Yesus menambahkan lagi, “Ada seorang ayah mempunyai dua anak laki-laki. Anak yang bungsu berkata kepadanya, ‘Bapak, berikanlah kepadaku harta warisan yang menjadi bagianku. Tidak usahlah aku menunggu sampai Bapak meninggal.’ Lalu orang itu membagikan harta warisannya kepada kedua anaknya itu. “Beberapa hari kemudian, si bungsu menjual semua hartanya itu lalu berangkat ke negeri yang jauh. Di sana dia menghambur-hamburkan uangnya dengan segala macam kesenangan duniawi, sampai akhirnya habislah semua uangnya. Lalu terjadilah bencana kelaparan yang luar biasa di seluruh negeri itu, sehingga dia jatuh miskin dan kelaparan. Anak bungsu itu pun pergi kepada salah seorang penduduk negeri itu untuk meminta pekerjaan. Orang itu lalu memberinya pekerjaan untuk memberi makan babi-babinya di ladang. Si bungsu begitu kelaparan sampai-sampai dia mau memakan makanan babi majikannya, yaitu tumbuh-tumbuhan keras, karena tidak ada orang yang memberinya makanan. “Akhirnya dia sadar akan keadaannya dan berkata dalam hatinya, ‘Semua pekerja upahan ayahku mendapatkan makanan yang cukup, bahkan sampai berlimpah-limpah, sedangkan aku di sini hampir mati kelaparan! Aku akan berangkat pulang kepada ayahku, lalu berkata kepadanya, “Bapak, maafkanlah aku! Aku sudah bersalah kepada Bapak dan berdosa kepada Allah. Aku tidak pantas lagi disebut anak Bapak. Aku mohon supaya Bapak menerimaku sebagai pekerja upahan saja.”’ “Lalu dia pun bangkit dan kembali kepada ayahnya. Tetapi ketika anak bungsu itu masih jauh dari rumah, ayahnya sudah melihat dia datang dan merasa kasihan kepadanya. Saat itu juga dia langsung berlari menemui anaknya itu, lalu memeluk dan menciumnya. Kemudian si bungsu berkata kepada ayahnya, ‘Bapak, maafkanlah aku! Aku sudah bersalah kepada Bapak dan berdosa kepada Allah. Aku tidak pantas lagi disebut anak Bapak.’ “Tetapi ayahnya berkata kepada pelayan-pelayannya, ‘Ambilkan segera jubah saya yang paling bagus dan pakaikanlah kepada anak saya ini! Pasanglah salah satu cincin saya pada jarinya dan sepasang sandal pada kakinya. Kemudian bawalah anak sapi yang gemuk dan potonglah. Biarlah kita makan dan bersukacita! Karena dulu anak saya ini seakan sudah hilang dan mati, tetapi ternyata dia masih hidup dan kembali kepada saya!’ Lalu mulailah mereka berpesta.
Baca Lukas 15
Dengarkan Lukas 15
Bagikan
Bandingkan Semua Versi: Lukas 15:11-24
3 days
Maybe God isn’t who you think He is. Maybe He’s much better. This devotional will help identify some Christian clichés we’ve all heard that are actually unbiblical lies. These clichés may seem innocent, but are harmful to our faith and keep far too many believers stuck in spiritual immaturity. Learn to encounter these lies with the truths about God in the Bible to bring encouragement and freedom to our lives.
3 Days
In this three-day devotional, we will look at what it means to live with purpose. Aimless living is all too easy and is a sad waste of our precious lives. Why not take the next three days to unpack what it looks like to turn from the ways of the world, face God and begin to follow Jesus – on purpose.
3 Hari
Dalam perjalanan rohani, pemahaman tentang identitas sebagai orang Kristen sangatlah penting. Dalam Kristus, kita memiliki hak istimewa sebagai anak-anak Allah. Dalam renungan ini, kita akan belajar identitas dalam Kristus dan memahami bagaimana identitas ini memengaruhi cara kita hidup sehari-hari.
4 hari
Uang atau kasih — mana yang lebih penting? Uang seringkali menjadi motivasi seseorang dalam bekerja/berbisnis, sedangkan kasih lebih sering dianggap sebagai sesuatu yang lemah. Oleh karena itu, melalui renungan ini kita akan belajar dari firman Tuhan, bagaimana menerapkan kasih dalam berbisnis dan tetap menghasilkan keuntungan, serta pilihan yang kita miliki sebagai orang percaya dalam membangun bisnis kita.
Simpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!
Beranda
Alkitab
Rencana
Video