Kisah Para Rasul 22:6-22

Kisah Para Rasul 22:6-22 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

“Tetapi ketika saya dalam perjalanan mendekati Damsik, kira-kira tengah hari, tiba-tiba cahaya yang sangat terang memancar dari langit menyelubungi saya. Lalu saya terjatuh ke tanah dan mendengar suara yang berkata, ‘Saulus, Saulus, mengapa kamu menganiaya Aku?’ “Saya menjawab, ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ “Lalu kata-Nya, ‘Akulah Yesus dari Nazaret, yang kamu aniaya itu.’ Orang-orang yang ikut bersama saya juga melihat cahaya itu dan ketakutan, tetapi mereka tidak mengerti suara yang berbicara kepada saya. “Lalu saya bertanya, ‘Apa yang harus aku perbuat, Tuhan?’ “Dan Tuhan menjawab, ‘Berdirilah dan pergi ke Damsik. Di sana akan diberitahukan kepadamu semua hal yang sudah Aku rencanakan untuk kamu kerjakan.’ “Tetapi karena cahaya yang terlalu silau tadi, mata saya menjadi buta. Jadi saya masuk ke kota dengan dituntun oleh teman-teman seperjalanan. Di Damsik, ada seorang yang bernama Ananias. Dia sangat setia menaati hukum Taurat, dan semua orang Yahudi di kota itu menghormatinya. Dia datang berdiri di samping saya dan berkata, ‘Saudara Saulus, biarlah kamu dapat melihat kembali!’ Dan saat itu juga saya bisa melihat dia. “Lalu kata Ananias, ‘Allah nenek moyang kita sudah memilih kamu untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk mendengar suara Yesus secara langsung, dan melihat Dia yang selalu hidup benar di mata Allah. Hal-hal itu terjadi karena Dia sudah menetapkan kamu untuk memberitakan kesaksian kepada semua orang tentang apa yang sudah kamu lihat dan dengar. Jadi tunggu apa lagi?! Berdirilah dan hendaklah kamu dibaptis. Berdoalah kepada Tuhan Yesus supaya kamu dibersihkan dari dosa-dosamu.’ “Sesudah saya kembali ke Yerusalem dan sedang berdoa di rumah Allah, saya mendapat suatu penglihatan. Dalam penglihatan itu tampaklah Yesus berkata, ‘Cepat pergi dari Yerusalem, karena orang-orang di sini tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.’ “Tetapi saya menjawab, ‘Tuhan, mereka tahu bahwa saya pernah masuk ke rumah-rumah pertemuan untuk memukuli orang-orang yang percaya kepada-Mu dan memasukkan mereka ke penjara. Dan ketika Stefanus, saksi-Mu yang setia itu dibunuh, saya juga berdiri di sana dan mendukung pembunuhannya. Bahkan saya menjaga jubah para pembunuh itu.’ “Kemudian Yesus berkata kepada saya, ‘Pergilah! Karena Aku akan mengutus kamu ke tempat-tempat yang jauh, yaitu kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.’” Sampai di sinilah orang banyak itu mau mendengarkan Paulus. Begitu mendengar “bangsa-bangsa bukan Yahudi”, mereka langsung berteriak-teriak, “Binasakan orang itu! Dia tidak pantas hidup!”

Kisah Para Rasul 22:6-22 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

“Dalam perjalanan, kira-kira pada tengah hari, ketika saya hampir sampai di Damsyik, suatu cahaya yang terang benderang dari langit menyinari tempat di sekeliling saya. Saya rebah ke tanah dan mendengar suara berkata kepada saya, ‘Saulus, Saulus, apa sebabnya engkau menganiaya Aku?’ “ ‘Siapakah yang berbicara?’ tanya saya. Suara itu menjawab, ‘Akulah Yesus dari Nazaret, yang kauaniaya.’ Orang-orang yang menyertai saya melihat cahaya itu, tetapi tidak mengerti apa yang dikatakan. “Lalu saya berkata, ‘Apa yang harus saya lakukan, Tuhan?’ “Dan Tuhan berkata kepada saya, ‘Bangkit dan pergilah ke Damsyik. Di sana engkau akan diberi tahu mengenai apa yang akan kauhadapi dalam tahun-tahun mendatang.’ “Mata saya dibutakan oleh cahaya yang menyilaukan itu dan saya harus dituntun ke Damsyik oleh teman-teman seperjalanan saya. Di Damsyik datanglah kepada saya seseorang bernama Ananias, yang sangat saleh serta taat kepada hukum Yahudi dan sangat disegani oleh orang-orang Yahudi di Damsyik. Ia berdiri di samping saya serta berkata, ‘Saudara Saulus, terimalah kembali penglihatan Saudara.’ Pada saat itu juga saya dapat melihat dia! “Lalu ia berkata, ‘Allah nenek moyang kita telah memilih Saudara supaya mengetahui kehendak-Nya dan melihat Anak-Nya, satu-satunya yang benar-benar adil, serta mendengar Dia berbicara. Saudara harus menyampaikan pesan-Nya ke mana-mana serta memberitakan yang telah Saudara lihat dan dengar. Nah, jangan ayal lagi, dan berilah diri Saudara dibaptiskan dan dengan menyebut nama Tuhan, sucikanlah diri Saudara dari dosa.’ “Pada suatu hari setelah saya kembali ke Yerusalem, sementara saya sedang berdoa di dalam Bait Allah, dalam suatu penglihatan Allah berkata kepada saya, ‘Lekas! Tinggalkanlah Yerusalem dengan segera, sebab orang-orang di sini tidak akan mau mendengar pesan-Ku yang kausampaikan kepada mereka.’ “Tetapi saya menjawab, ‘Tuhan, pastilah mereka tahu bahwa dahulu saya pergi ke tiap rumah ibadat dan memenjarakan serta memukuli orang-orang yang beriman kepada-Mu. Sedangkan ketika Stefanus dibunuh, saya berdiri di situ menyetujui tindakan itu serta menjaga jubah orang-orang yang merajamnya.’ “Tetapi Allah berkata kepada saya, ‘Tinggalkan Yerusalem, karena engkau akan Kuutus jauh kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi!’ ” Orang banyak mendengarkan sampai ia mengucapkan kata-kata itu, lalu serentak mereka berteriak, “Singkirkan orang semacam itu! Bunuh dia! Dia tidak boleh dibiarkan hidup!”

Kisah Para Rasul 22:6-22 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

“Tetapi sesuatu terjadi padaku dalam perjalanan ke Damaskus. Kira-kira tengah hari, ketika aku hampir sampai di Damaskus, tiba-tiba suatu cahaya yang sangat terang dari langit menyinari aku. Aku terjatuh ke tanah dan mendengar suatu suara berkata kepadaku, ‘Saulus, Saulus, mengapa engkau menyiksa Aku?’ Aku bertanya, ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ Suara itu menjawab, ‘Akulah Yesus dari kota Nazaret, yang kamu siksa.’ Orang-orang yang bersamaku tidak mengerti suara itu, tetapi mereka melihat sinar itu. Aku bertanya, ‘Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?’ Tuhan menjawab, ‘Berdirilah dan pergilah ke Damaskus. Di sana, kamu akan diberi tahu semua hal yang telah Kurencanakan untuk kamu lakukan.’ Aku tidak dapat melihat karena sinar yang sangat terang itu telah membutakan mataku. Jadi, orang-orang yang bersamaku menuntunku ke Damaskus. Di Damaskus, seorang yang bernama Ananias datang kepadaku. Ia adalah seorang saleh yang menuruti hukum Taurat Musa. Semua orang Yahudi yang tinggal di sana menghormatinya. Ia datang kepadaku dan berkata, ‘Saulus, Saudaraku, terimalah penglihatanmu lagi!’ Pada saat itu juga, aku dapat melihat Ananias. Ia berkata, ‘Allah leluhur kita telah memilihmu sejak dahulu untuk mengetahui rencana-Nya. Kamu akan melihat Dia Yang Benar dan mendengar perkataan dari mulut-Nya. Kamu akan menjadi saksi bagi semua orang. Kamu akan menceritakan apa yang sudah kamu lihat dan dengar. Sekarang, tunggu apa lagi? Berdirilah, berilah dirimu untuk dibaptis dan bersihkanlah dosa-dosamu dan percayalah Yesus yang menyelamatkan engkau.’ Ketika aku kembali ke Yerusalem dan berdoa di Bait Allah, aku mendapat suatu penglihatan. Aku melihat Yesus berkata kepadaku, ‘Cepat, segera tinggalkan Yerusalem! Mereka tidak akan menerima kebenaran yang kamu katakan tentang Aku.’ Aku berkata, ‘Tetapi Tuhan, mereka tahu bahwa akulah orang yang telah memenjarakan orang-orang yang percaya kepada-Mu dan memukul mereka. Mereka juga tahu aku ada di sana ketika Stefanus, saksi-Mu, dibunuh. Aku berdiri di sana dan menyetujuinya. Aku jugalah yang memegang pakaian orang-orang yang membunuhnya!’ Tetapi Yesus berkata kepadaku, ‘Pergilah. Sebab aku akan mengutusmu ke tempat yang jauh, ke bangsa-bangsa bukan Yahudi.’” Orang-orang itu berhenti mendengar ketika Paulus bilang bagian terakhir itu. Mereka berteriak dan berkata, “Singkirkan orang ini! Ia tidak layak hidup di dunia lagi!”

Kisah Para Rasul 22:6-22 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan! Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu, bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan menyesah mereka. Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.” Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka mulai berteriak, katanya: ”Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!”

Kisah Para Rasul 22:6-22 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

“Waktu saya sedang dalam perjalanan dan hampir sampai di Damsyik, waktu tengah hari, suatu cahaya yang terang sekali tiba-tiba memancar dari langit di sekeliling saya. Saya rebah ke tanah lalu saya mendengar suatu suara berkata kepada saya, ‘Saulus, Saulus! Mengapa engkau menganiaya Aku?’ Lalu saya bertanya, ‘Siapakah Engkau, Tuan?’ ‘Akulah Yesus orang Nazaret itu yang kauaniaya,’ jawab-Nya. Orang-orang yang ada di situ bersama-sama saya melihat cahaya itu, tetapi mereka tidak mendengar suara yang berbicara kepada saya. Lalu saya bertanya pula, ‘Saya harus berbuat apa, Tuhan?’ Tuhan menjawab, ‘Bangunlah dan masuk ke Damsyik. Di sana nanti engkau akan diberitahu mengenai semua yang Allah mau engkau lakukan.’ Saya menjadi buta karena cahaya yang menyilaukan itu. Jadi kawan-kawan saya menuntun saya masuk ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias. Ia seorang yang saleh dan taat menjalankan hukum Musa. Semua orang Yahudi yang tinggal di Damsyik sangat menghormati dia. Ia datang menengok saya, lalu berdiri di sebelah saya dan berkata, ‘Saudara Saulus, hendaklah kau melihat lagi!’ Saat itu juga saya mengangkat muka saya, lalu melihat dia. Kemudian ia berkata kepada saya, ‘Allah nenek moyang kita sudah memilih engkau supaya engkau mengetahui kehendak-Nya, dan melihat Yesus, Hamba Allah yang melakukan kehendak Allah serta mendengar suara Yesus sendiri. Engkau akan menjadi saksi untuk mengabarkan kepada semua orang apa yang engkau sudah lihat dan dengar. Sekarang jangan lagi menunggu lama-lama. Bangunlah, dan berilah dirimu dibaptis. Berserulah kepada Tuhan supaya engkau dibebaskan dari dosa-dosamu.’ ” “Saya kembali ke Yerusalem, dan ketika saya sedang berdoa di Rumah Tuhan, saya dikuasai Roh Allah. Saya melihat Tuhan; Ia berkata kepada saya, ‘Cepat tinggalkan Yerusalem, sebab orang-orang di sini tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku.’ Saya berkata, ‘Tuhan, mereka tahu betul bahwa saya sudah memasuki rumah-rumah ibadat untuk menangkap mereka dan memukul orang-orang yang percaya kepada-Mu. Begitu juga ketika saksi-Mu Stefanus dibunuh mati, saya sendiri berada di situ dan menyetujui pembunuhan itu. Malah sayalah yang menunggui pakaian orang-orang yang membunuh dia.’ Tetapi Tuhan berkata lagi kepada saya, ‘Pergilah saja, sebab Aku akan menyuruh engkau pergi ke tempat yang jauh kepada orang-orang bukan Yahudi.’ ” Orang-orang masih terus mendengarkan Paulus berbicara, tetapi pada kalimat yang terakhir itu mereka berteriak sekeras-kerasnya, “Bunuh saja orang yang seperti itu. Ia tidak patut hidup!”

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami