel! Bukannya untuk Aku kamu menyembelih dan mengurbankan binatang selama empat puluh tahun di padang pasir. Kemah berhala Molokhlah yang kamu bawa-bawa bersama-sama dengan patung bintang berhalamu, yaitu Refan; itulah patung yang kamu buat untuk disembah. Oleh sebab itu Aku akan membuang kamu sampai jauh ke seberang di negeri Babel.’ Kemah tempat Allah datang kepada manusia terdapat pada nenek moyang kita di padang gurun. Kemah itu dibuat atas perintah dari Allah kepada Musa dan menurut contoh yang diperlihatkan Allah kepada Musa.

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami